11

3.2K 399 45
                                    

2900+ words

happy reading!

*****

Shannon is calling..

Rajan meraih ponselnya yang berdering diatas meja kerja, menatap ponselnya takut salah lihat. Shannon menghubunginya, wanita itu tidak lagi pernah menghubunginya setelah kejadian beberapa tahun lalu. Dan sekarang tiba-tiba menghubunginya lagi.

Lama Rajan berpikir dan wanita itu tetap berusaha untuk menghubunginya.

"Ya, halo?"

"Om Rajan!" seru bocah di sebrang telepon.

"Oh ini Aya?" tanya Rajan.

"Iya, Om. Ini Aya."

"Ada apa, Aya? Tumben telepon Om." tanya Rajan agak merasa canggung, pasalnya ia juga tidak pernah memiliki interaksi yang dekat dengan bocah berumur 4 tahun tersebut.

"Kata Mama kalo aku mau ketemu tante cantik harus telepon Om, jadi aku telepon Om deh sekarang." ujar Aya.

Rajan mengeryit. Siapa tante cantik yang dimaksud Aya?

"Tante cantik?"

"Iya, Om! Tante cantik yang ketemu sama aku di parkiran waktu itu."

Kerutan di dahi Rajan semakin dalam.

"Maaf, Om. Maksud aku Tante Renata." lanjut Aya setelah Rajan mendengar suara bisikan Shannon pada Aya di sebrang.

"Oh, Tante Renata. Emangnya Aya mau ketemu lagi?"

"Iya, bisa ngga, Om? Pliiss.." ucap Aya.

"Om juga ngga tau, soalnya Om juga harus tanya sama Tante Renata, dia bisa atau ngga ketemu sama Aya." sahut Rajan.

Kemudian dapat Rajan dengar rengekan Aya pada Shannon di sambungan telepon. Gadis kecil itu sepertinya memang ingin sekali bertemu kembali dengan Renata.

"Halo, Rajan?"

"Ya?" sahut Rajan ketika suara Shannon menyapa.

"Tolong ya? Aya pengen banget kayanya ketemu sama Renata." pinta Shannon.

Rajan berdeham sebelum menjawab. "Nanti dikabarin lagi ya, Sha. Gue ga bisa ambil keputusan tanpa izin dari Renata-nya langsung."

Shannon tersenyum masam mendengarnya. Ia memang sudah tak ada lagi di hati Rajan sekarang, pria itu bukan lagi pria yang mencintainya seperti lima tahun lalu. Ada rasa sedikit tidak rela saat Rajan mengganti panggilan aku-kamu antara mereka menjadi gue-lo.

"Oh, okay, kabarin langsung ya, Jan."

"Tapi, ini lo gapapa nelfon gue begini?"

"Gapapa kok, nanti aku langsung hapus riwayat panggilan biar Hans ga marahin kamu."

"Oke. Tapi, kapan-kapan lo bisa langsung hubungin Renata-nya aja, ga usah lewat gue." ujar Rajan.

Bukan karena ia takut Hans akan memakinya, kalau soal itu ia sudah terbiasa. Ia hanya tidak ingin ada kesalah pahaman diantara mereka, Rajan sudah terlalu muak terlibat masalah dengan keluarga ayahnya itu.

"Em..boleh sebutin? Biar aku catat." kata Shannon.

Rajan langsung mendikte deretan angka yang sudah ia hafal. Selain nomor Geral, Hema, dan Revi, nomor Renata sudah menjadi nomor darurat di ponselnya sekarang.

Setelah itu ia langsung izin mengakhiri sambungan teleponnya pada Shannon dan melanjutkan pekerjaannya kembali.

*****

Secret Bombshell (jenrina) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang