Sehun merasa canggung luar biasa saat Yeonseok berdiri memerhatikan Chanyeol yang tengah menunggunya di depan gerbang. Lain dengan Sehun yang merasa tak enak, Chanyeol justru terlihat santai tapi tatapannya tetap santun.
"Pagi, Om." ucap Chanyeol ramah. Sehun yang melihat itu menaikkan alisnya, nyali Chanyeol bukan main.
Yeonseok dengan wajah arogan dan tatapan instensnya hanya menjawab sapaan Chanyeol dengan deheman singkat.
"Kamu Chanyeol?" tanya Yeonseok to the point.
Sehun dalam hati merutuki sifat papinya itu.
"Betul, Om."
"Boleh perlihatkan ktp kamu sebelum nebengin anak saya?"
"What?! Papi!" pekik Sehun yang merasa sikap Yeonseok sedikit keterlaluan.
Tapi Chanyeol justru menatap Sehun seolah mengisyaratkan, "selow, gapapa kok." Sembari mengeluarkan KTPnya dari dalam dompet.
"Ini, Om." Dia memperlihatkan KTPnya pada Yeonseok dengan santai.
Yeonseok mengamati Ktp itu dengan saksama. "Ok, silakan bawa Sehun. Hati-hati."
"Baik, Om. Permisi, Om." Chanyeol mengulurkan tangannya, Sehun sudah waswas jikalau Yeonseok tak menyambut uluran itu. Tapi Yeonseok justru dengan santai memberikan tangannya untuk dicium oleh Chanyeol.
Sehun hanya bisa menatap takjub. Setelah sekian lama, akhirnya ada salah seorang dari temannya yang berani dan santai menghadapi sikap menyebalkan Yeonseok. Empat jempol untuk Chanyeol.
"Yok, Hun!" ajak Chanyeol sembari menurunkan footstep motornya satu persatu sebelum Sehun naik. Tak sampai situ, Chanyeol juga membantunya memasang pengunci helm.
Jantung Sehun nyaris keluar menembus rusuknya karena berdetak begitu kencang.
***
"Tapi emang wajar aja ga sih, kalo dia perlakuin gue kek gitu?" tanya Sehun pada kedua sahabatnya saat mereka duduk di kantin fakultas. Barusan dia menceritakan hal-hal yang dilakukan oleh Chanyeol untuknya dalam dua hari terakhir.
"Kamu nanyea?" sahut Wendy dengan nada bercanda.
"Ck! Serius gue!" Sehun memukul pelan lengan gadis itu.
Wendy terkekeh pelan, "Menurut gue sih nggak wajar, ya. Tapi gue juga nggak mau lo terlalu ngarep sih, Hun." jawabnya dalam mode serius.
"Kalo menurut lo gimana, Lis?" Wendy menyenggol lengan sahabatnya yang satu lagi.
"Cowok? Nurunin footstep, masangin helm, nebengin cowok?" Lisa mengulang curhatan Sehun sebelumnya. "Menurut gue agak mustahil ini bisa terjadi di tongkrongan cowok-cowok normal. Tapi, kalo pun dia teridentifikasi hompimpalaiyumgambremg, ya bisa jadi dia emang ngelakuin itu ke semua temen cowoknya." jelas Lisa panjang lebar.
Menurut Sehun pendapat Lisa ada benarnya. Hal seperti ini tidak mungkin terjadi jika Chanyeol tak tertarik dengan sesama jenisnya. Tapi jika Chanyeol gay, ada kemungkinan dia tipikal orang friendly.
"Saran gue, lo jangan baper aja sih, udah." pesan Lisa.
"Yak betul!" Wendy mengamini.
"Ah, enggaklah, yakali gue baper!" Sehun cepat-cepat membantah.
Lisa menghela nafas pelan, "Iyain aja."
Setelah tiga dari sahabat ini memutuskan diam dan menikmati makanan mereka, tepat saat itu Chanyeol memasuki area kantin. Dia bersama seorang gadis di sebelahnya yang juga dari jurusan yang sama dengan Sehun. Itu adalah Tzuyu, kating yang berjarak 1 angkatan dengan Sehun. Mereka nampak akrab.
"Tuh, baru juga dibilang." bisik Wendy pelan.
Sehun bersiap mengembangkan senyumnya saat iris Chanyeol menubruk pengelihatannya. Namun belum sempat mereka saling menyapa, Tzuyu malah menarik lengan Chanyeol sambil berkata, "Makan di kantin sebelah aja yuk, Mas."
Melihat ekspresi sebal Sehun yang tak tersembunyikan saat ditinggal begitu saja oleh Chanyeol bersama Tzuyu, Lisa mengelus punggung anak itu pelan sambil tertawa meledek, "Sabar, ya, Hun. Nggak baper kan?"
***
"Mas, aku boleh nanya ga?" tanya Sehun ragu. Kini dia berada di boncengan Chanyeol.
Tadinya Sehun pikir Chanyeol tak menebenginya saat pulang. Karena dia menduga Chanyeol akan pulang bersama Tzuyu. Tapi saat diparkiran Chanyeol sudah menungguinya. Bahkan pria itu mengungkapkan dia sudah menunggu selama satu jam karena kelasnya lebih dulu usai daripada Sehun. Sehun pun semakin dibuat bingung dengan tingkahnya ini. Normal kah jika seorang teman seeffort ini pada temannya?
"Ya, apa?"
"Mas pacarnya Tzuyu, ya?" Sehun kesannya kepo, tapi tidak, dia tidak bermaksud. Tapi ya, dia penasaran.
Chanyeol hening beberapa saat. "Emang kenapa?"
Mendengar ucapan Chanyeol, Sehun ciut. Dia langsung enggan meneruskan rasa penasarannya. "Eh gapapa, mas. Sorry, ya." katanya tak enak.
Chanyeol menghela nafas di balik helmnya yang tentu saja tak terdengar oleh Sehun. Dia kemudian melirik Sehun sekilas melalui sepion. Anak itu nampak malu, dengan wajahnya yang memerah.
"Laper, nggak, Hun?" tanya Chanyeol, di luar topik.
"Lumayan, Mas." jawab Sehun jujur.
"Mau makan apa?"
"Em.. terserah." jawab Sehun.
"Ck! Terserah itu di mana jualnya?" Chanyeol mencebik kesal mendengar jawaban terserah.
Sehun tertawa ringan, "Hehe, Sehun makan apa aja mau kok."
"Makan dipinggir jalan mau?" ajak Chanyeol dengan nada becanda.
"Mau." jawab Sehun dengan mudahnya.
Chanyeol spontan menoleh ke belakang melihat ekspresi Sehun yang serius dengan ucapannya. Dia agak syok, "Beneran?" tanya Chanyeol. "Emang lo pernah makan dipinggir jalan?"
"Sering." Sehun sendiri bingung, kenapa Chanyeol bisa ragu.
"Hah? Becanda. Yakali orang kayak lo makan dipinggiran." Chanyeol tertawa remeh.
Sehun mencebik kesal, "Lah? Orang emang sering kok bareng Lisa, Wendy." ungkapnya ketus.
"Yaudah kalo gitu ayok ke tempat nasgor langganan gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Baper
Fiksi PenggemarSehun dan Chanyeol dipertemukan dalam satu organisasi UKM yang membidangi olahraga. Keduanya memiliki passion yang sama di cabang olahraga basket. Mereka mulanya hanya berteman layaknya rekan organisasi pada umumnya, tapi perlakuan Chanyeol pada Seh...