"Eemm, karena om cinta sama mama saya kan om?" Tanya Jisung
Minho hanya mengangguk kemudian terkekeh pelan.
Karena tujuan Minho, bukanlah yang dikatakan Jisung barusan.
"Setelah lulus kamu bakal nerusin perusahaan keluarga kamu kan,?"
"Rencananya sih gitu om, tapi selama mama masih mau megang, yaa aku cuma karyawan biasa hehe"
"Ohh berarti nanti kamu juga bisa bantu saya dong,?" ucap Minho.
"Bantu apa nih om,? Saya kan belum begitu paham soal sistem kerja di perusahaan Om, saya baru paham sampai tahap-tahap pengurusan dokumennya aja, hehe"
"Nanti saya a...." Belum selesai Minho bicara, Jisung sudah mengangkat telepon.
"Maaf om, saya angkat telfon dulu" ucap Jisung.
"Hallo, iyaa ma.."
"Sayang, kamu nanti pulangnya minta tolong dianter om Minho aja ya, kayanya mama masih lama di kantor"
"Ohh, okee ma, nanti aku naik taxi juga gapapa"
"Yaudah, mama balik meeting dulu yaa sayang, Love You"
"Iya ma, Love You too"
"Kenapa, mama kamu masih lama ya,?" Tanya Minho.
"Iya, saya disuruh bareng sama om Minho aja" kata Jisung.
"Yaudah nanti saya anter aja sekalian, kan saya lewatin rumah kamu" ucap Minho.
"Ehhh, engga usah om, saya naik taksi aja" Jisung bermaksud menolak.
"Gapapa Ji, lagian kita satu komplek kok"
"H-hah, kok ngga pernah liat Om Minho?" Jisung kaget.
"Iya, saya baru pindah kemarin" terang Minho.
"Kenapa om ngga tinggal satu rumah aja sama mama,? Kan bentar lagi mau nikah" ucap Jisung dengan entengnya.
"Wahh benar juga, kalau aku nikah sama So Hee, terus satu rumah dengan dia, otomatis aku akan satu rumah dengan si manis ini" ucap Minho dalam hati.
"O-ommmm" Jisung mengalunkan tanganannya di depan wajah Minho yang melamun.
"Ehhh, sorry sorry, itu sebenernya rumah orang tua saya sih, untuk sementara saja saya di situ, setelah menikah dengan mama kamu, saya juga bakalan tinggal sama kamu" ucap Minho.
"Sama mama saya om, bukan saya" koreksi Jisung.
"Yaa kan ada kamu juga di sana" elak Minho.
Mereka sudah selesai menyantap makan malam, kini Jisung dan Minho sedang berada di dalam perjalanan pulang.
"Om, nanti kalo om nikah sama mama, berarti saya bakalan punya adek dong,?" Tanya Jisung tiba-tiba.
"Ha-haaah, kok bisa,?" Minho tidak paham dengan ucapan Jisung.
"Ya kan om nikah sama mama, jadi nanti mama hamil, terus punya adek"
"O-ooh, engga, mama kamu udah bilang ngga mau hamil lagi"
"Yaahh, padahal saya pengen punya adek, biar ada yang diuyel-uyel" Jisung mempoutkan bibirnya.
"Kan kamu bisa nguyel pipi kamu sendiri Ji" Minho terkekeh.
"Ii-ihhh apasih om" Jisung terlihat salting.
Beberapa menit setelahnya, mereka sampai di depan rumah Jisung.
Jisung turun dan membungkukkan badan. Minho melakukan lagi mobilnya menujur rumah.
Minho masuk ke dalam rumahnya, melemparkan jas yang dia kenakan ke sepanjang arah.
Dia mengeluarkan handphone dari dalam saku.
"Halo sayang, kalau misal aku mau pernikahan kita dipercepat minggu ini, bisa ngga,? Tadi udah dapet restu dari Jisung juga" kata Minho.
"Tidak bisa sayang, aku ada dinas keluar kota hari Jumat ini, lagian kok kayaknya kamu buru-buru banget mau nikah"
"E-engga buru-buru, yaa aku kasian sama kamu, harus bolak balik ke kantor karena ngga ada yang bantuin kerjaan kamu, nanti aku bisa minta asistenku buat bantuin kamu sayang" elak Minho.
"Nanti aku bicarain dulu sama anak aku ya sayang, soalnya aku belum bilang kalo mau nikah dalam waktu dekat sama dia, udah dulu ya sayang, aku kerja dulu, Love you"
"Hmmm"
Piippp
Minho merasa sedikit kecewa, karena dia tidak bisa segera menikah dengan mamanya Jisung.
*back to Jisung*
Tap tap tap
Jisung melangkahkan kakinya gontai ke arah balkon, dia melihat bintang-bintang dari sana.
Dia sedang merenung.
"Hmmm, mama ngga punya suami aja sibuk terus ngga ada waktu buat aku, apalagi nanti punya suami, kayanya aku bakalan makin sendirian" dia bergumam sambil memejamkan matanya menikmati semilir angin di malam hari.
"Ahh, tapi ngga papa, toh buat kebahagiaan mama juga, tapi rasanya calon yang mama pilih terlalu muda, jangan-jangan dia cuma mau nguasain harta mama, ehh tapi dia kan orang kaya juga, ngapain ngincer harta mama" monolog Jisung.
Jisung mendial nomor sahabatnya, bermaksud untuk bercerita padanya.
"Halo Min..."
"Halo iyaa Ji, kenapa,? Ada masalah,?"
"Kok Lo peka banget sih Min, makin sayang dehhh"
"Ewwhh najis, gue udah ada Om Chan yaaa, kenapa rupanya Ji,?"
"Gue mau punya bapak tiri Min"
"Yaaa baguss donggg"
"Masalahnya, menurut gue dia terlalu muda buat nyokap gue Min, dia masih 30an"
"Kan emang selera nyokap lo yang berondong gitu Ji"
"Yaa tapi, ini beda banget dari yang biasa dia kenalin ke gue Min, masa gue deg-degan pas diliatin sama dia, pas dia senyum ke gue"
"Lahhh, lo mau jadi pelakor mak lo sendiri Ji,?"
"Enggak anjirr, Seungmin Gilaa, gue takut ajaa, kalo mama gue cuma dimanfaatin, tapi dia kaya sih, jadi ga mungkin dia manfaatin mama gue"
"Yaa bisa aja beneran cinta, makanya sampe mereka mau nikah Ji, jangan berprasangka buruk dulu"
"Hemmm, okee Min, makasiih ya Udah mau dengerin cerita gue, Love you, hahahahahah"
"Najeeesss Jisung"
Ppippp
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Insane
Romance"Sayang, kamu terlalu manis untuk ikut saya hancurkan, jadi kamu harus menjadi milik saya" ucapnya pelan. Warn & Disklaimer ⛔️⛔️⛔️⛔️⛔️⛔️⛔️⛔️⛔️ : • BXB • NSFW • 🔞 • CHEATING • GAY • 1000% Fiksi dan ide sendiri, tidak ada sangkut paut antara tokoh...