Part 4

68 4 0
                                    

Sejak kembali dari memakan hotpot di restoran tadi Lian menyadari ada yang aneh dengan Lisa. Istrinya itu lebih banyak diam dan hanya akan menjawab saat ditanya. Mukanya pun tampak begitu sedih.

Lian baru saja selesai mandi dan menemukan Lisa yang lagi- lagi termenung diatas ranjang. Menghela napas pelan Lian mendekati ranjang dan duduk disamping Lisa yang langsung menatapnya dan tersenyum.

"Udah selesai mandinya?" Lisa bertanya lebih dulu.

"Udah. Kamu ngapain dari tadi ngelamun mulu? Sejak pulang kamu diem terus. Ada apa?" tanya Lian langsung. Dia tak merasa ada salah pada Lisa jadi dia ingin tahu barangkali ada alasan lain yang menyebabkan keterdiaman istrinya itu.

"Nggak kok. Cuma lagi capek aja" jawab Lisa dan Lian tahu istrinya itu berbohong.

"Ok kalo gak mau cerita. Aku gak tahu ada apa sama kamu tapi aku gak mau lihat kamu sedih terus kayak gini. Aku pengen kamu ceria kayak biasanya Sa. Andai aku bisa aku pengen ciptain senyuman terus diwajah kamu" ucap Lian tulus.

Lisa menatap Lian dan kembali tersenyum.

"Aku gak apa- apa kok beneran deh. Udah yuk kita tidur!" Ajak Lisa mengalihkan pembicaraan.

Lian mengangguk meski hatinya masih terasa mengganjal.

Keduanya merebahkan tubuh diatas ranjang dikamar Lisa. Lian menaruh tangannya dibelakang kepala Lisa dan menarik istrinya itu ke dalam pelukannya. Lisa tak menolak karena memang sejak menikah mereka selalu tidur dalam posisi seperti ini. Lisa turut menempatkan tangannya di pinggang Lian dan menelusupkan kepalanya di dada Lian.

"Udah do'a?" tanya Lian yang dijawab anggukan oleh Lisa.

"Ok. Yuk tidur!" setelah berucap seperti itu Lian pun mendaratkan kecupan di ubun- ubun Lisa dan mereka pun bersama mengarungi alam mimpi.

***
Jacob berniat untuk makan siang di sebuah restoran saat dia melihat gadis yang tempo hari menyebut dirinya kekasih gadis itu pada sang ibu sedang duduk berhadapan di salah satu meja di dalam restoran tersebut sepertinya sedang berkencan jika dilihat dari pakaian keduanya yang tampak rapi dan si pria yang terlihat terus tersenyum sambil bercerita pada gadis bernama Tania itu.

Sedikit geli mengingat kelakuan gadis itu padanya Jacob memilih untuk acuh dan duduk disalah satu meja yang tak begitu jauh dari meja yang ditempati Tania lalu memesan makan siangnya.

Setelah pelayan menyajikan makanan dan meninggalkannya dia sempat melihat ke arah Tania dan pria itu dan terlihat sepertinya Tania sedang merasa tak senang terlihat dari ekpresinya yang tampak bosan.

"Jadi Tan. Kalo nanti kita nikah nih aku pengen adain di Bali terus pake pesta ala- ala royal family gitu lah. Mewah dan meriah deh pokoknya. Soalnya kamu tahu kan temen- temenku rata- rata anak pejabat" ucap pria di hadapan Tania membuat Jacob ingin sekali berkata nyinyir.

Tania menghela napas dan menatap pria di depannya tegas.

"Vin, aku gak pernah bilang aku setuju berhubungan sama kamu. Kok bahasannya udah nikah aja?" ucap Tania terdengar berusaha menahan jengkel.

Jacob sembari menyantap steak miliknya tapi telinganya masih sempat- sempatnya mencuri dengar. Dia jadi kepo setelah mendengar kepercayaan diri pria di hadapan Tania tadi saat bicara.

"Loh. Kita disini buat ngedate dan tujuannya buat nikah kan Tan?" tanya balik pria yang dipanggil Vin oleh Tania itu.

"Sorry Vino kayaknya kamu salah paham deh. Orangtua kita setau aku nyuruh kita ketemu buat kenalan aja deh dan kalo cocok baru deh kita saling menjajaki. Dan aku rasa aku belum nemu chemistry diantara kita dari tadi" ucap Tania ceplas- ceplos.

For RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang