"Gue dulu SMA pernah suka aja sama Tzuyu, sempet confess juga. Tapi ditolak sih. Itu tadi dia tiba-tiba ngechat gue ngajak ke kantin pas jam Ishoma. Gue nggak ada bilang iya, eh bocahnya udah nyamper duluan depan kelas." terang Chanyeol tentang pertanyaan Sehun di atas motor tadi. Sehun tak ada mengulang pertanyaan itu, tapi tiba-tiba saja Chanyeol memberikan klarifikasi setelah menyelesaikan suapan terakhir nasi gorengnya.
Sedangkan Sehun mendengarkan dengan nasi gorengnya yang masih tersisa beberapa suap lagi. Dia ber-oh singkat saja menanggapinya.
Chanyeol mengeluarkan sebatang rokok dari kantongnya dan mulai menghidupkannya. Sehun terpukau dengan pemandangan di depan matanya. Chanyeol menyalakan rokok adalah satu mahakarya tuhan yang tak ternilai indahnya. Tampan, kharismatik, dan maskulin di saat yang bersamaan.
"Eh, btw lo gapapa nih hirup asap rokok?" tanya Chanyeol sambil menjauhkan rokoknya sejenak.
"Yagapapalah mas. Keknya daritadi kamu underestimate aku, kenapa sih? Emang aku keliatan secupu itu?"
Chanyeol terkekeh singkat, "Gue cuma ngehargain bokap lo, Hun. Gue liat dia seprotektif itu. Jadi, selagi lo bareng gue, ya gue harus bisa nyamain standar dia dalam ngejaga lo."
Sehun sungguh salah tingkah mendengarnya. Setengah mati ia menahan pipinya supaya tidak terlihat merah, tapi sepertinya gagal.
"Hun, pipi lo merah? Lo sakit?" wajah khawatir Chanyeol semakin menambah kadar merah di pipi Sehun.
"Ih, eng-enggak mas! Gerah aja ini."
"Ooh, syukur lah." Chanyeol mendesah lega. "Makanya kalo nggak kuat makan di pinggiran ya jujur aja kali. Gue mampu kok ngajak lo makan di restoran apapun yang lo mau."
"Mas, stop deh jangan lebay. Pertama, aku udah biasa makan dipinggiran bareng Lisa sama Wendy, kedua aku gaada kepikiran kalo mas gamampu bayarin aku makan, terakhir nih, papa tu sering tau ngerokok depan aku." protes Sehun dengan nada judesnya.
Chanyeol lagi-lagi tertawa ringan, "Yaudah, maaf."
"Yaudah sujud biar dimaafin." gurau Sehun.
Chanyeol mengangkat alisnya sebelah, "Lo aja yang sujud mau? Gak usah sujud deh, berlutut aja sambil pegangan sama rokok gue." katanya sambil tersenyum jahil.
Sehun mengerutkan kening, "Ngapain kek gitu? Kok aneh banget posisinya? Pegangan sama rokok gimana?" tanyanya polos.
Shit. Jadi Sehun sepolos itu? batin Chanyeol ingin berteriak. "Lupain, Hun, gue becanda."
"Maaf, mas, gak lucu. Masa disuruh berlutut sambil pegangan rokok yang sekecil ini? ngapain coba?" tutur Sehun sambil menunjuk rokok yang diapit kedua jari Chanyeol.
"Bukan rokok yang ini, Hun. Rokok daging." tapi Yasudahlah, setidaknya Chanyeol cukup bersyukur jika isi pikiran Sehun masih sesuci itu.
***
Sepulang dari mengantar Sehun, Chanyeol mengecek ponselnya dan mendapati satu pesan whatsapp dari Tzuyu. Dia sebenarnya enggan membalas, tapi takutnya memang ada suatu hal tang penting sehingga mau tak mau dia balas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baper
FanficSehun dan Chanyeol dipertemukan dalam satu organisasi UKM yang membidangi olahraga. Keduanya memiliki passion yang sama di cabang olahraga basket. Mereka mulanya hanya berteman layaknya rekan organisasi pada umumnya, tapi perlakuan Chanyeol pada Seh...