Karena udara yang panas, lili teringat ruang nya yang sejuk.
"Ah iya." lili menepuk jidatnya.
Kemudian dia memasuki ruang, angin sepoi-sepoi menyambut nya. Sedikit pusing karena tidak terbiasa menggunakan pikiran nya.
"Ahhh enak banget, adem," ujar lili.
Kemudian lili melihat beberapa bibit buah yang tadi dia tanam sudah tumbuh tinggi. Dapat dilihat dengan mata telanjang. Pohon-pohon yang agak layu tadi daunnya saat ini berubah hijau sehat.
"Uhh cepet banget." Terutama mangga, ada mangga berpohon pendek digunung yang sudah berbunga. Pohon itu saat ini menjadi rimbun daunnya dan menambah beberapa kuncup bunga lagi. Dan 2 pohon pepaya yang berbunga tetap tak bergerak.
"Uhh bunga ga bisa jadi buah kalo ga ada lebah nya, ntar aku ke pasar deh cari yang jual lebah juga beli anakan ayam kalo ada," ujar lili pada dirinya sendiri.
Setelah itu lili pergi ke rumah bambu dan tidur di dalamnya. udara yang sejuk membuat lili cepat tidur lelap.
Ketika dia bangun hari sudah sore. Lili cepat keluar ruangan. Melihat pesan key di ponselnya bahwa dia akan pergi bekerja, lili membalasnya bahwa dia akan pergi ke pasar.
Saat ini jam 4 sore lili membawa sepeda keranjang nya ke pasar. Saat sampai pasar dia me markirkan sepeda nya. tak lupa membayar uang parkir agar sepedanya dijaga ke amanannya oleh tukang parkir.
Lili berkeliaran di sekitar pasar mencari penjual lebah. Saat menemukan nya dia membeli dua kotak lebah kecil menghabiskan uang 50 ribu. Mahal.
Berkeliaran lagi di gang hewan, lili melihat penjual anak ayam dan bebek. Lili membelinya masing-masing 3. Dengan 2 betina dan satu jantan. Diwadahi dengan kresek biasa karena lili tidak membawa wadah. Total 10 rb.
Saat berjalan dia juga mendapati toko benih. Karena takut uangnya tidak cukup lili membeli satu kantong kecil benih jagung 13 rb, padi 30 rb dan gandum 22 ribu.
Lili melihat benih stoberi dan melihat harganya perbungkus 50bribu tidak ada ecer, hanya meliriknya saja.
"Buat apa neng beli benih dikit-dikit gini?" Tanya si penjual saat akan membayar harganya.
"Tugas sekolah pak, juga titipan temen, katanya sih buat praktek." Cengir lili, wajahnya biasa saja saat berbohong.
"Ohh ada-ada saja tugasnya, biologi ya?" Tanya penjual lagi.
"Iya pak, tau aja." bohong lili lagi.
"Iya saya juga ada praktek dulu waktu sekolah, tapi cuma suruh cari bibit pohon, ga nanem gini," ujar si penjual.
"Ohh kalo bibit pohon gitu beli dimana pak, mungkin nanti saya juga di kasih tugas kayak gitu pak," ucap lili menanggapi.
"Itu neng kalo mau beli bibit pohon yang murah di sebelah stasiun kereta, agak jauh tapi disana emang murah neng."
"Ohh gitu ya pak, makasih ya pak," ujar lili setelah membayar kemudian melangkah keluar dengan barang bawaannya yang berat.
Lili memasukkan kantong benih nya kedalam tas nya. Sementara anak ayam dan bebek tetap dia pegang di tangannya.
Saat mengambil sepeda ranjangnya dan akan keluar dari gang pasar. Lili melihat penjual ikan dan udang di mobil pick up dan ikan itu masih hidup di timba. Segera lili menghampirinya, karena masih ramai lili mengantri.
"Ini berapa bang yang masih hidup?" Tanya lili saat sudah giliran nya.
"Setengah kilo 25 ribu neng yang ikan nila nya, yang udang 50 ribu per setengah kilogram nya," Ujar abang yang jual ikan.
"Ohh, ikan nilainya deh bang setengah kilo sama udang seperempat aja. Kasih air ya bang biar tetep idup sampe rumah, " kata lili.
"Ga ada yang jenis lain bang yang masih hidup-hidup gini? Soalnya saya suka yang masih seger," tanya lili.
"Minggu depan neng saya bawa kepiting sama ikan mujair yang masih hidup. Enneng tunggu di tempat ini lagi aja jam segini," Jawab si penjual sambil membungkus pesanan lili.
"50 ribu neng," kata si penjual.
"Ini bang, Minggu depan ya bang," kata lili.
"Iya neng," jawab si penjual.
Si penjual tidak kaget saat melihat gadis seperti lili membeli bahan makanan. Karena di daerah sekitar banyak masyarakat miskin sehingga perempuan harus bisa mandiri sebelum usianya.
Lili pun berjalan pulang dengan sepeda nya. Ayam dan bebek kecil itu dia taruh di keranjang sepedanya beserta ikan nila dan udang nya.
Saat sampai di gang kosong, melihat tidak ada siapa-siapa di daerah itu. Lili langsung memasukkan kotak lebah, ayam, bebek, ikan dan udang kedalam ruang. Lili melanjutkan perjalanan pulang hanya dengan kantong benih di tas nya.
Sesampainya di apartemen dan mengunci pintu, lili menghela nafas dengan kemudahan ruang. Ruang ini bisa jadi kantung doraemonnya, praktis dan mudah. Jadi kotak penyimpanan ter-rahasianya.
"Ck ruang ini emang tempat yang baik, kalo ada penjahat datang, aku bisa langsung sembunyi di ruang. Tapi ruang ini kartu as ku, ga boleh ada yang tau. Umm mungkin nanti aku beli pisau atau alat pertahanan diri taruh di ruang, buat jaga-jaga," Ujar lili pada dirinya.
Setelah meletakkan tasnya di meja ruang tamu. Lili menghitung uangnya. Hari ini dia sudah menghabiskan uang 175 ribu. Uang makan 2 minggu sudah habis untuk belanja barusan. Sisa 25 ribu, ah dia hanya bisa minum bubur 2 minggu lamanya.
"Semoga aja buah cepet tumbuh, bisa aku jual buat beli makan." lili menghela nafas sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Neighbore With Space
FantasyKey dan lili sudah bertetangga semenjak kecil. Hubungan mereka yang hanya teman biasa berubah menjadi sepasang kekasih ketika mereka harus saling mendukung satu sama lain. Key dan lili tinggal di apartemen tua dan apartemen mereka bersebelahan. Key...