"Rem, Olga gimana keadaannya?" Mama datang ke rumah kami, setelah mendengar kabar dari Mbak Raras, bahwa aku sakit dan segera ingin kembali ke Jakarta.
Sekarang kami sudah di Jakarta dan aku langsung istirahat di kamar. Mama ada di sini, melihat keadaanku. Remy sedang mengecek sesuatu di laptopnya.
"Olga sudah mendingan, Ma." Remy berkata seraya mengetik sesuatu di laptop.
"Ini!" Mama menyodorkan benda pipih panjang berwarna putih pada Remy.
"Ini buat apa?" tanya Remy bingung.
"Ini testpack. Coba tes besok pagi, siapa tahu Olga lagi hamil." Mama begitu antusias menyuruh Remy.
"Ya ampun, Ma! Olga enggak hamil!"
"Jangan sok tahu kamu, Remy! Coba nurut sama Mama!" Mama bersikeras.
"Iya, besok pagi Olga bakal tes, ma," akhirnya Aku menjawab.
Remy melihatku seraya memberikan tatapan bingung.
"Iya, Olga. Besok langsung kabari Mama, ya?" Mama mengusap kepalaku dengan lembut.
Aku mengangguk lemah.
Tidak lama berselang, setelah berbicara sebentar dengan Remy, mama pamit.
"Kamu beneran mau tes?" Remy menghampiriku di ranjang.
"Iya. Biar mama enggak penasaran lagi, kasihan."
Remy hanya mengangguk setuju.
"Besok ada meeting?" tanyaku.
"Papa yang gantiin."
"Kok bukan kamu aja?" tanyaku lagi.
"Kamu masih sakit, aku akan ke kantor kalau kamu udah sehat."
"Enggak apa-apa, besok pasti udah lebih sehat lagi. Kamu terlalu lama ninggalin kantor, kasihan papa. Dia kan udah tua, pasti capek banget," ujarku.
"Kamu enggak apa-apa aku tinggal?" tanyanya memastikan.
Aku mengangguk pasti.
***
Pagi ini aku bangun dengan tubuh segar. Aku yakin, aku sudah lebih baik. Remy belum bangun, aku bergegas mandi dan setelahnya, turun ke dapur, menghampiri Mbak Tini.
"Non, udah sehat?" tanyanya.
Aku mengangguk beserta senyum lebar menghiasi wajahku. Rasanya senang, bisa beraktifitas kembali.
"Saya aja yang masak, Mbak."
"Jangan, Non! Nanti Mas Remy marah sama saya, Non istirahat aja, ya?" Mbak Tini tampak khawatir.
"Saya capek tiduran terus. Udah, saya aja yang masak. Remy enggak bakal marah, percaya, deh!"
"Ya udah, kalau gitu! Saya nyapu halaman belakang dulu ya, Non," pamit Mbak Tini.
Aku hanya bergumam sebagai jawabannya. Aku langsung membongkar kulkas, melihat ada daging apa saja yang bisa aku olah. Mbak Tini sudah menyiapkan sayur brokoli, aku tinggal memasaknya. Aku harus cepat, sebelum Remy bangun.
Entah sudah berapa lama aku bejibaku di dapur, tiba-tiba saja sepasang lengan melingkar di perutku dari belakang. Beserta embusan napas hangat menyentuh telinga dan kulit leherku.
"Astaga! Kamu ngagetin tahu, enggak?!" ujarku setelah melirik siapa yang memelukku.
"Kamu udah sehat?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE (MONEY)OU!
ChickLit"Cewek itu suka cowok bau. Bau-bau Rupiah." [Quotes di atas, kata Olga.] ~~~~~ Olga (26), cewek miskin yang banyak hutang hasil warisan kedua orangtuanya, bertekad, untuk memperkaya dirinya. Ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan bonafid. Seper...