Maaf

26 3 0
                                    

Maaf untuk sekian kalinya jika memang keberadaan ku tidak mambuat nyaman..
atau mungkin aku hanya sebatas lewat saja. Tidak masalah menurut ku, tapi kategori polos ditelingaku sangatlah membuat ku bingung. Bingung saja sampai kayak orang bodoh. Kalo dipikir memang benar-benar menyiksa diri sendiri.

Aku memang bukan sipaling tau nyelesaikan masalah, bukan sipaling ngerti tentang isi kepala orang, bukan sipaling jago untuk memahami cerita orang, bukan sipaling peduli sama tanggapan orang, bukan sipaling hebat nyembunyiin rasa sakit.
Kalo menurutku itu membuat ku sakit aku bakal nangis.
aku memang paling ngeselin, paling ruwet, paling beban, paling cengeng dan paling buat emosi kalian.. hahaha..

Maaf sekali lagi untuk sekian kalinya..
aku jelasin sedikit..
memang pada umumnya manusia selalu nyari umpan untuk gimana supaya dirinya dimengerti.
Paham tentang seorang anak yang sering merengek, sebenarnya dia lah yang selalu ingin diperhatikan.
Paham tentang si-ibu yang suka ngomel, sebenarnya dialah yang selalu membutuhkan bantuan.
Paham soal apapun itu mudah, tapi untuk menjalankan yang seharusnya itu sulit. Pada kenyataannya semua itu butuh proses.
Proses dalam berkerja, proses dalam perubahan, bahkan proses dalam memahami seseorang.

Mungkin diproblemmatika ku saat ini adalah bagaimana bisa mereka mengatakan bahwa aku susah memahami cerita mereka?

Beberapa jam yang lalu. Temenku bilang "payah cerita samamu gak paham-paham". Dalam hati kecilku menangis dan mengatakan "maaf jika aku tidak berguna".

Sedang dilabirin yang bingung harus apa itu rumit. Bahkan labirin yang aku lewati tidak begitu gelap. Semua seperti sudah berada didepan mata saja. Dan tinggal menjalani yang sudah ada. Yang kurangnya adalah rasa bersyukur kita terhadap orang sekitar.

Stop.. stop..

Jangan bahas bersyukur pada orang sekitar. Yang menjadi masalah adalah diri sendiri. Bukan orang sekitar. Untuk rasa syukur harus dimulai dari diri sendiri. Tentang bagaimana kita berjalan dikaki sendiri, menyuap nasi dengan tangan sendiri dan berfikir menggunakan otak sendiri. Semua dilakukan dengan sendiri tanpa bantuan orang lain. Bahkan orang tua yang lebih dekat dengan ku hanya bisa mendoakan. Orang sekitar hanya bisa menuntun. Dan tugas kita berdoa dan berusaha. Agar Allah bisa luluh dengan cara mempersungguh kita.

Maaf. Aku hanya ingin minta maaf sama orang yang sekarang berada disekitar ku. Kalo aku sudah membuat kalian bingung dan susah.

Lagi-lagi aku gagal mendapatkan telinga yang mau mendengarkan apa saja dari mulutku:)

Asik Atau AsingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang