Bab 7

37 8 10
                                    

Lili memasuki ruang untuk melihat ayamnya tadi yang dia masukkan di jalan. Rasa pusing menghampiri lagi. Memang seperti ini diawal awal membuka ruang, karena kekuatan mental yang tidak cukup kuat lili akan merasa pusing seperti menaiki lift.

Ayam dan bebek masih terbungkus kresek, begitu pun ikan nila dan udangnya. Kemudian lili menempatkan ayam dan bebek di padang rumput. Juga ikan nila dan udang dia tempatkan di sungai.

Menempatkan dua kotak lebah kecil di padang rumput juga. Sepertinya lebah ini bisa pergi ke area tanaman untuk menyerbuki bunga di pohon-pohon buah itu.

Hewan yang ada di Padang rumput tidak akan melewati batas teritorial nya kecuali lebah, jadi lili tidak khawatir jika pohon buahnya akan rusak karena hewan-hewan itu.

Perlu kalian ketahui berapa luas ruang ini? Nah ruang ini luasnya 2,5 hektar. Menurut catatan ada 3 hektar, tapi dia tidak tau kemana perginya setengah hektar itu.

Nah ruang ini dibagi dengan 1 hektar tempat menanam. 1 hektar untuk padang rumput. Setengah hektar untuk wilayah perairan termasuk rumah bambu itu. Setelah lili menempatkan semua hewan-hewan itu.

Lili kemudian menanam benih yang tadi dia beli di masing-masing petak. Di ruang ini sudah terbagi menjadi 100 petak yang masing-masing luasnya 100 meter persegi.

Tak lupa benih sayur yang dia ambil di rumah nenek juga dia tanam. Setelah selesai lili merasa lelah, melihat sungai lili jadi ingin mandi. Lili mandi di kolam ruang, di bawah air terjun.

Air nya dangkal hanya se-pingggang lili dan sangat men segarkan tubuh yang lelah. Jadi lili berenang bolak-balik di situ cukup bahagia. Tidak perlu sabun dan sampo rasanya sudah bersih. Ruang memang yang terbaik.

Setelah mandi lili lupa membawa baju ganti, lili segera keluar ruang dan mendapati dirinya telanjang di ruang tamu. Lili cepat cepat ke kamar memakai baju.

Setelah selesai lili membuat makan malam yang sederhana, bubur sayur dan tahu. Setelah makan malam selesai lili kembali ke kamar membuka buku pelajaran nya. Besok adalah hari Senin dia harus belajar agar tidak ketinggalan.

Jam 8 malam key mengetok pintu. Lili membuka nya dan menyuruh masuk.

"Nih kakak beli cake stoberi kesukaan kamu," kata key.

"Wah makasih kak," ucap lili manis.

Cake stoberi adalah kue yang sedang laris di pasaran namun harganya lumayan, jadi lili sudah mengidam-idamkan sejak lama.

"Belajar yang rajin, kakak masih ada keperluan di luar," kata key.

"Um hati-hati kak, jangan pulang kemaleman" kata lili perhatian.

Setelah key pergi, lili melanjutkan belajar nya sambil memakan cake stoberi. Enak banget, favorit lili, kak key emang perhatian.

Setelah jam menunjukkan pukul 9 malam, lili menghentikan belajar nya. scroll pesan di ponselnya mungkin ada informasi terbaru.
Setelah itu lili mematikan lampu kamar tidur. Karena cuaca yang masih panas lili menghidupkan kipas angin sepanjang malam.

Keesokan harinya lili bangun jam 5 pagi, mandi dan membuat sarapan, membereskan tempat tidur, menata buku yang akan dibawa. Lili berangkat ke SMA nya. Tak lupa mengunci pintu apartemen dan meletakkan di tas sekolahnya.

Sekolah lili tidak jauh hanya berjalan kaki selama 10 menit sudah sampai. Hari Senin saatnya upacara. Udara sudah panas masih saja harus berjemur di bawah terik matahari, memang sehat tapi setelah upacara bau nya itu hehe.

Sesampainya di kelas lili langsung menaruh tasnya di bangku nya. Teman duduk nya venya belum datang. Sementara tas ririn sudah ada tapi orangnya menghilang.

Lili duduk di nomer 2 dari depan. Tempat favoritnya sementara ririn sahabat nya duduk di depannya. Dia memakai kacamata minus jadi jika duduk dibelakang suka tidak fokus dan tidak kelihatan.

Beberapa saat kemudian venya datang dengan ngos ngos-ngosan.

"Hampir aja gue ketutup gerbang lagi," kata venya pada lili.

"Olahraga ven biar kamu bisa lari cepet hehe." lili mengetawai venya.

"Udah jam 7 yuk kelapangan yuk, tar lagi upacara mulai," ajak venya.

"Kuy." lili menanggapi sambil membawa topi nya.

Di lapangan sudah ramai, ada yang mulai berbaris ada yang masih berbicara. Tampak ririn berjalan keluar dari ruang uks.

"Lo sakit?" Tanya venya.

"Enggak lah, gue lupa bawa topi," bisik ririn
Banyak siswa yang mengikuti ekstrakurikuler PMR akan bisa meminjam topi jika lupa membawa. Pantas saja ririn dari UKS.

Terdengar suara perintah berbaris dari depan. Mereka berdiri di baris belakang, karena di baris depan adalah tempat siswa laki-laki dikelas mereka. Kemudian mereka menjalani upacara hari senin dengan khidmat.

1 jam kemudian upacara pun berakhir. Siswa siswi berbondong-bondong menuju kelas masing-masing. Saat itu tiba-tiba terjadi guncangan selama 3 detik.

"Kayaknya gue pusing deh," Kata lili memegang tangan riris.

"Lah gue juga sama." Venya menimpali.

Kemudian mereka beraksi. Beberapa siswa langsung berlari ke arah lapangan kembali. Dan guru-guru juga menghimbau agar tidak saling mendorong teman-temannya. Yah ternyata barusan terjadi gempa!

Karena terasanya pelan, itu artinya mereka jauh dari pusat gempa. Mereka yang cemas langsung menghubungi keluarga mereka. Key juga mengirim pesan, bertanya bagaimana keadaan lili. Lili juga langsung menelfon nenek menanyakan kabarnya.

Riris langsung online mencari berita dari BMKG. Yah gempa itu terjadi beberapa kilo meter dari garis pantai di kota sebelah. Dan skala richter nya juga kecil, jadi tidak berpotensi tsunami. Mereka menghela nafas lega.

"Gue udah panik, untung, untung. Seminggu yang lalu gue liat provinsi sebelah gempa. Gue biasa aja. Lah giliran disini meskipun kecil udah panik banget," Keluh venya.

"Udah kita aman kok. Tenang aja." Riris menepuk bahu venya dengan pelan.

My Neighbore With SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang