22 END

5.7K 425 45
                                    

3700+ words

karena ini di penghujung part jangan pelit2 vote sama komennya yaa bebb

Semoga ini bisa jd temen kalian ngabuburit ya bagi yang puasa dan temen buat ngechill sambil ngopi bagi yg ga puasa wkwkwk

Happy reading guys, enjoy!

*****

"Ini semua berkas dokumen yang Bapak minta kemarin, Pak." ujar seorang pria lengkap dengan setelan jasnya.

"Terima kasih, kamu boleh kembali." ujar pria satunya lagi.

"Baik, Pak. Saya tunggu kabar baiknya."

Kemudian pria bersetelan jas lengkap itu pun pamit dari sana dan keluar dari ruangan.

"Dasar jalang sialan. Dia pikir saya bisa terus-terusan membiayai semua kebutuhan anaknya?!" Dimas menatap berkas yang diberikan oleh orang suruhannya tadi.

Tidak lama dari pria tadi keluar dari ruangan Dimas, pintu itu kembali terbuka diikuti dengan langkah kaki seorang wanita yang terburu-buru bersama ketukan dari sepatunya.

"Mas Dimas! Hans dibawa polisi karena anak wanita jalang itu!" murka Julia saat ia berhasil berada di hadapan Dimas.

Dimas terkesiap.

"Mas pokoknya aku gak mau tahu, Hans pasti dijebak oleh anak haram itu. Anak aku gak mungkin melakukan kesalahan."

Wajah Dimas mendadak kaku, ia menatap lurus Julia. Ia sudah muak menjalani kehidupannya yang sekarang.

"Siapa yang kamu sebut anak haram dan anak jalang?!" sentak Dimas pada Julia.

Giliran Julia yang terkesiap, kemudian wanita itu tertawa masam.

"Sebegitunya kamu membela anak wanita jalang itu, Mas? Wanita yang dibuang oleh keluarganya dan tidak diterima oleh keluarga kamu itu?" sahutan Julia ini memicu amarah Dimas yang sudah bertahun-tahun lamanya pria itu pendam.

Beruntung pria itu masih memiliki stok kesabaran dalam dirinya. Ia tidak ingin membeberkan semuanya hanya dihadapan Julia semata.

"Bahkan saya gak tahu siapa ayah dari anak yang kamu kandung 28 tahun lalu itu, Julia."

Wajahnya pucat pasi, udara seperti tercekat di tenggorokannya. Ia membiarkan pria paruh baya itu melenggang keluar dari ruangan.

Dimas langsung bergegas menghubungi kuasa hukumnya untuk mengurus yang telah terjadi dalam perjalanannya menuju kantor polisi.

*****

Dalam ruangan itu hanya ada dua pria yang saling menatap dengan tatapan tajamnya. Salah satunya menghela napas lelah, sudah lima menit keduanya berada disini sejak mereka diberi waktu untuk berbicara berdua atas permintaan Rajandala.

"Dimana Aya?" tanya Hans tajam. Dirinya masih bersikukuh bahwa Aya bersama Rajan dan Renata.

Meski dirinya pun tahu dimana Aya sekarang, tetapi kenyataan bahwa Aya tidak bersama dengannya. Atas permintaan Shannon juga yang tidak mengizinkan mereka untuk memberitahu Hans dimana keberadaan Aya.

"Aya gak pernah bareng gue sama Renata." tekan Rajan.

Hans menggeleng. "Balikin Aya atau gue bakal hancurin keluarga lo sampe abis, Rajan."

Rahang Rajan mengeras. Ia tak habis pikir dengan jalan pikir Hans. Pria itu belum merasa cukup setelah membuat istri dan adik ipar Rajan terkapar di rumah sakit.

"Apa masih belum cukup lo hancurin keluarga dan hidup gue, Hans?"

"Apa lo belum dapetin semua keinginan lo selama ini? Ketika gue udah angkat kaki dari keluarga Nasution dan relain semua hak gue dalam keluarga itu buat lo, apa masih kurang?" ujar Rajan menggebu. Rasa sakit yang membelenggu selama ini tersalurkan detik itu juga bersama dengan segudang emosi yang menumpuk dalam dada.

Secret Bombshell (jenrina) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang