8

12 14 0
                                    

Pagi ini, sesuai rencananya Queen akan menceritakan ide bodohnya beserta argumentasi kekanak-kanakannya kepada Risa.

Lihatlah, kini ia tersenyum lebar kala mendapatkan wajah Risa yang baru saja memasuki kelas dan berjalan menuju meja mereka.

Risa, menatap Queen heran, "Lo kenapa? Senyum-senyum gak jelas gitu?"

"Aku mau kasih tau perihal argumen aku tentang pacaran, Sa." ucapnya dengan semangat.

Risa menyegitkan dahinya bingung, "Maksud lo?"

"Aku tau bagaimana cara terhindar dari dosa saat masih pacaran."

"Curiga gue sama lo, Queen." selidik Risa.

"Eh, dengarin dulu dongg... Gak asik banget, main curiga-curiga aja." rajuknya.

Risa menghela nafas panjang, "Yaudah, apa pendapat lo mengenai hal itu?"

Queen tersenyum lebar sembari menjelaskan pendapatnya yang membuat Risa melotot tak percaya dan berkali-kali membuang nafas lelah.

"Argumen macam taik yang lo katakan, Queen! Maaf dikata, lo kayak orang yang gak pernah dimasukin ngaji deh! Astagfirullah, gue berdosa banget mendengar dan memghina lo gini, tapi mau bagaimana lagi, lo sendiri yang minta dihina." geram Risa.

"Apaan sih! Siapa juga yang mau dihina? Kenapa sih Sa? Kenapa gak pernah mau dengar pendapat aku? Kenapa pendapat aku selalu salah dimatamu? Kan aku juga berhak bersuara!" ucapnya tak terima.

"Pendapat lo omong kosong semua, littel Queen! Zina ya tetap ZINA! Gak ada tuh toleransinya buat pelaku zina. Paham gak sih?!"

"Tapi kan yang aku katakan gak salah Rica Ricaaa."

"Yang lo kata emang gak salah, kalau lo mengarahkannya ke saudara kandung atau orang yang gak lo suka sama sekali. Paham?!"

Ada pada ngerti gak maksud Risa kek mana?

Kurang lebih seperti orang yang mungkin kita benci atau saudara kandung kita sendiri. Misalnya gini, orang yang kita benci tidak akan membuat kita menatapnya, memikirkannya, bahkan mengeluarkan kata-kata romantis untuknya yang mungkin saja menimbulkan zina diantara hal itu, walau ujungnya akan mengantarkan kita keperbuatan buruk lainnya. Membenci dan berzina tidaklah ada yang baik keduanya.

"Jadi gimana? Tetap putus dong kalau mau terhindar dari zina?"

"Iyalah, orang yang gak pacaran aja bisa kena zina mata, hati, pikiran dan mulut, apalagi yang pacaran." ucap Risa yang hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh Queen.

Sepertinya ide Queen tidak bermutu sama sekali dan memang tidak ada cara yang bisa menghalalkan sesuatu yang haram hukumnya kecuali menjauhi hal tersebut.

.
.
.
.
.

Jam istirahat berbunyi dua menit yang lalu namun Queen masih dengan posisi yang sama, duduk dan berdiam diri sembari mencerna semua yang terjadi.

Bagaimana bisa, ia putus dari Tiger sedangkan dia sangat mencintai pria itu.

Apa iya, disaat mereka sudah saling dekat Queen malah memutus hubungannya? Apakah dengan memutus hubungan, mereka akan tetap dekat seperti teman biasa? Apakah tidak akan terjadi permusuhan seperti sebelumnya?

Sungguh, Queen sangat takut dengan marah dan sikap dinginnya Tiger.

Apakah segitu sulitnya menjadi manusia dengan begitu besarnya hawa nafsu hingga melupakan hal yang dilarang oleh Allah demi kebahagiaan dunia semata? Nauzubillah, janganlah sampai kita pada kesesatan yang membawa kita dan orangtua kita ke neraka karena perbuatan hina itu. Sungguh, janji Allah itu pasti.

Littel QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang