"Halo, Olga?" sapa sebuah suara yang sangat aku rindukan.
"Ya? Gian?"
"Hari ini, bisa kita bertemu?"
"Bisa, ketemu di mana?" jawabku penuh antusias.
"Aku jemput kamu aja."
"Enggak usah! Kita ketemuan aja, mau di mana?"
"Di cafe biasa. Jam 19.00."
"Oke."
"Sampai ketemu, Olga."
Sambungan pun terputus. Aku senang sekali mendapat telepon dari Gian. Pria yang sudah lama aku sukai secara diam-diam.
Aku harus bersiap mempercantik diri, dan mengirimkan pesan pada Remy. Bagaimanapun, ia harus tahu aku pergi ke mana.
Seharian ini, kerjaanku di rumah hanya berenang dan menonton tv.Pukul 17.30, Remy sampai di rumah. Aku sudah mandi dan bersiap. Hanya tinggal menunggu berangkatnya saja. Aku tidak keluar kamar. Aku yakin, Remy pasti sedang makan malam sendirian.
Tidak lama kemudian, aku keluar kamar. Tanpa diduga, Remy sedang berdiri di depan kamarnya, punggungnya bersandar pada pintu.
"Kamu ngapain?" tanyaku.
"Kamu mau pergi?" Ia tak menjawabnya, malah bertanya.
Aku mengangguk.
"Ayo!" ujarnya.
"Ke mana?"
"Aku antar!"
"Enggak usah! Aku–"
"Aku tunggu di mobil!"
Ia langsung turun ke bawah tanpa mau mendengarku. Lalu, aku dengan cepat turun menyusulnya.
"Remy! Rem..."
Ia segera masuk ke mobil.
"Rem, aku enggak usah diantar."
"Masuk!"
Aku menghela napas dan akhirnya masuk ke mobil.
Ia sama sekali tidak bertanya ataupun bicara. Sepanjang perjalanan, kami berdua hanya diam. Hanya ada suara musik dari radio.Tiga puluh menit kemudian, kami sudah sampai di depan cafe.
"Terima kasih," ujarku dengan rasa tak enak hati.
"Aku tunggu."
"Enggak usah, aku pasti lama."
"Aku tetap nunggu kamu sampai selesai. Enggak usah hiraukan aku, dan aku nunggu di mobil."
"Tapi, Rem..."
"Sudah sana, kamu temui aja temanmu itu!"
Aku akhirnya memilih masuk dan meninggalkan Remy di mobil. Entah, ia benar menungguku di sana, atau mungkin ia jalan-jalan dulu.
Lagipula, menunggu itu suatu hal yang membosankan. Aku tidak yakin dia akan di sana sampai aku selesai.
"Olga!" Gian memanggilku dari ujung meja sana seraya melambaikan tangannya.
Ia tersenyum sangat manis sekali. Aku menghampirinya.
"Aku udah pesan greentea latte, kesukaan kamu," ucap Gian.
"Terima kasih."
"Apa kabar Olga?" tanyanya kemudian.
"Baik, kamu sudah selesai kerjaannya?" tanyaku.
"Sudah. Sekarang aku di tempatkan di sini. Bagaimana pekerjaan kamu?
"Emm, lancar."
Aku rindu sekali melihat wajahnya, senyumnya. Gian sangat baik dan perhatian, itulah yang membuatku jatuh cinta padanya. Tentu saja ia tidak tahu hal ini. Aku hanya bisa mencintainya secara diam-diam. Aku tidak berani mengungkapkan perasaanku padanya, takut sikapnya akan berubah dan ia menjauh dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE (MONEY)OU!
ChickLit"Cewek itu suka cowok bau. Bau-bau Rupiah." [Quotes di atas, kata Olga.] ~~~~~ Olga (26), cewek miskin yang banyak hutang hasil warisan kedua orangtuanya, bertekad, untuk memperkaya dirinya. Ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan bonafid. Seper...