"Mas tunggu!"
Jacob kembali menarik napasnya dengan raut wajah penuh emosi. Baru dia ingin melangkah pergi dari kafe tempatnya menghabiskan waktu dengan para sahabatnya juga kafe tempat yang menjadi saksi bisu kekacauan yang dibuat gadis yang tadi mengaku- aku sebagai kekasihnya. Kini suara gadis itu kembali terdengar ditelinganya.
Dengan menahan kesal Jacob membalikkan badannya dan menatap tajam Tania yang berdiri dengan raut penuh rasa bersalah di hadapannya.
"Udah ya Mbak saya gak mau ada urusan lagi sama Mbaknya. Saya gak mau memperpanjang urusan tadi. Anggap aja saya lagi gak beruntung hari ini" ucapnya tajam membuat Tania manyun.
"Gak bisa gitu donk Mas. Kan saya ngerasa bersalah" ucap Tania dibuat- buat. Sejak bertemu Jacob dan menariknya tadi entah kenapa Tania merasa tertarik untuk mengenal pria di hadapannya ini.
"Gak perlu merasa bersalah lagi karena saya udah maafin Mbaknya jadi saya permisi"
"Eh, Mas tunggu!" Tania menghadang jalan saat Jacob berniat pergi membuat pria itu menatapnya sebal.
Tak mau banyak berurusan dengan Tania, Jacob memilih acuh dan terus berjalan tak perduli dengan Tania yang terus memanggil- manggil dirinya.
"Mas... ihhhhh... cuek banget sih" keluhnya masih setia melihat Jacob yang kini sudah masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari sana.
"Ck. Dingin banget sih dia. Tapi... Kok malah jadi keren ya" gumamnya jadi senyum- senyum sendiri sambil terus melihat ke arah mobil Jacob yang sudah melaju jauh dari tempatnya.
***
"Assalamu'alaikum. Mama, Papa. Lisa sama Lian pulang" ucap Lisa ketika dirinya tiba di depan pintu rumahnya yang terbuka sementara Lian masih memarkirkan mobil mewahnya di pekarangan rumah yang tak seberapa luas itu."Wa'alaikumsalam. Kalian pulang sayang" sambut Bu Rani menyambut sang anak juga menantunya ditemani Pak Mahesa tentunya.
"Sehat kalian?" tanya Pak Mahesa pada Lisa dan Lian.
"Alhamdulillah sehat Pa" jawab Lian setelah mencium tangan kedua mertuanya.
"Ayo, ayo masuk! Mama abis masak sarapan buat kita" ajak Bu Rani yang mendahulukan putri dan menantunya agar masuk ke dalam rumah sementara dirinya dan sang suami mengikuti dari belakang.
---
Lisa mengambilkan makanan Lian dan menghidangkannya di hadapan sang suami dan hal itu tak luput dari penglihatan kedua orangtuanya yang turut senang melihat putri mereka yang sudah tampak baik- baik saja dan menerima pernikahannya dengan menantu mereka."Makasih" ucap Lian setelah Lisa menyimpan piring makanan di hadapannya.
"Sama- sama"
"Ya udah yuk kita mulai makan. Lian kamu yang pimpin do'a ya!" Ucap Pak Mahesa.
"Baik Pa. Bismillahirrahmanirrahiim..."
---
"Lian, Lisa kapan rencananya mau pergi honeymoon?" tanya Pak Mahesa pada Lisa dan Lian yang sedang menikmati sarapan mereka.Lian meneguk sedikit air minum miliknya sebelum menjawab sang mertua.
"Untuk 2 bulan ini Lian gak bisa pergi kemana- mana Pa. Udah full kerjaan Lian. Kalau mau pergi akhir bulan ke dua nanti Lian udah free sih. Kamu mau kita liburan?" tanya Lian pada Lisa yang duduk disampingnya.
"Aku lagi pengin liburan ke Thailand sih. Pengen kulineran disana" jawab Lisa.
"Pas aku dapet libur nanti gapapa perginya?" tanya Lian lagi.
"Boleh. Pas juga abis ujian tengah semester anak- anak" jawab Lisa senang.
"Ok. Kita jadwalin dari sekarang. Kamu booking flightnya sama hotelnya ya. Aku yang bayar. Papa sama Mama mau ikut?" Lian menawari kedua orangtua Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Real
FanfictionLian menikahi Lisa yang ditinggal kabur oleh sang calon suami dihari pernikahan mereka. Kehidupan setelah menikah yang seperti apa yang akan mereka jalani tanpa perasaan cinta diawal pernikahan mereka? Mampukah mereka menjalankan rumah tangga merek...