Happy Reading!
JANGAN LUPA VOTE+KOMEN YA! mwahh
-
-
-
-Ditengah suasana menegangkan. Satya dengan emosinya, Elfino dengan luka-lukanya, Hadier dan Leo dengan pikirannya, dan Tiara dengan kebingungannya.
"Hallo gaes! Aduhh maaf nih Jex telat heheh, abis ngobrol-ngobrol ama satpam di depan." Ucap Jex memecahkan keheningan. Ia menebarkan senyum tak berdosa menatap orang-orang di sana.
Satya, ya dia agak dibuat kaget dengan kehadiran Jex. Laki-laki berkulit putih pucat itu menautkan sebelah alisnya.
Jex menatap Elfino yang terduduk lesuh. "Lah? Lu kenapa? Gak ada kursi apa?" tanya Jex. Ia masih belum menyadari luka-luka di wajah Elfino.
"Yaelah bray, gak usah sok-sok melarat dah di rumah camer. Biasanya juga narok kaki di atas meja," ucapnya sambil terkekeh.
"Jex?" Merasa terpanggil, Jex mengalihkan pandangannya pada sosok yang berada tidak jauh darinya. Jex tersentak kaget sesaat kala melihat sosok itu.
"Are you Jex?" Satya menatap penuh tanda tanya.
"Owww Yeaa! Satya? Wah! Sebuah kebetulan gue ketemu lo." Jex berjalan menuju Satya, dan merangkul laki-laki itu dengan penuh kegirangan.
Sahabat lamanya yang sudah sangat lama tidak berjumpa. Elfino mengerutkan dahinya bingung.
"Lo kenal dia?"
"Kenal lah! Dia temen gue. Kita mah udah deket banget," jawab Jex dengan yakin. Bodohnya ia masih belum sadar dengan apa yang telah terjadi di rumah itu.
Alih-alih sadar ia malah dibuat makin lupa.
"Kenalin nih, Satya temen gue." Jex memperkenalkan Satya pada Elfino.
"Eh, eh bentar. Mu-muka lo kenapa cok?" Jex melepaskan rangkulannya dari Satya, beralih mendekati Elfino. Memperhatikan setiap inci muka laki-laki itu. Mana tau abis liat jadi jatuh cinta hahaha. Enggak eh, bencanda.
"Muka lo kenapa?" Jex benar-benar panik dan khawatir.
"Sebelom masuk muka lo masih aman-aman aja, ini kok udah di dalem bonyok gini sih? Siapa gebukin lo?"
"Gue!" celetuk Satya. Jex menoleh menatap Satya. Ia sedikit bingung, ya ia tau temannya ini brengsek. Tapi kenapa digebuki?
"Dia buat salah?" tanya Jex.
"Cih! Dia pelaku pemerkosaan! Korbannya adek gue anjeng!" murka Satya. Tangannya mengepal dan siap melayangkan pukulan lagi.
Detik itu Jex tersadar, ia baru ingat siapa Satya. Kini matanya tertuju pada bingkai foto besar yang baru terpasang hari ini di rumah itu. Foto Satya, Leo, dan juga seorang gadis yang cukup dirinya kenal.
"Oh my God ...."
•••
Tubuh itu tergulai lemas di atas ranjang. Dengan tangan yang terpasang infus.
"Kami sudah melakukan serangkaian tes terhadap pasien. Hasil akan di terima sekitar satu Minggu lagi," jelas seorang dokter perempuan. Namanya Nadya.
Kavandra mengangguk pelan. "Apa dia akan segera sadar?"
"Tentu. Sepertinya Ranna syok berat, hingga membuat kondisi mental dan fisiknya terganggu. Apa ada sesuatu?" Nadya menatap Kavandra penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANNA • END • TELAH TERBIT
Teen Fiction"Gue kotor, Van. Gak papa kan gue peluk elo? Nanti gue cuciin baju lo, tapi kalo gak bersih-bersih maaf ya ...." #1 pelecehan #1 luka #2Kekerasa #2 pelecehan #3 pelecehan