5.

1.1K 74 6
                                    

"Ji.. maafin saya yaa.. tapi saya janji bakal jagain dan bahagiain kamu" selesai mengganti pakaian Jisung, Minho mengecup singkat dahi Jisung.

---------------------------



Keesokan harinya, dokter memberi tahu Minho, bahwa istrinya bisa dipindah ke kamar lain, meskipun belum terlihat ada perkembangan.

Di kamar tersebut terdapat ruang khusus untuk menunggu pasien, dimana bisa ditempati 3-4 orang, karena memang kamar VIP.

"Maa, mama bangun, Ji kangen sama mama" Jisung mengelus tangan mamanya dan meletakkan tangan dingin itu di pipi yang sudah basah oleh linangan air matanya.

Minho berdiri di samping Jisung mengelus bahu Jisung.

Terlihat begitu banyak alat menempel pada sang mama, Jisung masih tidak percaya, jika wanita yang begitu tegar berdiri dan bersemangat itu harus terbaring tak berdaya di sini.

"Sayang, kamu pulang dulu sebentar, besok kamu harus kuliah, kamu pasti perlu bimbingan skripsi kan" interupsi Minho.

"Tapi pa.."

"Mama kamu pasti engga pengen kamu telat lulus kuliah sayang, kamu harus buat mama kamu bangga sayang" Minho mengelus lembut pipi Jisung, untuk menghapus air mata Jisung.

Jisung berdiri dan memeluk papanya sebentar, lalu berpamitan ke sang mama untuk pulang.

"Ma, Ji pulang dulu yaa, nanti Ji balik lagi, mama harus bangun" Jisung mengecup lembut tangan sang mama.

"Ji, pulang dulu yaa pa"

"Iya sayang hati-hati"

Jisung sudah pulang bersama sopirnya, kini hanya tinggal Minho dan istrinya di dalam sana.

"So Hee-aaa, apa aku akhiri hidupmu saja sekarang, supaya dendamku cepat tertuntaskan" Minho menatap tubuh yang tak berdaya itu.

"Ahhh, tapi ada rencana lain yang harus aku lakukan, jadi kamu harus bangun sayang" Kata Minho.

"Meski aku juga tidak tau kamu kapan bangun" Minho sedikit terkekeh.

Sesampainya Jisung di rumah.

"Bi.. Jiji pulang" Jisung memasuki ruang tengah.

"Dennn Jisung, gimana keadaan nyonya den? " Bi Heenam buru-buru menuju ke tempat Jisung berada.

"Masih belum stabil Bi" Jisung terlihat lesu.

"Yang sabar yaa den, nyonya pasti bangun" Hibur Bi Heenam.

"Den, makan dulu, Bibi masakin nasi goreng kimchi kesukaan aden, aden belum makan kan?" Ajak bi Heenam

"Jiji ngga laper Bi" Jisung berjalan menuju kamarnya.

"Dennn, aden harus makan, kalau tau aden seperti ini nyonya pasti marahin Bibi, aden harus tegar, kan aden lagi skripsi, aden ngga boleh loyo" Bi Heenam menggenggam pergelangan tangan Jisung dan membawanya ke ruang makan, lalu mengambilkan makan siang untuk Jisung.

Dengan wajah yang masih terlihat sangat sedih, Jisung berusaha mengunyah makanan yang disediakan bi Heenam.

"Terimakasih makanannya Bi, Ji ke kamar dulu"

He is InsaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang