Part 12

51 4 0
                                    

"Loh udah pada kenal?" tanya Queena saat Lisa menyebut nama Jihan.

Lisa menatap Queena dan kembali menatap Jihan.

"Iya udah kenal" jawabnya.

"Kalian kok disini juga?" tanya Jihan pura- pura antusias melihat pasangan Lian dan Lisa.

"Lian ini temenku Mbak. Aku baru tahu kalo Mbak Jihan juga kenal" ucap Jojo.

"Lebih tepatnya sih kenal Lisanya soalnya dulu kita satu sekolah. Kalo sama Lian baru ketemu langsung kemarin sih di acara reunian sekolah aku sama Lisa" ucap Jihan menghampiri keempatnya dengan wajah ceria yang dibuat- buat.

"Oh... Pantesan" ucap Jojo menanggapi.

"Eh nih Mbak Queena pake dulu tiaranya" ucap Jihan membantu Queena memasangkan tiaranya.

"Kalo pada kenal baguslah jadi gak akan kaku di acara ini. Mohon kerjasamanya ya" ucap Jojo merasa senang karena ternyata tim yang membantu acara pernikahannya dan sang istri adalah kenalan yang otomatis semakin baik karena tak akan terasa canggung. Tidak tahu saja Jojo kalau Lisa dan Jihan tidak akur.

"Pasti donk. Kita pasti kasih pesta yang terbaik buat kamu dan istrimu. Iya kan Mas Lian?" tanya Jihan pada Lian yang Lian tahu sudah pasti tidak sinkron dengan isi hatinya tapi Lian juga tak mau merusak momentum kebahagiaan Jojo dan istrinya.

"Iya. Loe tenang aja Jo. Kita pasti kasih yang terbaik buat lo" tambah Lian meski terpaksa.

"Syukurlah. Ya udah yuk bentar lagi kita mulai!" Ajak Jojo yang diiyakan Lian, Lisa, dan Jihan yang memberikan seringaiannya ke arah Lisa dan Lian tanpa sepengetahuan Jojo dan Queena.

Lian mengelus lengan Lisa mencoba menenangkan istrinya itu dan sekaligus memberi isyarat agar tak perlu meladeni Jihan.

***
Saat ini Lian tengah menjalankan tugasnya menjadi MC dipernikahan Jojo sementara Lisa memilih untuk menunggu suaminya itu di belakang panggung sambil menikmati potongan buah segar yang memang disediakan katering. Tengah asyik menikmati makanannya seketika mood Lisa turun saat melihat Jihan datang menghampirinya dengan seringaian terpasang di wajahnya yang memang sangat cantik tapi sayang penuh dengan kemunafikan dalam dirinya.

"Hm... Enak ya nikah sama cowok kaya. Tinggal nyantai doank sekarang kerjaannya" sindir Jihan yang tak sama sekali digubris Lisa. Lisa ingat Lian memintanya untuk tak melawan Jihan karena hanya akan membuat Jihan senang dan memberi masalah pada Lisa sendiri.

"Kenapa gak jawab? Bener kan yang gue bilang? Loe tuh dari dulu emang doyannya nyari orang kaya kan biar bisa naikin derajat idup loe? Kasihan banget..."

"Kalau saya punya cukup uang untuk bisa membahagiakan istri saya apa salahnya?"

Lisa dan Jihan terkesiap. Keduanya menoleh ke arah samping mereka dan menemukan Lian yang berjalan dengan tenang ke arah mereka. Pria itu lantas mendekati Lisa dan memberikan kecupan sayang di kepala istrinya dengan mata yang tak lepas dari Jihan. Tatapannya datar namun Jihan bisa merasakan intimidasi dari pria yang usianya lebih muda darinya itu.

"Saya rasa gak ada yang salah dengan keinginan menaikkan derajat hidup. Orang bekerja juga setidaknya punya pemikiran untuk hidup lebih baik kan?. Hanya keberuntungannya saja yang berbeda. Ada yang memang Tuhan kasih hadiah naik derajat, ada juga yang Tuhan cukupkan secukupnya, ada yang malah effortnya udah kayak apa tapi hasilnya gak sesuai ekspektasi. Yang mau saya tegaskan disini, Lisa nikahin saya juga bukan dia yang ngemis ke saya minta di nikahin. Saya yang nikahin dia jadi udah kewajiban saya donk bahagiain dia dengan apa yang saya punya. Mbak iri apa gimana?" Lian yang biasanya malas berurusan panjang dengan orang yang tak begitu dikenalnya kini jadi nyerocos karena gemas dengan perempuan di depannya ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

For RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang