Kabar mengenai Jarrel dan Javer menyebar ke satu sekolah. Para murid juga sudah memahami kondisi yang kini menimpa Jeno dan Mark yang harus tinggal bersama demi merawat dua bocah itu. Lagipula sekolah mewah ini juga milik ayah Jeno. Jadi mereka bebas jika harus membawa Javer dan Jarrel ke sekolah dengan sesuka hati mereka.
Rapat osis yang di pimpin oleh Mark kali ini harus penuh dengan ketidakkonsenan dari para anggota osis. Karena Javer yang sedari tadi terus berada di dalam gendongan Mark yang sibuk menjelaskan tentang kegiatan bazar yang akan mereka lakukan sebentar lagi. Anak itu terlalu menggemaskan untuk di pandang.
"Kalian mengerti?"
Tanya Mark dengan raut wajah seriusnya. Tidak ada yang menjawab hingga tangisan Jarrel membuat semuanya menoleh kearahnya."Jarrel, ada apa?"
Tanya Mark sedikit menunduk menatap sang anak."Mommy..lapal.."
Ucapnya sambil memegang perutnya."Ah tunggu sebentar, ya"
"Huaaaa lapal..lapal!"
Tangis Jarrel semakin keras. Mark terlihat kelimpungan menenangkan anak itu."Jarrel tunggu sebentar, daddy mu sebentar lagi-!"
"Jarrel ayo kita makan!"
Suara pintu yang dibuka dengan kuat. Membuat semuanya terkejut dan langsung menoleh kearah Jeno yang baru saja membuka paksa pintu ruang osis itu. Jeno menatap kearah Mark yang kini berjongkok di depan meja yang ada di depan ruangan itu."Maaf lama, ada beberapa urusan yang tidak bisa ku tinggal"
Ucapnya pada Mark. Mark tersenyum, lalu menggeleng pelan."Nggak papa"
Ucapnya. Jeno mengangguk lalu menoleh kearah Jarrel."Jarrel, ayo kita makan siang!"
Ucap Jeno dengan tatapan tajamnya. Jarrel yang melihat hal itu semakin memeluk kaki Mark. Dia merengek tidak ingin lepas dari Mark."Ndak mau! Daddy pabo!"
Jeritnya dengan tangisan.Plak!
Jarrel meringis sambil memegang kepalanya.
"Jeno!"
Pekik Mark kaget saat temannya itu kembali memukul kepala Jarrel."Hikssss huaaaaa!"
Tangisan Jarrel semakin menggema. Membuat semua yang ada disana memandang sedih wajah memerah Jarrel. Namun mereka tidak bisa melakukan apapun. Jeno terlalu mengerikan untuk di larang."Aku akan membawanya. Kamu urus saja Javer. Dia diam saja sedari tadi"
Ucapnya sambil melirik kearah Javer yang hanya diam saja sambil menyembunyikan wajahnya di dada bidang Mark. Mark mengangguk."Jangan kasar gitu, kasihan Jarrel kamu pukul terus"
Ucapnya. Jeno hanya diam saja, namun ia langsung menggendong paksa sang anak."Aku duluan"
Ucapnya.Mark mengangguk,
"Jangan dikasih makan yang pedas, ya"
Ucap Mark memperingatkan. Jeno mengangguk lalu pergi dari sana. Dengan membawa Jarrel yang memberontak di gendongannya. Mark menghela nafas. Lalu menoleh kearah Xiaojun yang sedari tadi menyaksikan kejadian itu."Jun, urus sebentar ya. Gue mau makan dulu sama Javer"
Ucapnya. Xiaojun mengangguk, dan membiarkan sang sahabat keluar dari ruangan itu menuju kelas mereka.Jeno membawa Jarrel yang terus berontak di dalam gendongannya ke area kantin. Disana sudah ada teman-teman Jeno yang menunggunya.
Jeno mendudukan Jarrel di atas meja. Membuat anak itu menatap kaget kearah semua pria dewasa yang kini memperhatikannya.
"Tunggu di sini. Daddy akan membelikan mu makanan"
Ucap Jeno. Jarrel menggeleng pelan dan merengek ingin ikut."Jangan membantah!"
Ucap Jeno sambil menunjukan kepalan tangannya. Jarrel langsung menciut. Membuat teman-teman Jeno menatap iba bocah malang itu."Namamu Jarrel, kan?"
Tanya salah seorang pria bernama Hendery."Hm!"
Angguknya dengan semangat."Dimana mommy mu?"
Tanya Hendery."Mommy agi mam cama Javel"
Ucapnya dengan pipi gembilnya yang sedikit mengembung itu. Hendery yang melihat hal itu langsung memekik gemas. Sedangkan Soobin yang sedari tadi memperhatikan bocah itu langsung mimisan. Membuat Yeonjun menghela nafas dan memberi tisu padanya."Jangan natap anak gue pake tatapan mesum kayak gitu!"
Ucap Jeno yang tiba-tiba saja muncul sambil menatap tajam kearah Soobin, namun pria itu hanya tertawa membuat yang lainnya menatap malas kearahnya.
KevanoAlvynSuldarta
KAMU SEDANG MEMBACA
Dad And Mom (NoMark)
Teen FictionKisah sang ketua osis yaitu Mark yang harus tinggal serumah dengan sang kapten basket yaitu Jeno, demi merawat dua anak kembar yang datang entah dari mana. Inspired by anime Gakuen Babysitter. My favorite anime.