12.

700 49 4
                                    

"Paaa, ngga mungkin paa.. ngga mungkin mama pergi ninggalin Ji kan pa? Ngga mungkin paa" Jisung menangis sejadi-jadinya.

Minho memeluk erat Jisung.

----------------------

⛔️ kissing

(Kalau misal kalian yang membaca ini berfikir kalau ceritanya terlalu gila dan tidak masuk akal, memang iya 😁, jadi kalau tidak suka, boleh skip sayang)

Hari ini adalah hari paling kelam di hidup Han Jisung, karena dia kehilangan separuh dunianya, seorang yang selama ini menjadi tempatnya bergantung dan pulang, telah tiada, telah pergi meninggalkan dia selamanya, hatinya runtuh dan remuk. Seberapapun dia merasa kesal dan jenuh akan aturan-aturan yang mamanya terapkan, sang mama tetaplah manusia favorit Jisung (sebelum ada Minho), meski sibuk bekerja siang dan malam, Jisung memahami itu demi kebaikannya juga, karena sejak Jisung berumur 3bulan, laki-laki yang seharusnya menjadi ayah Jisung tidak direstui oleh sang kakek, karena dipandang tidak layak untuk bersanding dengan Mama Han.

Jisung masih terus menangis, mencoba untuk mencerna semuanya, kini Jisung sedang dipeluk bi Nam, sedangkan Minho sedang mengurus ini itu untuk pemakaman So Hee.

Saat ini, mereka sudah berada di rumah duka, tempat dimana jenazah mama Han akan dimakamkan, sesuai tradisi di keluarga Han, seluruh keturunan marga Han tidak ada yang dikremasi dan semuanya dikubur, karena mereka sudah membeli tanah khusus untuk pemakaman.

Beberapa keluarga dari Jepang, USA dan Eropa sudah datang, beberapa kolega Han Sohee dan juga Minho.

Seungmin juga datang untuk memberi penghormatan terakhir kepada mama teman dekatnya.

"Ji, kamu kuat ya, kamu hebat, kamu harus sabar" Seungmin memeluk erat sahabatnya.

Jisung terisak di dalam pelukan Seungmin.

Setelah seluruh keluarga dari luar kota dan luar negeri sudah hadir, pemakaman berlangsung sakral.

Minho mengajak Jisung untuk pulang, namun anak itu terlihat masih enggan dan terus melihat tumpukan tanah yang kini menutupi tubuh sang mama.

"Maa.. maafin Ji, ngga bisa jagain mama kayak dulu mama jagain Ji" air mata Jisung terus membasahi pipi gembilnya.

"Sayang, kepergian mama bukan salah kamu" Minho mendudukkan dirinya di samping Jisung dan memeluknya.

"Sayang, matahari udah hampir tenggelam, kita pulang yaa.." ajak Minho, karena kini mereka tinggal berdua disitu.

Akhirnya, Jisung menurut.

Sesampainya di rumah, terasa sangat sepi dan sunyi, keluarga yang datang sudah kembali ke rumah masing-masing, tersisa mereka berempat.

Bi Nam sibuk karena harus membersihkan seluruh peralatan dapur yang dipakai, sedangkan pak Arik mengantarkan saudara Jisung ke bandara.

Jisung terkulai lemas dan lesu di kamarnya, karena seharian ini dia tidak mau menelan apapun.

Tok tok

Minho datang membawa nampan yang berisi semangkuk bubur dan air hangat.

"Ji.. makan dulu yaa, kami seharian belum makan sama sekali"

He is InsaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang