part 2

7 2 0
                                    

Tidurlah. Jangan terlalu memetabolisme rasa sakit :)


Malam ini air hujan turun membasahi halaman, membanjiri kebun-kebun, bahkan membuat hewan-hewan ketakutan. Suasana begitu dingin dan sangat mencekam. Disisi lain  seorang gadis berambut panjang dengan gaya tomboy sedang memeluk dirinya sendiri sembari menahan rasa sakitnya. Tubuhnya yang tidak begitu mungil bisa kupeluk erat dengan hangat seolah aku ikut dalam rasa sakitnya. Dia berkata "tidurlah, tidak usah memperdulikan ku" aku tidak berkata dalam hati namun menangis rintih setelahnya dia tertidur.

Aku menatapnya dengan senyum tulusku. Sembari mengusap rambutnya yang lembut. Dan berkata "kamu hebat ya"

Lalu gadis itu pulas tertidur bersama rasa sakitnya. Kuperhatikan untuk beberapa hari dia selalu menahan rasa sakitnya. Mulai dari kepala, punggung, perut, bahkan sesak sampai susah untuk bernafas.

Saat itu seorang gadis lain berusaha membuatnya tenang dan sudah beberapa kali memaksanya untuk minum air putih hangat dan pergi berobat. Tapi dia tetap menolaknya. Aku yang berada diantaranya hanya memerhatikan mereka berbincang.

Kelihatannya ini persoalan yang serius. Dan karena rasa sayangku kepada mereka. Aku tidak bisa melihat ini.

Saat adzan berkumandang aku membangunkan mereka untuk kemesjid melaksanakan shalat. Tapi, gadis semalam yang sibuk dengan rasa sakitnya masih memaksa untuk menyipitkan matanya seolah rasa sakitnya belum kunjung pulih.  Jadi aku urungkan niatku untuk membangunkan gadis itu. Selain itu gadis lain disampingnya sudah bergegas untuk berangkat mengaji. Karena dia sedang berhalangan untuk shalat maka dia mempersiapkan diri untuk mengaji. Lalu aku berangkat sholat dan lanjut mengajar. Sepulangnya mengajar

Asik Atau AsingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang