part 7

3.3K 268 0
                                    

"Silahkan. Bekal mu, tuan Mark, tuan Jarrel, dan tuan Javer"
Ucap Lucas dengan pakaian formal dan juga nada bicaranya yang terdengar sangat formal.

"Saya buatkan lebih besar. Jadi kalian bisa makan sepuasnya"
Lanjut Lucas masih dengan nada formalnya. Mark hanya tersenyum tipis. Membiarkan supir membawa bekal itu masuk ke dalam mobil.

"T-Terimakasih"
Ucap Mark kikuk karena bekal yang Lucas buatkan sangat besar. Belum lagi bekal dan cemilan yang diberikan kedua ibunya. Padahal mereka hanya pergi berempat dan tidak sampai sehari tapi kenapa bekalnya seperti ingin pergi sampai satu minggu.

"Nah, kita akan segera berangkat, Jarrel, Javer!"
Ucap Mark memanggil keduanya yang berusaha lepas dari pelukan erat Niana dan Chelsea yang merupakan ibu kandung dari Mark.

"Mommy!"
Teriak mereka meminta tolong. Mark hanya tertawa pelan melihat hal itu.

Suara langkah kaki menuruni tangga, membuat Mark menoleh kearah tangga mansion itu.

"Maaf, aku tidak bisa ikut"
Terlihat Jeno yang turun dari lantai dua dengan tas di bahunya.

"Nggak papa. Kan kita udah bicarain tentang ini semalam"
Ucap Mark dengan senyuman. Jeno mengangguk lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong celananya.

"Ini!"
Ucapnya sambil menyerahkan benda  persegi berwarna hitam itu.

"I-Ini.."
Mark menatap kaget kearah kartu yang Jeno berikan padanya. Blackcard! Tentu saja, Jeno pasti memilikinya.

"Beli saja apapun yang ingin kalian beli"
Ucapnya dengan santai.

"Tapi nanti kamu pakai apa?"
Tanya Mark.

"Tenang saja, aku masih punya banyak"
Ucapnya sambil menunjukan blackcardnya yang lain. Mark hanya bisa mengangguk saja. Walaupun ia sempat mau pingsan tadinya.

"Maaf karena sudah merepotkan mu, sayang"
Ucap Jeno sekali lagi yang kini mulai merasa bersalah.

"Aku sudah berencana bolos latihan agar bisa ikut kalian tapi.."

"Daddy ndak boleh itut cama tami!"
Teriak Jarrel yang baru saja turun dari gendongan Niana dan berjalan kearah Mark. Ia menatap kesal sang ayah. Masih marah anaknya ternyata.

"Kamu lihat, kan?"
Ucap Jeno. Mark mengangguk paham. Lalu berjalan menghampiri Jeno.

"Apa kalian masih marahan? Bilang saja kalau kamu menyukainya"
Ucap Mark membujuk Jeno.

"Nggak bisa, sudah ku bilang aku tidak terlalu menyukainya"
Ucap Jeno yang terlihat tidak peduli. Jarrel yang mendengar hal itu langsung tertegun, lalu menatap kesal sang ayah. Menarik Javer yang hanya diam sedari tadi.

"Ayo kita pelgi, Javel!"
Ucapnya.

"Ah! Tunggu, Jarrel!"
Panggil Mark dengan wajah paniknya mengejar Jarrel yang membawa pergi Javer keluar dari mansion.

"Jarrel! Jangan bikin repot Mommy sama Javer!"
Teriak Jeno memperingati sang anak.
















































KevanoAlvynSuldarta

Dad And Mom (NoMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang