Usai libur semester yang cukup lama membuat rasa cintanya dan rindunya terhadap seseorang semakin menjadi-jadi. Bagi seorang Cleo Maira Arsyana tidak ada kata libur karena setiap detik adalah detik yang berharga untuknya.
Pagi ini Cleo bertugas sebagai panitia PLS di sekolahnya. Sebagai anak pemilik 50% saham di sekolahnya menuntut ia harus ikut andil dalam semua kegiatan yang ada. Sebenarnya Cleo malas sekali untuk berangkat ke sekolah di saat beberapa temannya masih libur. Menjadi panitia bukanlah maunya hanya saja ini cara satu-satunya untuk bisa dekat dengan sang pujaan hati.
"Adek, kamu berangkatnya bareng kakak aja ya!" ajaknya kepada sang gadis yang tengah mengikat tali sepatu.
"Gak usah kak! Adek berangkat sendiri aja. Kakak, duluan aja ke sekolahnya! Kan hari ini kakak panitia PLS." sahutnya sambil berjalan menuju meja makan dan mengambil selembar roti yang sudah diolesi selai coklat.
"Yaudah deh. Kamu hati-hati dijalan ya! Kakak berangkat dulu." ucap Cleo berlalu pergi menuju mobilnya. Namun, langkahnya terhenti ketika mengingat sesuatu, "Adeekkkk,,," panggilnya.
"Iyaaaa, kenapa kak?" sahut Queen dari dalam.
"JANGAN TELAT! OKE!" ucap Cleo mengingatkan.
"Siap buk bosss." balasnya.
Cleo, mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia terus mengalunkan musik yang saat ini ia putar.
Cleo, sudah tidak sabar untuk tidak bertemu dengan sang pujaan hati. Setelah sekian lama mereka tidak bertemu membuat, Cleo semakin antusias untuk mendatangi sekolahnya. Hari ini ia akan bertemu pujaan hatinya yang juga terpilih menjadi panitia PLS.
Mobil hitam milik, Cleo terpakir disebelah mobil putih yang juga baru saja datang. Senyum, Cleo terbit kala melihat mobil putih disebelahnya itu. Dengan cepat, Cleo keluar dari mobilnya dan berjalan menghampiri mobil putih yang masih nyala. Sepertinya mesin mobil itu belum dimatikan.
Tok
Tok
Tok
Cleo, mengetuk jendela mobil itu dan kaca itu tutun dengan perlahan, membuat wajah tampan sang pemilik mobil terlihat jelas.
"Gantengnya, calon gue." ujar Cleo terpana dan kaca mobil kembali tertutup.
Gazi, keluar dari dalam mobilnya dan kini telah berdiri didepan Cleo dengan wajah datar yang biasa ia gunakan kala bertemu gadis-gadis yang ingin mendekatinya.
"Awas!" ucapnya dingin.
"Awas nanti jatuh cinta, cinta kepada dirikuuu...." ucap Cleo seraya menyanyikannya.
Gazi mengadahkan kepalanya keatas mengatur emosi agar tidak marah kepada gadis gila didepannya ini.
"Awas, Cleo Maira Arsyana!" ucap Gazi seraya menyebutkan nama lengkap Cleo.
Mata Cleo terbuka besar, "GOOD, GAZI!" ucapnya membuat Gazi menatap gadis itu heran.
"Lo udah hafalin nama lengkap gue!" lanjutnya senang.
Gazi mengangkat satu alisnya heran. Apa yang membuat gadis didepannyanya ini terlihat bahagia hanya karena sebuah nama? Sungguh ini tidak masuk akal.
"Karena lo udah lancar nyebutin nama gue, sekarang gue minta buat lo bisa nyebutin dengan lengkap banget, Zi!" ucapnya "Sebutin nama gue, Cleo Maira Aryana binti Doni Arsagara dengan seperangkat alat sholat dan seluruh hati dibayar tunaiiii.... Sahhhh!!!!" lanjut Cleo diakhiri dengan tawa. Namun, tidak dengan Gazi yang kini menatapnya sinis.
"Gak usah mimpi!" ucap Gazi seraya mendorong pelan tubuh Cleo dan berjalan meninggalkan Cleo yang tengah menatapnya dengan tatapan bahagia. Tidak ada kata bersedih untuk sebuah cinta yang tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Littel Queen
Teen FictionJika mencintaimu adalah kebodohanku yang terlihat nyata bagimu maka melihatmu mencintainya adalah kebodohanmu yang terlihat nyata bagiku. Lantas siapa yang bodoh diantara kita? Jika kita sama-sama bodoh perihal cinta mencintai.