Regret

353 47 18
                                    

"Bangsat lo Sehun anjing! Selama ini lo sok manis, padahal lo murahan! Pantes aja lo mau dianter jemput Kai! Sasimo lo! Brengsek!" Chanyeol memaki Sehun yang sudah terkapar karna ia pukuli dada dan wajahnya. Sehun tak sempat melawan, dia tak pernah terlibat perkelahian. Satu atau dua pukulan membuatnya langsung tumbang kebelakang dan kepalanya menghantam sudut keramik westafel toilet. Darah terus mengalir, tapi Chanyeol tak peduli.

Para anggota ukm berusaha melerai, tapi tadi saat di lerai Suho justru ikut terhempas karena amarah Chanyeol yang tak terlawan. Sementara Tzuyu sudah dibawa oleh anggota perempuan di ukm.

Sehun mulai merasa pusing luar biasa, mata berkunang-kunang, telinga yang penging. Dia sudah pasrah jika akhir hidupnya semenyedihkan ini. Difitnah atas sesuatu yang tak ia lakukan, kemudian dimaki dan meninggal di tangan orang yang sangat ia cintai.

Tapi di saat sekarat seperti ini Sehun masih sempat memikirkan Chanyeol. Ia merasa kasihan jika nanti Chanyeol akan dimasukkan ke penjara oleh keluarganya. Atau lebih parahnya Yeonseok akan melakukan hal yang sama seperti yang Chanyeol lakukan pada Sehun sekarang.

***

Tak sampai 24 jam, berita pelecehan di salah satu kampus negeri di ibu kota tersebar di seluruh platform media sosial. Sehun, pelaku utama dalam kasus tersebut sudah di larikan ke rumah sakit. Dokter bilang pendarahan di bagian belakang kepalanya lumayan serius, jadi mereka harus segera melakukan tindakan operasi.

Di depan ruang operasi sekarang ada Yoona, Yeonseok, Wendy serta Lisa tentunya. Yeonseok menenangkan Yoona yang sedari tadi menangis sampai tak bisa berkata-kata. Yeonseok sudah tahu siapa pelaku yang membuat putra yang begitu ia jaga bak sepatu kaca itu bisa sampai nyaris kehilangan nyawa. Tapi untuk sekarang dia belum sempat untuk mencari Chanyeol. Menenangkan Yoona dan memastikan Sehun baik-baik saja jauh lebih penting sekarang.

Mengenai kronologi kejadian, Mereka semua sudah mendengar itu dari Suho. Suho menceritakan sesuai dengan apa yang ia dan teman-temannya lihat. Seperti Sehun yang melecehkan Tzuyu, lalu Chanyeol datang menghajarnya.

Meskipun Yeonseok yakin Sehun tak mungkin melakukan hal keji tersebut, dia tak menyalahkan Suho. Suho hanya memberikan keterangan sesuai kejadian yang ia lihat, karena kejadian yang sebenarnya hanya Sehun, Tzuyu, dan cctvlah yang tahu.

"Hasil visumnya nunjukin ada jejak tangan anak gue?" tanya Yeonseok pada Siwon dari telepon. Seketika mengundang atensi Yoona, Lisa dan Wendy yang duduk berdekatan dengannya. Yeonseok yang mengerti tatapan mereka pun langsung mengeraskan suara panggilan supaya mereka bisa ikut menyimak.

Siwon yang kebetulan seorang personel kepolisian, diminta turun langsung oleh Yeonseok untuk menangani kasus ini. Memang, Siwon dulu sempat berkuliah bersama Yeonseok di jurusan kriminologi. Tapi saat semester ketiga Siwon memutuskan mengikuti tes akpol dan lulus. Bahkan sekarang Siwon sudah menyandang pangkat Komjen.

"Iya bener, tapi cctv yang katanya rusak itu tetep gue bawa."

"Gimana? aman?" tanya Yeonseok penasaran

"Iya, Yeon. Rekamannya masih utuh banget." tentunya bukan hal yang sulit untuk Siwon menyelidiki isi sebuah cctv.

"Shit! Jadi udah lo liat isinya? gimana?" Wajah Yeonseok memerah sampai ke telinga. Dia benar-benar mengutuk salah satu oknum yang mengatakan cctv di lokasi kejadian itu rusak.

"As we knew, your son would never made stupid things. Ntar gue kirimin videonya ke lu, gimana tu anak cewek yang narik Sehun ke dalam toilet. Tapi inget Yeon, lo harus pinter-pinter kendaliin emosi lo."

Yeonseok dan yang lain sama-sama tersenyum lega."Thanks, Won."

***

Satu negera kembali digemparkan setelah Siwon merilis rekaman cctv di mana Tzuyu menarik paksa Sehun ke dalam toilet. Tentunya kabar itu sampai pula ke Chanyeol dan Tzuyu.

Saat bukti belum tersebar, para netizen memberikan banyak dukungan untuk Tzuyu dan merasa Chanyeol adalah sosok heroik. Sementara Sehun disudutkan dan dianggap predator menjijikkan. Sekarang postingan netizen berbalik. Mereka memberi dukungan penuh untuk Sehun dan menghujat Chanyeol serta Tzuyu berkali-kali lipat kejamnya.

Tzuyu yang beberapa menit lalu merasa menang, puas, dan yakin Chanyeol setelah ini menjadi miliknya seutuhnya, sekarang sedang panas dingin. Dia sudah punya dugaan tersendiri tentang konsekuensi yang akan ia terima sebentar lagi. Bukti bisa tersebar secepat dan semudah itu. Padahal tadi Tzuyu sudah membayar seseorang di tkp untuk mengatakan bahwa cctv tersebut adalah cctv usang yang sudah rusak pada pihak kepolisian yang bertugas. Ini artinya orang tua Sehun bukan orang sembarangan dan koneksinya juga bukan orang sembarangan.

Chanyeol sendiri juga merasakan hal yang sama. Dia tahu setelah ini dia pasti akan dijemput oleh ayah Sehun untuk dijebloskan ke penjara. Atau mungkin ke neraka.

Tapi yang lebih terasa bagi Chanyeol sekarang adalah rasa sesal di hatinya yang mungkin tak akan pernah hilang. Sehun, anak itu benar-benar pemuda polos yang selama ini ia idamkan. Seorang pemuda dengan pemikiran lugu yang mungkin tak akan ia temukan pada orang lain. Dia benar-benar Sehun yang manis, apa adanya, seperti kelihatannya.

Chanyeol menyukai Sehun sejak pertama kali anak itu ikut seleksi anggota tim basket. Anak itu sopan dan tak pernah mengeluh. Belum pernah Chanyeol rasakan sesuatu yang sama saat ia menatap orang lain seperti ia menatap Sehun.

Sehun juga sosok yang menyenangkan. Banyak teman-teman angkatan Chanyeol yang senang bercanda dengannya karena Sehun memiliki aura positif. Dia tidak mudah tersinggung dan pintar menempatkan diri.

Tapi Chanyeol selalu menampik bahwa ia menyukai Sehun lebih dari adik tingkat ataupun teman seorganisasi. Dia selalu menunda untuk menyatakan perasaannya pada Sehun. Karena dia sendiri tak yakin apakah dia benar-benar menyukai Sehun atau sekadar penasaran saja. Padahal dia sendiri menamai kontak Sehun dengan "Rare Sehun" yang bermaknakan Sehun adalah sesuatu yang langka. Sesuatu yang mendapatkannya penuh perjuangan.

Kini, karena ulah seorang perempuan gila, Chanyeol nyaris membunuh sesuatu yang langka itu. Sesuatu yang harusnya ia perjuangkan. Chanyeol mungkin takkan pernah mampu memaafkan dirinya sendiri. Terutama memaafkan Tzuyu. Setelah ini, mungkin jika Tzuyu berani menampakkan wajah di depannya, maka Chanyeol tak segan untuk meludahinya.

Semua perandaian mengitari kepala Chanyeol. Andai dia tak tersulut emosi, andai dia mendengarkan penjelasan Sehun terlebih dahulu, andai, andai, andai. Chanyeol sampai menangis tersedu-sedu memikirkan nasib pemuda manis yang malang itu.

Chanyeol tak lagi takut jika dia mati ditangan ayah Sehun sebentar lagi. Yang lebih dia takutkan jika nanti Sehun bangun dan tak memberikan maaf untuknya.

***

Operasi Sehun berhasil. Meskipun operasi baru selesai sekitar delapan jam lebih, Sehun dinyatakan selamat. Tapi kondisinya belum stabil. Pun begitu, Sehun sudah ditempatkan di ruang rawatnya.

"Tante, makan dulu ya. Kata om Yeon, tante belum makan dari siang." Wendy menyodorkan bungkusan sterofoam putih ke Yoona.

Tadi, karena operasi yang berlangsung cukup lama, Wendy dan Lisa memutuskan pulang sebentar untuk mandi dan berganti baju. Tak lupa Yeonseok menitip pesan agar mereka membelikan makanan untuk Yoona saat kembali ke rumah sakit.

"Makasih, sayang." Yoona menerima bungkusan itu. "Tadi kalian ketemu om Yeon di mana?"

"Di parkiran, Tan."

"Waduh! Om bilang ga kira-kira dia mau ke mana?" Yoona mulai menatap cemas pada kedua gadis di depannya. Dia takut Yeonseok pergi untuk mencari pelaku yang menyebabkan Sehun terkapar. Yoona memang sakit hati pada orang-orang itu, tapi dia juga tak mau suaminya lepas kendali yang nantinya justru akan memperumit masalah.

Lisa mengelus punggung wanita itu dengan lembut, "Tante tenang aja, om Yeon cuma mau nemuin temennya di polres."

"Kamu yakin?"

Lisa tersenyum dan mengangguk seyakinnya, "Om Yeon ga bakalan gegabah tante.."

BaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang