4.

1.1K 71 8
                                    

"Chan.. jalankan misinya sekarang" ucap Minho di telepon.

Beberapa jam setelah memutuskan sambungan telepon tersebut, bunyi telepon rumah Jisung berdenting.

Bi Hee Nam terlihat begitu panik bukan kepalang.

"Tuan, tuan.. Nyonya Tuann..." Bi Hee Nam sudah bergelinang air mata.

"Nyonya kenapa Bi?" Tanya Minho terlihat panik.

"Ny-nyonya ke-celakaan saat perjalanan pulang dari hotel, sekarang di Rumah Sakit Hellevator Tuan" ucap Bi Hee Nam dengan linangan air mata.

Gelas yang dibawa Minho terjatuh ke lantai, dia langsung menyambar jas dan kunci mobilnya.

"Bi, tolong kabari Jisung pelan-pelan, dia masih tertidur, nanti Bibi susul ke rumah sakit" Minho berjalan keluar rumah.

Bi Hee Nam bergegas menuju ke kamar Jisung.

"Den, Den, Den Jisung" Bi Hee Nam menggoyang pelan tubuh Jisung.

Jisung membuka sedikit matanya dan melihat Bi Hee Nam masih menangis.

"Bi.. Bi Hee Nam kenapa menangis?" Jisung mendudukan dirinya.

"Nyonya den, hiksss, nyonya kecelakaan Den" Jisung seketika menjadi linglung, karena nyawanya yang baru saja melayang ke alam mimpi, terbangun dan tertampar kenyataan yang menyedihkan.

Dia bergegas bangun, untung saja pakainnya masih rapi, Bi Hee Nam membawakan mantel Jisung.
Jisung sudah berlari menuruni tangga menuju mobil yang sudah disiapkan oleh sang sopir.

Di dalam mobil, Jisung dan Bi Hee Nam menangis tersedu.

"Denn, adenn tenang yaa" Bi Hee Nam berusaha menenangkan Jisung dengan mengelus bahunya, meskipun dirinya masih syok, tapi dia harus berusaha tenang, supaya Jisung tidak semakin kalut.

Sesampainya di rumah sakit, Bi Hee menanyakan ruangan Mama Han, kemudian bergegas menuju ruangan tersebut.

Terlihat Minho sedang berada di depan ruang operasi dengan wajah gelisahnya.

"O-o Paa.. hiksss" Jisung memeluk erat papa barunya, a.k.a Minho.

"Ssshh tenang sayang, mama pasti baik-baik aja" Minho mengelus kepala belakang Jisung.

Jisung masih terus menangis di pelukan Minho, sampai dokter keluar dari ruang operasi.

"Selamat malam Pak, operasi berjalan lancar, namun kondisi pasien saat ini masih kritis karena luka di bagian kepala akibat benturan cukup keras cukup fatal, jadi yang bisa masuk ke ruangan maksimal 1 orang saja" kata Dokter tersebut.

"Terimakasih Dok" Minho dan keluarga yang lain membungkukkan badan.

"Pa, aku pengen liat mama" mata Jisung terlihat sangat sembab.

Minho menganggukkan kepalanya, mereka pergi ku ruang ganti APD, sebelum memasuki ruang mama Han.

Jisung lebih dulu masuk ke ruangan.

"Maaa... hikssss.. Mama harus pulih yaa, mama harus bangun, mama harus nemenin Jisung sampai kapanpun, mama ngga boleh ninggalin Jisung sendirian, mama harus kuat" air mata Jisung tidak bisa berhenti sama sekali. Dia mengenggam dan mengelus tangan mamanya yang terpasang banyak alat-alat medis di sana.

15menit kemudian, Jisung keluar dari ruangan itu dan sekarang Minho yang masuk.

"Halo sayang.. maaf yaa.. udah bikin kamu kayak gini, seharusnya anak kamu juga ada di samping kamu, tapi karena aku terlanjur jatuh hati padanya, aku akan menjaganya demi kamu, balas dendam keluargaku pada keluargamu, cukup sampai kamu saja" Minho mengelus pelan kepala mama Han.

Iya, dalang dari kecelakaan Mama Han adalah suaminya, karena sedari awal hubungan mereka merupakan rencana balas dendam dari keluarga Lee kepada keluarga Han, dimana dulunya keluarga Han sempat membatalkan perjanjian kerja secara sepihak, hingga mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan keluarga Lee, jika saja kakek buyut Minho tidak menjual seluruh aset yang mereka punya, mungkin saja perusahaan itu sudah gulung tikar.

Namun tentu saja Han Jisung tidak mengetahui hal itu, karena mamanya juga tidak mengetahui tentang hal tersebut.

Cerita itu mengalir turun temurun di keluarga Lee, tapi tidak berlaku di keluarga Han.

Minho keluar dari ruangan dan kembali memeluk Jisung untuk menenangkannya.

"Ji.. kamu pulang sama Bibi yaa, biar papa yang jagain mama di sini"

Jisung menggelengkan kepalanya di dada bidang Minho, karena Jisung kekeh untuk menemani papa-nya di Rumah Sakit, jadi Minho menghubungi pihak Rumah sakit untuk menyewa kamar untuk keluarga pasien, mengingat ruangan yang ditempati mama Han saat ini, tidak boleh ada banyak orang di sana.

"Den.. Bibi pulang dulu yaa, ambil baju sama keperluan aden yang lain, jangan nangis terus Den, Nyonya pasti bangun Den" Hibur Bi Hee Nam.

"I-iyaa Bi, makasih yaa Bi" Jisung memeluk Bi Hee Nam.

Sekarang Jisung hanya berdua dengan Minho.

"P-paa, aku takut mama ngga bangun.. hiksss" Jisung menangis tersedu lagi.

"Ssshh, mama pasti berjuang buat kamu, buat kita sayang" Minho terus menenangkan Jisung.

Mungkin karena lelah menangis, Jisung sampai tertidur di pelukan Minho yang posisinya mereka sedang duduk bersebelahan.

Minho melonggarkan pelukannya dan menidurkan Jisung pada posisi yang nyaman.

1jam setelah kepergian Bi Hee Nam, kini Bi Hee Nam sudah sampai di ruangan tersebut lagi, membawakan berbagai kebutuhan Jisung dan Minho.

"Makasih yaa Bi, Bibi kalau mau pulang gapapa, biar ada yang jagain rumah" ucap Minho.

"I-iyaa Tuan, saya nitip Den Jisung yaa Tuan, makasih Tuan, saya permisi" pamit Bi Hee Nam.

Jisung masih mengenakan setelan jas putih dan celana bahan panjang yang ia kenakan saat di pesta.

Mau tidak mau, Minho harus menggantikan baju Jisung dengan pakaian yang lebih longgar, supaya Jisung tidur dengan nyaman.

(Moduss si bapak)

"Ji.. maafin saya yaa.. tapi saya janji bakal jagain dan bahagiain kamu" selesai mengganti pakaian Jisung, Minho mengecup singkat dahi Jisung.



















Alurnya kecepetan yaa? 🥲 aku pengen bikin ceritanya singkat aja, takutny kalo kepanjangan aku ga sempet update dan lupa jalan ceritanya 🙏

Makasii udah mampir, jangan lupa voment 🙏

He is InsaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang