Part 1

182 15 0
                                    

"Saudara ananda Lian Hardian saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan anak kandung saya yang bernama Lalisa Panpriya Marisa binti Mahesa Adi dengan emas kawin uang tunai sebesar 5 juta rupiah dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Lalisa Panpriya Marisa binti Mahesa Adi dengan emas kawin uang tunai sebesar 5 juta rupiah dibayar tunai" ikrar itu terucap dalam satu helaan napas.

"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya penghulu yang baru saja memimpin acara ijab kabul sepasang pengantin di hadapannya.

"SAH" ucap para saksi dengan lantang.

"Alhamdulillah, barakallah..."

Lian dan ayah dari Lalisa atau biasa dipanggil Lisa berhasil melewati sesi ijab kabul dengan lancar dan kini mereka semua berdo'a untuk kedua mempelai.

"Silakan dipakaikan cincinnya" ucap penghulu setelah do'a selesai.

Lian mengambil sebuah cincin berlian dari dalam kotak beludru yang disodorkan salah satu sepupu Lisa lalu memasangkannya dijari sang istri yang tampak berekspresi tenang meski matanya masih mengeluarkan airmata sejak sebelum acara ijab kabul tadi.

Selanjutnya Lisa melakukan hal yang sama dengan memasangkan cincin pasangannya dijari manis Lian. Usai keduanya memakai cincin Lisa mencium lamat tangan kanan Lian sementara Lian menempatkan tangan lainnya dikepala Lisa dan berdo'a diatas ubun- ubun sang istri kemudian mencium kilat dahi Lisa sebelum akhirnya keduanya kembali duduk diposisi semula.

Ekspresi mereka sama- sama layu. Bagaimana tidak? Pernikahan ini bukanlah pernikahan yang diinginkan keduanya. Pagi ini seharusnya Lisa melakukan akad nikah dengan calon suaminya yang bernama Yogi, namun petaka datang saat Yogi dikabarkan hilang oleh keluarganya hingga membuat Ibu Lisa sempat pingsan karena tak tahu harus bagaimana menahan malu didepan para tamu undangan yang datang. Lisa pun menangis hebat seperti tak menerima kenyataan bahwa sang calon mempelai pergi meninggalkan pernikahan mereka.

Lian yang tak tahan melihat semua itu akhirnya berinisiatif menawarkan diri menikahi Lisa. Baginya orangtua Lisa dan Lisa sendiri sudah dia anggap seperti keluarganya sendiri. Mereka yang menyambut Lian dengan tangan terbuka saat Lian kesulitan ketika baru pertama kali datang ke Indonesia karena Lian sendiri sebelumnya tinggal di Shanghai Cina bersama kedua orangtuanya dan kakak perempuannya. Saat itu Lian dan Lisa berkenalan ketika dirinya sedang makan malam disebuah restoran dan lupa membawa dompetnya yang tertinggal di apartemen yang disewanya. Lisa yang saat itu kebetulan juga makan disana dengan tanpa ragu membantunya meski mereka tak saling kenal. Hingga akhirnya komunikasi mereka berlanjut dan kini mereka sudah bersahabat lebih dari 2 tahun.

Awalnya Lisa dan orangtuanya menolak tawaran Lian karena tak ingin menjerumuskan Lian pada masalah yang bukan kesalahannya namun Lian berhasil meyakinkan mereka kalau ini semua demi kebaikan semua orang terutama demi menjaga kehormatan keluarga Lisa sendiri. Meski beberapa tamu tampak bingung karena mempelai pria yang sepertinya tampak berbeda dari yang pernah mereka lihat tapi akad pernikahan tetap berjalan lancar.

Orangtua Lian sendiri yang menyaksikan pernikahan putra mereka lewat video call awalnya juga terkejut karena Lian mengabari mereka tentang pernikahannya secara mendadak. Namun kini mereka terlihat lebih tenang setelah tadi Lian menjelaskan semuanya pada mereka. Meski mereka belum pernah bertemu Lisa dan keluarganya secara langsung karena mereka tinggal di luar negeri, tapi selama ini mereka selalu mendengar kebaikan keluarga Lisa lewat Lian. Orangtua Lian sendiri membebaskan apapun keputusan anak- anak mereka karena mereka yakin dengan seperti itu kehidupan kedua anak mereka akan lebih baik dan keduanya bisa lebih mandiri.

Hingga puncak acara pun digelar dimana keduanya tampak duduk di singgasana pengantin bernama pelaminan didampingi oleh kedua orangtua Lisa dan salah satu sahabat mereka dan sepupu Lisa di sisi Lian menggantikan kedua orangtua Lian yang jauh di negeri tirai bambu sana.

For RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang