~ Ruang Kepala Sekolah ~
"Selesai" ujar Kuze selesai memperban tangan Ritsuka
"Kuze berlebihan, deh. Cuma segini. Tidak apa-apa, kok"
"Apanya yang tidak apa-apa?!" teriak Kuze
"Aku Khawatir, Tahu! Jangan sampai terluka, dong..." lanjut Kuze yang panik
'Kuze...' batin Ritsuka dengan wajah memerah terharu
"Ck! Masih mau sembunyi, ya! Mitos apa lagi, sih!" tutur Kuze
"Eh?" ujar Ritsuka terkejut
"Kamu mau kubur kue itu dibawah pohon, kan?"
'Uwaa... Ketahuan!' batin Ritsuka panik
" . . . . . . Itu supaya bisa bersama dengan orang yang ku suka" jawab Ritsuka malu-malu
"Maksudmu Pak Yura, Ya?" ucap Kuze menundukan kepalanya dengan wajah kecewa dan pasrah
"Kok Kuze berpikir seperti itu?!" teriak Ritsuka kesal spontan berdiri
"Sekali lihat langsung tahu, kok" jawab Kuze datar
Mereka berdua langsung membuat keributan saling berdebat.
"Dasar Bodoh! Polos! Bikin Repot! Cengeng! Bikin Susah Orang!" ujar Kuze kesal
"A... Apaan, sih?! Aku juga tahu kejelekanmu!!" balas Ritsuka ikut kesal
"Kejam! Kejam! Kejam! Kejam! Kejam!" teriak Ritsuka
"Cuma satu, ya?" jawab Kuze
'Tapi...' batin Ritsuka
'Biarpin kata-katanya kasar, dia baik'
'Biarpun menyebalkan, tapi aku senang bersamanya'
"Pasti mau bilang kalau aku kasar" ujar Kuze
"Ku, Kuze memang gitu, kan" balas Ritsuka kesal
'Wajahnya yang kebingungan waktu melihatku, juga wajahnya yang tersenyum malu... Aku suka semuanya'
'Aku sayang dia. Aku sangat suka dia. Ya... Aku suka Kuze. Suka...' batin Ritsuka mengingat apa yang pernah terjadi bersama Kuze dab tentang perasaannya
"Ritsuka?" panggil Kuze heran melihat Ritsuka
"Kamu kenapa?" tanyanya
"Eh?" tanggap Ritsuka
"Wajahmu kok merah"
Kuze menanyakan keadaan Ritsuka yang wajahnya memerah.
"Kalian sedang apa?" tanya Pak Yura yang berdiri bersandar didekat pintu
"Pak Guru Yura"
"Ketuk pintu dulu, dong" ucap Kuze
"Pak Yura!" Ritsuka segera berlari ke Pak Yura
" . . . . . . " wajah Kuze mulai memerah kesal saat Ritsuka berlari mendekati Pak Yura
'Syukurlah... Pasti barusan mukaku aneh banget' batin Ritsuka yang masih berdebar kencang
"Lho? Tanganmu kenapa, Fujinami?" tanya Pak Yura
"Ah... Tadi tergores" jawab Ritsuka
"Wah, hati-hati dong. Tanganmu kan lembut" ujar Pak Yura memegang tangan Ritsuka yang terluka
Pak Yura melirik kearah Kuze lali tersenyum, membuat Kuze kesal melihatnya.
"Oi, Kepala Stroberi" panggil Kuze ke Ritsuka
"Sana Ungkapkan Perasaanmu. Kamu Suka Pak Yura, Kan?" ujar Kuze menghancurkan suasana disana
"Kamu Selalu Percaya Mitos. Aku Jadi Muak!" lanjut Kuze dengan meninggikan suaranya
Ritsuka langsung tertunduk mendengar ucapan dari Kuze. Pak Yura hanya terdiam tidak tahu harus berkata apa. Sedangkan Kuze, dia sudah pergi meninggalkan Ritsuka dan Pak Yura.
"Apaan, sih... Kuze kejam. Tidak perlu bicara... 'Hiks' begitu, kan..." tutur Ritdika menangis, dia merasa sudah tersakiti oleh perkataan Kuze
'Aku tidak mau Kuze bicara seperti itu' batin Ritsuka yang sudah terduduk dilantai dan terus menangis
Pak Yura menyodorkan sapu tangannya untuk Ritsuka menyeka air matanya.
"Pak Yura..."
"Jangan menangis" pinta Pak Yura je Ritsuka
"Ah? Kuze mana?" tanya Ritsuka yang tidak melihat Kuze
"Tadi dia ke luar" jawab Pak Yura
Ritsuka langsung berdiri dan berlari mencari Kuze.
"Fujinami!" panggil Pak Yura saat Ritsuka tiba-tiba berlari
'Jangan! Jangan! Jangan pergi! Kuze!' batin Ritsuka yang masih berlarian mencari Kuze
"Kuze!!" panggil Ritsuka saat menemukan Kuze yang tengah menggali didekat pohon
Ritsuka langsung berlari mendatangi Kuze. Ritsuka tiba-tiba tersandung batu dan terjatuh menumbur Kuze.
"Kamu apa-apaan, sih! Kenapa mengikutiku?!" tanya Kuze
Ritsuka tidak menjawab pertanyaan Kuze, dia hanya memeluk Kuze dengan erat. Melihat Ritsuka yang memeluk dirinya dengan erat, Kuze memasang wajah sayu.
'Aku tidak tahu harus bilang apa. Aku hanya bisa memeluknya dengan erat. Aku memang bodoh...' batin Ritsuka
Melihat Ritsuka yang memeluk dengan gusar. Kuze segera menepuk lembut kepala Ritsuka. Merasakan kelembutan tangan Kuze saat menyentuh kepalanya, Ritsuka langsung menangis.
'Ini Kuze yang ku kenal..." batin Ritsuka dalam tangisan
Ritsuka mengangkat wajahnya memandang kearah Kuze setelah dia merasa tenang. Kedua mata mereka saling bertatapan, mendekatkan wajah mereka dan berciuman dengan pemandangan langit sore dibawah pohon.
'Aku suka...' lanjut batinnya
"Ng, Kuze. Sedang apa disini?" tanya Ritsuka
" . . . . . . " Kuze menatap Ritsuka
"Aku mau menguburkan kuemu. Sebagai permintaan maaf karena sudah seenaknya memberitahu perasaanmu pada Pak Yura" jawab Kuze
"Aku tidak suka Pak Yura, kok" jawab Ritsuka jujur dengan wajah polosnya
"Harusnya kamu tidak mengejarku kesini. Dasar si polos ini" tutur Kuze sambil tersenyum
《Jika mengubur kue berbentuk hati dibawah pohon dekat gerbang sekolah, maka kau bisa bersama dengan orang yang kau cintai》
"Mitosnya benar" tutur Ritsuka setelah mengingat isi mitos yang sedang dia lakukan
"Ng? Apa?" tanya Kuze bingung
"Bukan apa-apa, kok" jawab Ritsuka
♢♢♢ ♢♢♢ ♢♢♢
Akhirnya aku merasakan cinta.
Semoga bisa terkabul...
♢♢♢ ♢♢♢ ♢♢♢《When Love is Realized | Selesai》
KAMU SEDANG MEMBACA
When Love is Hiding
RomanceAda 7 mitos cinta di Ryousei Gakuen. Ritsuka percaya dia bisa dapat pacar keren dengan mitos itu. Tapi Ritsuka selalu saja diganggu oleh Kuze, cowok paling menyeramkan di sekolah. Apakah keinginan Ritsuka bisa terkabulkan? . . . Cerita yang diangkat...