Bab 2

49 9 1
                                    

"Besok weekend, lili mau kembali ke desa?" Tanya key.

"Yah nenek sendiri, lili harus sering menemani nenek," jawab lili.

"Kakak antar besok ya."

"Yahh." lili bersiap untuk tidur.

"Kakak keluar, jangan lupa kunci pintu." Ingat key.

Key kembali ke apartemennya, dia akan melanjutkan pekerjaan yang tertunda. Key hanya seorang pekerja kantoran biasa yang mana gaji nya hanya cukup untuk biaya makan.

Jadi dia harus mencari pekerjaan sampingan untuk membayar biaya lain-lainnya, seperti biaya listrik biaya kebutuhan sehari-hari dan masih banyak lagi.

Orang tua key tidak tahu kemana, dia hanya meninggalkan key kecil bersama kakek neneknya di kota terpencil ini. Saat usia sudah lanjut maka lansia akan mudah terjadi penyakit. Key yang ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi harus gagal karena uang yang tidak mencukupi.

Tahun lalu kakek nenek key meninggal karena sakit. Dengan biaya rumah sakit yang begitu besar key harus menjual beberapa aset yang dimilikinya, sebelum nya kakek nenek key adalah pedagang rempah-rempah kemudian karena lanjut usia maka toko tersebut hanya di sewakan.

Karena uang yang dibutuhkan biaya rumah sakit besar key harus menjual toko-tokonya. Sekarang hanya menyisakan sebuah toko kecil seluas 30 meter persegi di sebelah barat pusat kota. Di sanalah key memulai bisnis sampingan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Saat ini toko mulai menjadi sepi karena di daerah sekitar banyak yang membuka supermarket. Sehingga banyak pelanggan yang berpindah tempat membeli ke supermarket. Key harus mencari akal agar toko nya bisa tetap berpenghasilan.

Keesokan harinya key sudah bersiap di bawah apartemen tua bersama motor kesayangannya. Lili turun dengan beberapa barang dan tas kecil.

Ketika musim hujan nenek lili akan pindah ke apartemen. Karena takut dengan kecelakaan lili. Namun sekarang musim kemarau nenek akan berada di desa merawat kebun sayur di belakang rumahnya.

  "Udah siap?" Tanya key saat lili duduk di boncengan nya.

"Yahh." lili memegang jaket pinggang key untuk pegangan.

Angin sepoi-sepoi meniup rambut lili sebagian yang tidak tertutup helm. Melihat pohon-pohon di pinggir jalan yang daunnya mulai menguning tanda akan mulai gugur.

Tak lama kemudian sekitar 45 menit mereka sudah sampai di pedesaan tempat nenek lili tinggal yaitu desa silo. Desa silo berada di tempat yang agak terpencil dan dalam.

Dengan jalan tanah dan batu dan banyak rumput ilalang menyertai saat mereka akan memasuki desa silo. Desa silo ini berada di bawah barat pinggiran gunung sinong.

Jalan yang lumayan susah di akses dengan hanya seratus lebih rumah tangga. Namun suasana pedesaan yang tenang dan damai. Penduduk nya sangat ramah tamah dan kompak dalam gotong royong.

"Nenek, lili kembali." Teriak lili dari gerbang rumah

"Lili cucu nenek, gimana sekolah nya?" Nenek lili keluar dari kebun belakang

"Aman nek, 3 minggu lagi lili ada ujian jadi mungkin lili ga bisa pulang."

"Ya, belajar yang sungguh-sungguh ya nduk biar jadi anak sukses." Kata nenek lili berjalan memasuki rumah.

"Nak key sudah makan?" Kata nenek akrab.

"Sudah nek." jawab key sambil membatu memindah barang bawaan lili.

"Nek, key mau lanjut kerja dulu, besok siang saya jemput lili." kata key sembari bersiap-siap
Lili mengantar key Kemudian berbisik di telinganya

"Kakak semangat kerjanya, biar cepet nikahi lili."

Key menatap lili, ada senyum di matanya yang lebut dan memanjakan saat melihat lili.

"Yah kakak berangkat." Tak lupa mengelus puncak kepala lili lalu pergi dengan sepeda motornya.

---flashback ketika lili kecil sakit---

Pada hari itu siang, udara terasa panas. Seorang gadis dengan seragam sekolah dasar nya terhuyung-huyung menaiki tangga apartemen menengah. Lift sedang diperbaiki jadi tidak bisa dipakai.

"Aduhh pusing," Kata gadis itu.

Keningnya berkeringat, pandangan sedikit berputar. Dibelakang nya terdengar langkah kaki menaiki tangga.

Saat langkah kaki gadis itu sedikit tersandung dan hampir jatuh. Dari belakang lengan yang kuat menangkapnya membawa ke pelukan sebidang dada kokoh.

Dan suara remaja puber memanggilnya dari atas.

"Lili?"

Kemudian tangan remaja itu memegang dahinya.

"Kamu demam? Kakak gendong ya."

Kemudian lengan yang menahan tubuh gadis itu diangkat menjadi gendongan koala. Remaja itu menggendongnya dengan langkah mantap menaiki tangga sampai lantai 4 tanpa merasa kesulitan.

Sesampainya di apartemen nomor 402, remaja itu mengambil tangan lembut menempelkan di pintu untuk kunci sidik jari.

Memasuki apartemen dan meletakkan gadis di gendongan ke kamar nuansa merah muda. Remaja itu memasuki dapur, memasak bubur. Membawanya ke gadis yang sedang tertidur di ranjang pink.

"Lili, bangun dulu. Makan ya." Kata remaja itu.

Kemudian menyuapi lili sampai habis setengahnya. Setelah itu membujuk lili untuk minum obat demam. Setelah selesai lili kembali tidur.

Setelah lili tidur, remaja itu beranjak melepas seragam sekolah menengahnya kemudian mandi di kamar mandi ruangan itu. Kemudian mengirim pesan ke orang tua lili.

Memberi tahu mereka bahwa lili sakit namun tak perlu khawatir karena dia akan membantu merawat lili. Pesan terbalas dengan cepat
Mereka mengucapkan terimakasih dan memberi tahu bahwa mereka masih sibuk dengan pelanggan disini.

4 jam kemudian lili terbangun karena haus. Dia melihat di sampingnya kakak key sedang tertidur disebelahnya. Pasti dia lelah setelah menjaganya.

Saat akan bangun dia menyadari bahwa lengan kakak key berada di perutnya. Postur mereka berpelukan. Lili pun tersipu. Dia ingat teman-temannya sudah ada yang berpacaran. Jadi saat terlalu dekat dengan lawan jenis lili merasa malu.

Tetapi karena dia suka kakaknya key, lili hanya diam. Menerima dengan wajah malu-malu.

"Kakak key," Lili menggoyang-goyangkan lengan key

"Um? Lili udah bangun?" Tanya key dengan suara serak khas bangun tidur.

"Maaf lili bangunin kakak, tapi lili haus. Lengan kakak mengikat perut lili," Kata lili dengan wajah merah. Entah karena demam atau merasa tersipu.

"Ohh, tunggu kakak ambilin," Kata key

Setelah key menyerahkan air panas ke lili, dia memasuki kamar mandi lalu keluar lagi. Menaruh gelas yang sudah habis. Key menggendong koala lili.

"Kak mau kemana?" Tanya lili menyandarkan kepalanya di bahu key

"Mandi," Kata key singkat, menepuk pantat lili pelan agar tidak bergerak-gerak lagi.

Sesampainya di depan bathtub key menurunkan lili kemudian melepas satu persatu pakaian lili.

"Kak?" Lili menahan tangan key yang akan membuka celana dalamnya.

"Tidak perlu malu, kakak sayang sama lili. Jadi lili tenang saja." kata key melepas semua kain yang melekat di tubuh lili

Kini lili telanjang, key memasukkan ke dalam bathtub yang berisi air hangat dan minyak esensial aroma vanila.

Gadis di bathtub tidak menyadari seberapa cepat detak jantung remaja yang memandikannya. Mungkin jika dia menoleh ke bawah dia akan melihat sesuatu yang menggembung dari celana longgar yang dikenakan remaja itu.

🐳🐳🐳   


Penulis: author itu suka banget sama novel cina terjemahan, jadi kalo ada kata-kata yang agak aneh, nyeleneh harap di maklumi. Pstt author itu introvert loh. Kalian ada yang sama kayak author nggak?

My Neighbore With SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang