3.

1.1K 71 3
                                    

Sabtu pagi, matahari terlihat sudah menyapa tirai jendela Han Jisung.

Dia mengerjapkan matanya berulang, berusaha untuk membuka mata. Terdengar suara ketukan pelan dari pintunya.

"Den, ditunggu ibu buat sarapan di bawah sama pak Minho" ucap Bi Hee Nam.

"Eemm, iyaa Bi, makasiih" Jisung menggeser kakinya ke tepi ranjang, berusaha mengumpulkan nyawanya.

Selesai mencuci muka dan menyikat gigi, Jisung berjalan menuruni tangga menuju ruang makan.

"Selamat pagi sayangnya Mama" ucap mama Han.

"Pagi Ma, pagi Om Minho" Jisung mendudukkan diri di seberang mamanya.

"Hai Pagi Jisung" sapa Minho.

"Sayang, hari ini mama sama om Minho mau fitting baju, kamu mau sekalian ikut?" Tanya mama Han.

"E-ehhh, secepat itu ma?" Tanya Jisung kaget, sambil mengoleskan selai ke roti.

"Iya sayang, kan mama udah bukan anak muda lagi yang harus berpacaran lama, asal kamu restuin kita" ucap Mama Han sambil menggenggam tangan Minho.

Minho hanya tersenyum.

"Iya ma, Jisung restuin kok, asal mama bahagia" Jisung memberikan senyum manis ke Mama Han.

"Makasih yaa sayang, alasan mama nikah sama om Minho bukan cuma karena cinta, tapi karena om Minho bisa bantu kelola perusahaan kita, jadi nanti mama udah ngga perlu lembur setiap hari" terang mama Jisung.

"Iyaa Ma, mungkin memang udah saatnya Jisung juga mulai bantu mama"

"Kamu fokus S2 dulu aja sayang, biar Om Minho yang bantu mama" ucap mama Han dengan lembut.

"Iyaa Ji, nanti biar om bantu handel perusahaan mama kamu, kamu fokus belajar dulu aja, kan nanti setelah produksi bisa langsung urus ekspornya ke perusahaan om" ucap Minho.

"oke Ma, om, Jisung ke kamar dulu ya" piring Jisung terlihat sudah kosong.

Jisung meninggalkan ruang makan.

"Sayang, kayanya Jisung kurang suka sama aku ngga sih?" Tanya Minho cemas.

"Engga kok sayang, dia emang pendiem anaknya" jawab Mama Han.

Selesai sarapan mama Han dan Minho pergi ke Butik tempat mereka fitting baju.




*Di Kamar Jisung*

"Haloohh" Jisung berbicara di telepon.

"Haloo, kenapaa? Tumben lu weekend nelfon"

"Min, masa mama gue mau nikah"

"Yaa bagus dong, nanti lu punya papa baru"

"Tapi gue ngerasa om ini terlalu muda buat jadi papa tiri gue"

"Terus lo maunya dia jadi suami lo gitu?"

"Heeeh mulutmu, yaa ngga gitu"

"Kapan nikahnya?"

"Minggu depan, Jumat malam"

"Haahh cepet banget, kapan mereka pacaran"

"Iyaa kan, gue gatau tepatnya kapan, tapi baru beberapa hari lalu dikenalin ke gue"

"Yaa mungkin, mama Lo udah yakin sama pilihannya yang sekarang Ji"

He is InsaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang