Mirip

1.7K 154 18
                                    

Jangan lupa VOTE+KOMEN
-
-
-
Happy Reading gaes!

-
-
-

Setelah di rawat selama 3 hari di rumah sakit. Ranna hari ini izinkan pulang.

"Oke udah sampek rumah istirahat ya," pinta Dian seraya melepaskan jarum infus yang masih tertancap ditangan Ranna. Gadis itu menjawab dengan anggukan kecil, disertai senyum manisnya.

Saat ini ia hanya berdua dengan Dian. Satya tengah sibuk mengurus semua administrasi, Kavandra? Laki-laki itu entah kemana. Sejak semalam, ia tak kunjung kembali.

"Udah," finisnya sembari melekatkan alat-alat pada baki.

"Kalo gitu gue tinggal ya," pamitnya. Dian pun pergi bersama asistennya keluar dari ruangan itu.

Kini tinggalah Ranna seorang diri di ruangan itu. Rambutnya tergerai indah, dengan celana panjang dan Hoodie biru milik Kavandra.

Ditengah keheningan ruangan itu, Ranna hanya terdiam termenung sendirian.

Hingga suara kenop pintu kamar yang berbunyi. Suara itu membuyarkan lamunannya. Matanya teralih menatap sosok yang hendak masuk.

"Papa ...." lirihnya.

Laki-laki berusia 40 tahun itu masuk sembari tersenyum tipis. Langkahnya terlihat mendekat ke arah Ranna.

Dan benar saja, kini tubuh itu berdiri tepat dihadapannya.

"Sudah lama papa gak liat anak papa yang cantik ini," ucap Leo seraya mengusap lembut kepala Ranna.

"Bagaimana kondisimu?" Leo menarik kursi yang ada di samping ranjang Ranna.

Pria itu meraih tangan mungil anaknya, ia menggenggam erat tangan hangat itu. "Maafin papa ya. Papa gak bisa jenguk Ranna," ujarnya.

"Enggak papa kok. Lagian disini ada abang," balas Ranna sembari tersenyum getir. Leo membalas senyum Ranna.

"Hari ini ikut papa ya."

"Enggak," tolak Ranna cepat. Mendengar ajakan Leo saja bulu kuduk Ranna berdiri, ia merasa trauma dengan ajakan Leo.

Terkahir kali laki-laki itu mengajaknya pergi, dengan embel-embel pemeriksaan kehamilan. Tapi malah berlanjut ke aborsi paksa tanpa sepengetahuannya.

"Kenapa?" tanya Leo dengan wajah yang berubah datar.

"Ranna gak mau," jawabnya. Segera gadis itu melepaskan genggaman tangan Leo. Ia sembunyikan kedalam lengan panjang hoodienya.

"Papa cuman mau ajak kamu ke suatu tempat," katanya Leo.

"Enggak pah," tolak gadis itu lagi.

"Ranna ... dengerin papa. Papa gak akan bawa kamu ketempat yang aneh-aneh. Papa cuman mau jalan-jalan sama kamu," pujuknya. Dasar buaya rawa, sudah ditolak masih juga membujuk.

RANNA • END • TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang