Hay! Happy Reading gaes!
Udah itu aja sih:)***
"Kavandra!!! Busedd cakep Bengt!"
"Gila! Beneran itu Kavandra, Kavandra itu? Cakep banget woy!"
"Cuman lewat pake seragam sekolah aja keren, apa lagi nanti pas tampil? Pecah banget!"
"Bener! Ternyata bukan cuman rumor ya."
Banyak sekali pujian terucap untuk laki-laki tampan itu, baik dari kaum hawa maupun adam. Kavandra sukses menarik perhatian semua penonton, padahal laki-laki itu cuman melintas melewati lapangan basket indor, atau gor.
Ranna yang mendengar itu hanya diam, gadis itu duduk disebelah Satya. Menggunakan dress hitam pada bagian bawah dan putih pada bagian atas. Tak lupa ia menggunakan masker dan juga topi untuk menutupi diri.
Merahasiakan kehadirannya. Jujur saja, ia sebenarnya tida nyaman dengan orang-orang sekitar. Ranna merasa was-was, takut, kakinya terus saja mengentak-entak seperti orang gugup.
Ranna belum sembuh, hanya berusaha untuk melawan semuanya.
Tiba-tiba dua orang laki-laki duduk disebelah Ranna, sontak gadis itu sedikit keget. Saat dilihat, keduanya melambaikan tangan seraya tersenyum senang.
"Hai, Ranna." Laki-laki berwajah cute, pipi gembil itu menyapa Ranna. Dia adalah Seno, dan di sebelahnya ada Miko.
Ranna melotot kaget, karena hal itu. "Kalian tau gue?" tanya gadis itu polos.
"Tau lah. Orang sebelahnya abang lo, terus Kavandra ngasih tau tadi. Jadi gampang deh," ujar Miko sambil tersenyum.
Ranna mengangguk, dan kembali fokus. Rasa takutnya sedikit berkurang karena kehadiran Seno dan Miko. Orang-orang yang bisa membuat gadis itu nyaman.
Satu tangan gadis itu menggenggam erat tangan Satya, cowok itu menepuk-nepuk memenangkan agar Ranna bisa jauh lebih nyaman.
"Hallo semuanya, salam kenal dan selamat datang. Hari ini tiba saatnya untuk perlombaan dance yang sudah masuk ke tahun ke dua."
"Wahh! Masih baru banget kan, ya. Tapi udah cukup menarik perhatian hampir seluruh sekolah. Nah, disini kita memiliki sepuluh grub boy yang akan tampil hari ini. Terutama dari SMA Negeri Cempaka! Wahh, para member dari SMA ini beneran ganteng-ganteng benget loh ya! Apa lagi si dewa genius kita, Kavandra Juana Abiyanata. Visualnya bukan main lagi."
"Yang kabarnya deket sama Alica gak sih?"
Deg!
Jantung Ranna seperti terhenti kala mendengar mc itu mengatakan satu nama wanita lain.
Rasa nyeri di hati, Ranna menahan sesak.
Seno dan Miko sontak kaget, dan seketika menatap Ranna.
"Ran?" Seno memiringkan kepalanya menatap Ranna. Ranna menoleh. "Hmm?"
"Jangan didenger ya. Cuman gosip," kata Seno.
Ranna tersenyum kecut dibalik maskernya. "Kalo beneran juga gak papa," ujarnya dengan nada perih.
Satya menatap Ranna, laki-laki itu tau pasti Ranna merasa cemburu.
'Alica ya?'
'Gak boleh sakit hati. Gue bukan siapa-siapanya. Kalaupun itu bener, Kavandra pantes dapet yang jauh lebih baik lagi.' Ranna berkata dalam hati.
Lagian siapa yang mau dengan perempuan yang sudah rusak seperti Ranna? Perempuan yang sudah tidak suci lagi, bahkan saat ini ia tengah hamil diluar nikah. Ranna, gadis itu sadar dengan dirinya. Ia tidak cukup pantas dengan sosok Kavandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANNA • END • TELAH TERBIT
Novela Juvenil"Gue kotor, Van. Gak papa kan gue peluk elo? Nanti gue cuciin baju lo, tapi kalo gak bersih-bersih maaf ya ...." #1 pelecehan #1 luka #2Kekerasa #2 pelecehan #3 pelecehan