Part 10

64 3 0
                                    

Setelah acara menangis tadi kini Lisa dan Lian sedang menikmati suasana makan romantis di atas kapal pesiar yang Lian sewa khusus untuk menyenangkan istrinya. Keduanya tampak sesekali saling melempar senyum dan saling menyuapi satu sama lain. Hingga mereka berhenti makan saat merasa perut mereka sudah cukup terisi.

"Enak banget makanannnya. Viewnya juga bagus banget" ucap Lisa yang malam ini merasa sangat begitu dibahagiakan oleh Lian.

"Masih ada lagi hadiah buat kamu" ucap Lian membuat Lisa menatapnya terkejut.

"Hadiah lagi? Lian kamu ngabisin duit berapa buat semua ini?" tanya Lisa malah khawatir jika Lian menghamburkan uang hanya demi dirinya karena Lisa tahu bagaimana pria itu bekerja tanpa jam yang teratur.

Lian tersenyum.

"Yang pasti aku seneng karena kamu tersenyum dengan apa yang aku kasih. Masalah uang bisa ku cari, kebahagiaan orang- orang yang aku sayangi terlebih kamu istriku itu gak akan bisa ditukar dengan seberapapun nilai uang" balasnya seraya melangkah ke dalam sebuah ruangan di dalam kapal pesiar tersebut meninggalkan Lisa yang merasakan hawa panas menjalari kedua pipinya. Ya Tuhan sejak kapan suaminya yang dulu sering beradu mulut dengannya itu belajar kata- kata romantis.

Tak berapa lama Lian kembali dengan membawa seloyang cake strawberry dan sebuah buket yang diisi oleh permen strawberry yang dikelilingi lampu- lampu cantik.

"Untuk istriku" ucap Lian menyerahkan buketnya terlebih dahulu.

"Ini ide kamu bikin beginian?" tanya Lisa takjub melihat buket yang begitu indah di tangannya.

"Aku juga yang bikin hehe" jawab Lian membuat Lisa mengacungkan jempolnya merasa takjub dengan kreativitas suaminya ini.

"Dan ini... Juga buat istriku" Lian menaruh cake strawberry tadi di hadapan Lisa.

"Ini juga aku yang bikin khusus buat kamu" lanjutnya.

"Seriously? Kamu masak ini sendiri? Kapan?" tanya Lisa dibuat makin takjub dengan kehebatan suaminya yang tidak hanya hebat di dunia kerja tapi juga hebat di pekerjaan rumah tangga termasuk memasak.

"Tadi aku bikin pas kamu tidur siang" jawab Lian sambil menyendok sedikit kue tersebut dan menyodorkannya ke hadapan Lisa.

"Coba" pintanya pada Lisa yang segera menerima suapan itu.

"Eummmm... Enak Lian... Beneran deh" puji Lisa saat kue tersebut berhasil masuk ke mulutnya.

Lian yang dipuji terus- terusan dari tadi tak mampu menyembunyikan rasa senangnya.

"Makasih loh pujiannya" ucapnya salah tingkah.

"Mau lagi" ucap Lisa meminta kembali suapan seperti tadi yang dengan senang hati di berikan Lian.

"Kalo kamu suka nanti aku bikinin lagi dirumah" ucap Lian bangga karena hasil usahanya lagi- lagi berhasil menyenangkan Lisa.

"Kamu tuh emang suami terbaik" ucap Lisa lalu memberikan kecupan di bibir Lian yang kembali salah tingkah mendengar pujian Lisa yang tiada hentinya.

***
Neil memainkan ponselnya sembari menikmati seduhan kopi moca yang dia pesan di sebuah coffeeshop bernuansa cozy ini. Sesekali dia menguap karena memang semalam dia tampil sampai tengah malam bersama rekannya Bintang di pembukaan sebuah festival dance.

Merasa bosan dengan apa yang dilihatnya di smartphone berwarna biru muda itu dia menyimpannya ke dalam kantong sweater yang dipakainya. Matanya menelisik isi coffeshop tempatnya berada dan matanya menemukan pemandangan aneh dimana tampak dua orang wanita beda usia dan sepertinya pasangan ibu dan anak yang tengah duduk di meja paling pojok. Yang membuat Neil heran adalah seorang yang terlihat lebih muda tampak menatap kosong dan hanya diam sementara wanita yang terlihat seperti ibunya tampak terus mengajaknya bicara dengan sabar.

For RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang