part 8

2.6K 241 0
                                    

Sesampainya di wahana bermain. Jarrel terus menarik Mark untuk menaiki wahana yang disediakan disana, bersama dengan Javer tentunya. Kedua anak itu terlihat sangat bahagia, seperti tidak pernah pergi berjalan-jalan selama ini. Tapi itu memang benar. Mark yang memperhatikan wajah kedua anak itu terlihat sangat senang dan terharu. Jarrel dan Javer terlihat sangat bahagia sekarang.

"Syukurlah mereka tidak mencari Jeno"
Ucap Mark pada Lucas yang berdiri di sampingnya. Menatap kearah Jarrel dan Javer yang tengah bermain di kolam bola. Lucas mengangguk, lalu mengambil beberapa foto Jarrel, Javer dan Mark, untuk ia berikan kepada Niana dan Chelsea.

Saat makan siang, Mark dan Lucas memutuskan untuk piknik di taman yang disediakan disana. Banyak sekali keluarga yang melakukan piknik disana.

Mata bulat Jarrel terlihat terdiam saat memandang salah satu anak yang tengah bermain dengan ayahnya.

"Jarrel!"
Panggil Mark ketika melihat Jarrel melamun. Jarrel tidak bergeming sama sekali. Mark yang paham. Langsung mencolek pipi sang anak.

"Kamu rindu daddy, ya?"
Ucapnya dengan senyuman jahil. Pipi Jarrel memerah lalu mengembung.

"Ndak! Atu ndak lindu daddy pabo!"
Teriaknya kesal. Mark hanya tertawa, lalu mengangkat tubuh sang anak untuk duduk di pangkuannya, sedangkan Javer anteng disuapin sama Lucas.

"Nanti kita beli hadiah untuk daddy, ya"
Ucapnya. Jarrel tidak menjawab, tapi pipinya semakin memerah.

Setelah makan siang berakhir. Mark dan Jisung memutuskan untuk membawa anak-anak ke toko mainan untuk membeli oleh-oleh di sana.

Jarrel dan Javer menatap dua benda yang berbeda. Javer menatap boneka kecil berbentuk harimau yang lucu, sedangkan Jarrel menatap mainan pahatan yang berbentuk singa.

Mark berjalan menghampiri Javer lalu mengelus rambutnya.

"Javer mau?"
Tanyanya dengan senyuman lembut. Javer terdiam lalu menggeleng pelan.

"Nanti uang mommy habic"
Ucapnya sambil menunduk. Mark hanya tersenyum lembut lalu bergumam,
"Andai kamu tau ayah mu itu sultan, nak"

Mark mengambil boneka itu lalu memberikannya pada Javer.

"Satu boneka untuk Javer, daddy yang belikan. Jadi uang mommy nggak akan habis"
Ucap Mark. Javer membulatkan kedua matanya dengan gemas lalu memeluk boneka itu.

"Telimakacih mommy"
Ucapnya.

Mark memekik gemas,
"Sama-sama, sayang"
Lalu menggendong Javer dan kembali berkeliling. Sedangkan Jarrel diawasi Lucas. Anak itu masih terus memperhatikan pahatan singa itu. Ia pikir wajah singa itu mirip dengan daddynya.

"Tuan, Jarrel"
Ucap Lucas yang berlutut di samping Jarrel

"Kalau tuan mau, akan saya belikan untuk tuan. Tuan bisa berikan pada tuan Jeno nanti sebagai oleh-oleh"
Ucapnya dengan sedikit menunduk. Jarrel yang mendengar nama sang ayah kembali di sebut langsung merengut kesal.

"Atu ndak pelu!"
Ucapnya dengan kesal. Namun Lucas tetap membeli barang itu untuk Jarrel.

Setelah membeli semua barang yang diinginkan anak-anak. Mark memilih bergegas pulang karena hari semakin gelap.

Selama diperjalanan menuju parkiran mobil. Jarrel hanya diam saja dengan wajah merengutnya digendongan Lucas. Membuat Mark khawatir.

"Lucas hyung!"
Panggil Mark membuat Lucas menghentikan langkahnya.

"Iya, tuan?"

"Biar aku saja yang menggendong Jarrel. Tolong gendong Javer sebentar, ya"
Ucapnya yang kini menyerahkan Javer yang hampir tertidur di gendongannya kepada Lucas. Lucas mengangguk lalu segera menukar kedua anak itu.

Jarrel yang baru saja berada di gendongan Mark langsung menangis keras membuat Mark panik.

"Jarrel, ada apa?"
Tanya Mark.

"Daddy..hiks..daddy!"
Teriaknya sambil menangis. Mark yang mendengar hal itu hanya bisa menenangkan Jarrel yang terus menangis.

"Daddy..hiks!"

"Ada apa?"
Suara dominan itu membuat Jarrel menghentikan tangisannya. Melihat sang ayah yang kini berjalan kearah mereka.

"Nono.."
Ucap Mark yang merasa legah, Jeno datang disaat seperti ini.

"Laki-laki tidak boleh menangis hanya karena merindukan ayahnya"
Ucap Jeno dengan raut wajah datarnya. Jarrel yang mendengar hal itu semakin menangis. Dan meminta Jeno untuk menggendongnya.

"Atu ndak nangis.."
Ucapnya yang kini mengeratkan pelukannya dengan Jeno.

"Jarrel..sudah ya..jangan nangis lagi, nanti demam"
Ucap Mark yang semakin khawatir dengan anaknya yang terus menangis.

Plak!

Pukulan pelan Jeno berikan pada kepala Jarrel membuat anak itu langsung terdiam.

"Kamu merepotkan mommy. Minta maaf sana!"
Ucap Jeno.

"Sayang!"
Teriak Mark menatap kesal Jeno. Ia mengelus kepala Jarrel dengan lembut. Lalu setelahnya mereka memutuskan untuk pulang.




































KevanoAlvynSuldarta

Dad And Mom (NoMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang