part 9

3 1 0
                                    

Ada yang menampar membuatmu sadar
Ada yang membelai membuatmu lalai

Cuaca sangat cerah dan menyejukkan ini tak mampu mendinginkan tubuh seorang gadis berumur 22 tahun yang tengah sakit semalaman. Tubuhnya yang sangat panas membuat tempat tidur dan selimut menjadi hangat. Sudah jalan 2 hari panas belum turun juga. Mungkin dia kelelahan karena kegiatannya terlalu padat. Ditambah pikiran yang terus berkerja tanpa henti menguras tenaga.

Gadis itu hanya meringkuk dan menangis. Aku dengan penuh kasih sayang mengelus rambutnya yang hitam sambil memijat mijat lembut kepalanya yang terasa sakit. Sambil berkata "kak Isah, Cepet sembuh ya.. gimana besok ayu kemedan siapa yang bakal jagain kakak", kataku sambil lirih. Aku sangat khawatir dengan keadaannya.
Kompres? Sudah, minum obat? Sudah, minum air hangat banyak? Juga sudah. Aku bingung harus apa.

Keesokan harinya aku diundang untuk kemedan perwakilan dari desa untuk mengikuti acara pernikahan. Karena sudah perintah dari atasan aku tak mungkin tak ikut. Disisi lain meninggalkan kak Isah menjadi kekhawatiran ku yang teramat. Tapi syukur Mama nya datang saat pengajian desa waktu itu. Jadi mengerti keadaan kak Isah dan memilih untuk menemani kak Isah selagi aku masih dimedan.
Stay healthy kakakkuh..

Seiringan berjalan waktu. Perjalanan ke Medan aku merasa tidak nyaman dengan keadaan gadis bertubuh mungil disampingku. Merasa tatapannya selama perjalanan hanya kosong dan tidak fokus dengan apapun.
Ketika ditanya kenapa? Dia malah menangis. Aku tak mau melihat orang bersedih. Saat itu juga kupeluk tubuhnya dengan tangan mungil ku hingga menjangkau bahunya sebelah kiri. Kemudian dia tertidur dan terlelap. Kemungkinan dia sedang lelah dengan hatinya atau pikiran nya dan belum siap untuk bercerita.

Tak lama acara berlangsung, kepala dan badanku terasa lemas. seperti tidak berdaya lagi. Tapi aku tidak boleh menunjukkan bahwa aku sedang lelah. Aku harus melihatkan wajah yang ceria kepada banyak orang. Agar mereka tak khawatir dan tak menyesal membawaku kesana hehe.
Perjalanan pulang angin AC didalam mobil membuatku menggigil. Kepalaku semakin pusing dan seperti nya perutku terasa sangat sakit akibat angin. Selama perjalanan aku berdoa. "Yaallah beri aku kesempatan bertemu kepada orang yang aku sayangi". Karena aku merasa sakitku yang dulu belum bener² pulih:)

Sepulangnya aku diAstri. Aku melihat sekitar sangat lah sepi dan gelap. Lorong jalan menuju Astri juga sangat gelap. Aku terus menelusuri jalan hingga sampai didepan kamar. Tok tok pintu ku ketuk 2kali dan muncul seorang gadis berambut panjang dengan mata mengantuk, saat membukakan pintu lalu dia tertidur lagi tanpa mengucapkan sepatah katapun (mungkin udh ngantuk bgt).
Lalu aku melihat keadaan kak Isah dan memegang dahinya ternyata panas juga masih belum turun. Aku menyadari tidak ada keberadaan mamanya disana kemungkinan sudah pulang sejak malam. Kemudian aku tidur disampingnya sambil memeluknya dan tanpa sadar air mataku mengalir tersendiri. Dalam hati berkata. "Kak Isah jangan sakit..".

Saat melihat orang sakit, aku membayangkan bagaimana jika diriku yang sakit. Apa ada yang peduli? Atau apa ada yang tau? Yaa.. hanya Allah yang tau sebenar-benarnya keadaan.

وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ
Sesungguhnya Allah yang membuat tertawa dan menangis 😇.

Semangat ayu, semangat kakak, semangat adek..
#ASI

Asik Atau AsingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang