part 6

3.3K 246 0
                                    

Mark yang tengah sibuk dengan cemilannya yang tengah ia susun didalam toples, harus terhenti saat melihat Javer yang datang menghampirinya sambil menunjukan wahana komedi putar di buku gambarnya.

"Ada apa, Javer?"
Tanya Mark yang kini menghampiri Javer dan berjongkok di depannya.

Terlihat Edward yang datang dengan boneka di tangannya.
"Dek Javel cedih kalna yang di biyang dek Jallel tadi"
Ucapnya mengadu pada Mark.

"Memangnya Jarrel bilang apa?"
Tanya Mark.

"Jallel biyang, dek Javel ndak pelna iat kuda putal, adi dek Javel cupu kata dek Jallel"
Ucap Edward.

"Ah, gitu ya"
Ucap Mark memandang Javer sedih. Jarrel yang mendengar namanya di sebut langsung berjalan kearah mereka.

"Apa!? Atu cuma nomong tenyataan!"
Ucap Jarrel membela dirinya. Dia dan adiknya kan memang nggak pernah ngelihat komedi putar. Makannya dia bilang kayak gitu sama Javer.

"Atu ndak calah!"
Teriaknya membela dirinya.

Plak!

Tepukan kuat Jeno berikan pada kepala Jarrel, membuat sang anak mengaduh sakit.

"Tentu saja salah!"
Ucap Jeno garang. Namun Jarrel malah menangis.

"Ayo, minta maaf!"
Ucap Jeno.

"Enggak papa kok, kamu nggak sedih kan, Javer?"
Ucap Mark menatap sang anak. Javer mengangguk. Jarrel menatap Jeno dengan kesal.

"Daddy celalu cepelti itu! Daddy pasti benci atu!"
Ucapnya berteriak sambil menangis.

"Ha? Kamu ngomong apa?"
Tanya Jeno dengan wajah bingungnya.

Mark tersenyum lalu menatap kearah Jarrel
"Benar, Jarrel. Daddy tidak mungkin membenci-"

"Aku tidak membenci mu. Aku hanya tidak terlalu menyukai mu"
Ucap Jeno memotong perkataan Mark. Jarrel yang mendengar hal itu langsung menangis dan memeluk Javer hingga tersungkur.

"Atu benci daddy!"
Ucapnya sambil menangis histeris. Mark yang mendengar hal itu langsung menatap panik Jeno. Mencengkram bahu sang sahabat dan menggoyang-goyangkannya.

"Jeno Alarick Williams! Apa yang kamu katakan!?"
Ucapnya frustasi.

"Aku bicara apa adanya"
Ucap Jeno dengan santai.

"Tidak terlalu menyukai bukan berarti tidak menyukai, kan?"
Ucap Jeno.

Mark yang mendengar hal itu langsung terdiam.
"Ah, benar juga.."
Ucapnya dengan helahan nafas.

"Tapi tetap saja, Jarrel pasti tidak mengerti.."
Ucap Mark.

"Kalau tidak mengerti bukan masalah besar"
Ucap Jeno yang kini menghampiri Jarrel lalu menggendong paksa anak itu.

"Karena dia berisik, aku akan membawanya pergi keluar hari ini. Aku akan pulang sedikit lama"
Ucap Jeno. Mark mengangguk pelan lalu menggendong Javer.

"Javer tidak mau ikut daddy?"
Tanya Mark pada anak manis itu. Javer menggeleng pelan, dan semakin memeluk Mark.

"Jangan tersinggung"
Ucap Mark pada Jeno.

"Aku tidak tersinggung. Anak itu memang selalu menempel pada mu"
Ucapnya yang kini menggendong Jarrel di lengannya, sambil membawa perlengkapan anak itu.

"Tuyunkan atu! Kamu utan daddy tu!"
Ucap Jarrel sambil memberontak.

"Masa?"
Ucap Jeno dengan santai, menghiraukan rengekan Jarrel. Setelah kepergian Jeno dan Jarrel. Mark kembali menatap kearah sang anak yang masih memegang buku gambarnya.

"Javer!"
Panggilanya. Membuat bocah itu menoleh kearahnya.

"Hari minggu nanti mau ke wahana bermain dengan mommy?"
Tanyanya dengan wajah cerianya. Javer mengangguk pelan.

'Manisnya'
Pekik Mark pelan.























































Jam delapan malam Jeno baru pulang bersama Jarrel. Niana terus mengomelinya karena membawa anaknya yaitu Jarrel keluar sampai malam begini. Padahal Jeno juga anaknya, anak kandungnya malah. Tapi Niana lebih sayang sama Jarrel karena masih kecil katanya.

Selesai membersihkan diri, Jeno langsung keluar dari kamar mandi. Menatap kearah Mark yang tengah mempersiapkan pakaian untuk Jarrel dan Javer besok. Mereka akan pergi ke wahana bermain anak-anak setelah minta ijin dari sang mama.

"Mama bilang kalian mau pergi?"
Tanya Jeno yang kini mengusap rambutnya dengan handuk sambil menatap kearah Mark.

"Ah, iya. Aku lupa bilang sama kamu. Kamu mau ikut?"
Tanya Mark.

"Maaf, aku ingin ikut, tapi aku ada latihan basket besok"
Ucapnya. Mark mengangguk paham.

"Sebagai gantinya, Lucas hyung akan ikut dengan mu besok. Dia yang akan menemanimu"
Ucap Jeno. Lucas merupakan asisten pribadi milik keluarga Jeno.

"Tidak masalah?"
Tanya Mark.

Jeno mengangguk pelan,
"Aku tidak bisa membiarkan mu pergi sendirian"
Ucapnya. Mark hanya mengangguk, lalu setelahnya keheningan melanda mereka.

"Ayo turun, kita harus makan malam. Anak-anak udah sama mama di bawah"
Ucap Mark memecah keheningan. Jeno mengangguk dan berjalan menyusul Mark.










































KevanoAlvynSuldarta

Dad And Mom (NoMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang