Beranjak petang, sekelompok mahasiswa yang asyik bermain basket di lapangan itu berangsur bubur. Tak terkecuali Sehun dan Chanyeol. Setelah saling berpamitan satu sama lain, satu persatu dari mereka mulai meninggalkan area fakultas teknik itu.
Sehun berjalan menuju halte sambil menelepon seseorang. Sementara Chanyeol mengeluarkan motor dari parkiran. Melihat Sehun yang duduk di halte, pemuda bertubuh jangkung itu pun menghentikan motornya di sana. Dia membuka kaca helmet berjenis fullface yang sedang dikenakannya. "Pulang sama siapa, bro?" tanyanya singkat.
Sehun awalnya agak kaget karena dihampiri ketua ukm basket kebanggaan anak teknik ini. Terlebih mereka tidak kenal akrab, hanya sebatas satu organisasi saja. Lagipula Chanyeol itu katingnya yang berjarak dua tahun dari angkatan Sehun, jangankan akrab, menyapa pun Sehun segan. "Ini nunggu papa, kak." jawab Sehun seadanya dengan senyum canggung. Karena sejujurnya hal ini mungkin memalukan di kalangan mahasiswa apalagi Sehun seorang laki-laki, tapi masih diantar jemput orang tua.
Sehun sudah siap jika Chanyeol mungkin akan menertawakannya, seperti yang dilakukan oleh teman-temannya yang lain saat mengetahui Sehun masih diantar jemput. Terlebih orang seperti Chanyeol yang bertampang badboy dengan ciri-ciri pelaku pembully di dirinya.
"Mau bareng gue aja?" tawar Chanyeol yang seketika membuat Sehun syok.
"Hah?!" Sehun ngeblank dengan respon Chanyeol yang di luar dugaan. Dia melongo karena ekspresi Chanyeol sama sekali tak menunjukkan rasa aneh terhadap Sehun. Normal dan santai. Karena memang seharusnya begitu bukan? Di antar jemput orang tua padahal sudah mahasiswa, itu memang normal kan? Sehun tidak melakukan tindakan kriminal kan?
"Mau bareng gue gak?" ulang Chanyeol sabar. "Cepetan, keburu maghrib nih!"
"Eh iya-iya!" Sehun seketika tersadar dari lamunannya dan bergegas naik ke boncengan motor Chanyeol. Setelah itu dia mengabari ayahnya untuk tidak perlu menjemputnya lagi.
Di jalan, Sehun pikir akan lebih canggung, ternyata tidak. Chanyeol pembawaanya ramah dan santai. sehun selama ini selalu berpikir bahwa Chanyeol pasti tipikal orang populer yang dingin dan sulit didekati. Dan hari ini pemikiran-pemikiran negatif Sehun itu terpatahkan dengan tindakan Chanyeol padanya.
"Lo jurusan apa?" tanya Chanyeol. Mereka memang tak pernah dekat sebelum ini, wajar jika Chanyeol tak tahu seluk beluk orang yang ia bonceng. Berbeda dengan Sehun yang sudah tahu tentang Chanyeol karena memang pemuda itu sepopuler itu dikalangan mahasiswa teknik.
"Saya Sehun mas, dari teknik kimia." jawab Sehun seformal mungkin.
Chanyeol terkekeh kecil kemudian melirik Sehun dari kaca spionnya. Sehun malu sampai wajahnya memerah karena lirikan tersebut. Tapi sebenarnya yang membuat pipinya merona tak hanya lirikan Chanyeol, tapi juga senyuman Chanyeol yang etah mengapa menurutnya menawan.
"Hahaha, gue tau kali nama lo. semua anggota ukm gue hafal namanya. Oh ya, ngomongnya jangan pake saya-saya,ya. Santai aja."
"Oh iya, Mas. Mas teknik mesin, kan?" Sehun berbasa-basi. Padahal aslinya dia sudah tahu bahwa Chanyeol memang dari teknik mesin.
"Kok tau?"
"Hehe iya, kan mas terkenal."
"Besok lo kelas jam berapa?" tanya Chanyeol.
"Jam delapan, mas."
"Wah sama dong, mau bareng?" tawar Chanyeol. Yang lagi-lagi membuat sehun menahan syok. Dia sampai bengong lagi. Chanyeol pun meliriknya lagi dari sepion. "Haloo?"
Sehun tersadar, "Eh, em i-iya, mas. Emang nggak ngerepotin?"
"Astaga, nggaklah, kan searah juga."
"Yaudah kalo gitu. Makasih sebelumnya, mas."
"Besok aja makasihnya, belum juga di tebengin."
Mereka asyik bercerita sambil Sehun sesekali mengarahkan alamatnya pada Chanyeol. Chanyeol juga memberi tahu alamat kosnya pada Sehun dan mempersilakan Sehun untuk sesekali mampir ke sana.Asyik becerita hingga akhirnya mereka sampai di depan gerbang rumah Sehun.
"Mau mampir dulu, Mas?" Sehun menawarkan.
"Em lain kali aja deh kayaknya." Chanyeol menolak dengan sopan.
"Oh yaudah kalo gitu, hati-hati, mas."
"Siap."
***
"Pi, hari ini Sehun bareng temen Sehun, ya." ucap Sehun yang melihat sang ayah yang tengah memasang dasi di ruang tengah.
Yeonseok yang mendengar itu seketika menoleh, "Temen yang mana?"
"Yang semalam nganterin Sehun pulang. Dia baik, Pi."
"Siapa namanya?"
Sehun memutar bola matanya malas, "Chanyeol Argandha, kosnya di Cendikia baru, motornya nmax biru, jurusan teknik mesin, senior 2 tahun di atas Sehun." Sehun sudah hafal apa yang akan ditanyakan selanjutnya oleh Yeonseok tentang seseorang yang akan menjemputnya. Dari dulu juga begitu. Yeonseok harus tahu betul identitas orang yang pergi bersama Sehun.
"Yaudah. Kalo ada apa-apa langsung kabarin papi."
"Astaga ada apa-apa gimana sih, Pi? nebeng ke kampus doang."
"Udah, sih, dek. Nurut aja, jangan ngelawan." Yoona, sang ibu, tiba-tiba saja nimbrung di tengah percakapan suami dan anaknya itu.
Sehun mengalah dari perdebatan ini. Dia pun memilih pamit, "Yaudah, Sehun duluan kalo gitu."
"Eh, siapa yang izinin kamu pergi sekarang? Papi juga harus liat langsung mukanya."
Lagi, Sehun hanya sanggup menghela nafas lelah saat Yeonseok berjalan mendahuluinya untuk menemui Chanyeol di depan gerbang.
Haiiii huhu aku kambek dengan work baru saat work lamaku yg tak kunjung ku update padahal udh tinggal bagian last partnya doang tapi buntu banget. Selamat menikmati yg satu ini ya, doain aja aku GK angin2an updatenya. Love u guys

KAMU SEDANG MEMBACA
Baper
ФанфикSehun dan Chanyeol dipertemukan dalam satu organisasi UKM yang membidangi olahraga. Keduanya memiliki passion yang sama di cabang olahraga basket. Mereka mulanya hanya berteman layaknya rekan organisasi pada umumnya, tapi perlakuan Chanyeol pada Seh...