*3200+ words
happy reading!
cw // 🔞 sex (be smart reader) kalo kalian sensitif dgn mature content di mohon untuk skip aja ya gais bagian itunya.
*****
Renata kembali ke apartemennya dengan wajah lelah. Hari ini cukup melelahkan di kantornya karena ia harus mengurus beberapa hal yang belum sempat ayahnya selesaikan. Saat masuk ke dalam apartemennya, lagi-lagi hidungnya disambut dengan harum masakan dari dapur.
Selain lelah ia juga sangat lapar karena hampir melewatkan jam makan malamnya. Ditaruhnya tas miliknya di sofa yang berada di ruang tengah, kakinya berjalan menuju dapur. Di sana Rajan tengah anteng bersama peralatan dapur yang hampir tidak pernah Renata sentuh.
Dengan lihai Rajan mengiris bawang dan bahan lainnya. Renata yang melihatnya cukup kagum karena tangan pria itu benar-benar sudah pandai dalam urusan dapur.
"Selamat malam." sapanya seketika membuat Rajan berhenti dari kegiatannya lalu melirik Renata yang masih berdiri di ambang perbatasan antara dapur dengan ruang tengah.
"Malam." balas Rajan sekenanya.
Renata cemberut sambil menghentakkan kakinya ia berjalan ke arah kursi kitchen set yang ada di dapurnya. Ia menopang dagunya melihat tangan Rajan yang bermain dengan bahan-bahan masakan.
"Lo masak apa?" tanya Renata penasaran.
Rajan meliriknya lagi sebentar lalu pria itu memasukkan sebuah hidangan yang sudah ia masak sebelumnya ke dalam wadah yang berisi masakan juga.
"Risotto. Lo suka ga?" jawab Rajan.
Renata mengangguk-angguk. Ia pemakan segala makanan.
"Suka aja kalo dibikinin mah."
"Ini makan." Rajan menggeser sepiring risotto yang ia buat ke hadapan Renata. "Jangan ngajak gue ngomong kalo lagi di meja makan, ga akan gue tanggepin." lanjut Rajan.
Renata mengangguk mengerti. Berarti yang tadi pagi bukan sikap Rajan yang aneh, memang dirinya saja yang salah mengajak pria itu bicara saat makan. Akan Renata catat di otaknya agar ia ingat dan tidak melakukan kesalahan lagi.
Selesai makan Renata langsung menaruh piring bekas makannya di wastafel. Mencuci tangan serta membuka kulkasnya dan mengambil dua bungkus es krim yang sengaja ia stok di kulkasnya. Ia memberikan satu bungkus lainnya pada Rajan.
"Jadi gue udah boleh ngajak lo ngomong sekarang?" tanya Renata sambil memakan es krimnya.
"Terserah." sahut Rajan. Pria itu beralih memakan es krim yang dikasih Renata dan memilih untuk mendengarkan wanita itu bicara.
"Gimana sama sekretaris baru lo?" tanya Renata.
Rajan mengangkat alisnya. Mencoba mengingat kesan pertamanya tadi pagi saat bertemu dengan sekretarisnya. Wanita yang awalnya ia kira adalah mahasiswi magang di kantornya tadi.
Wajahnya mungil dengan mata bulat yang menatapnya saat ia baru tiba di ruangannya. Belum lagi rambut pendek wanita itu yang malah menciptakan kesan imut pada tubuh mungilnya.
"Kaya anak SMP." sahut Rajan.
Renata melirik pria itu sebentar sebelum kembali menyantap es krimnya yang sudah sisa setengah dari wadahnya.
"Cantik ga?"
Gantian Rajan yang melirik Renata. "Cantik. Kaya berbi."
"Okay, then.. aman kan tadi?" tanya Renata lagi.
"Aman. Geral dateng buat ajarin hal yang belum gue ngerti." jawab Rajan. Setelah ia lelah menangis tadi pagi, siangnya Geral masih setia menemani dirinya dan lanjut dengan mengajari banyak hal pada Rajan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Bombshell (jenrina) ✓
FanfictionKeduanya memutuskan untuk menikah saat sepakat dengan perjanjian hitam diatas putih yang akan berujung pada perceraian. Rajan hanya membutuhkan anak yang lahir dari rahim Renata untuk menemani masa tuanya. Renata pun sama ia hanya membutuhkan anak d...