02. Pertemuan

1K 44 6
                                    

Liya membaca buku pelajarannya dengan tenang sambil mendengarkan musik melalui ear phone dengan volume kecil sesekali bersenandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liya membaca buku pelajarannya dengan tenang sambil mendengarkan musik melalui ear phone dengan volume kecil sesekali bersenandung.

"Ehh Lo tau gak,hari ini bakal ada anak baru masuk ke kelas kita" ucap salah satu siswi yang kebetulan terdengar oleh Liya.

Seperti biasa geng cewek cewek populer sedang membuka bahan gosip.

Ahh...peduli amat,orang gak penting juga.

"Cowok atau cewek?"

"Gue gak bakal segirang ini kalau anak barunya cewek"

"Berarti cowok?Lo tau dari mana?"

"Gue tadi kebetulan lewat dari ruangannya Bu Amba dan ya ampun guys mereka ganteng ganteng bangeeeett"

"Lah...gak satu?"

"Enggak...ada lima kalau gue gak salah hitung trus mereka semua di tempatin satu kelas sama kita"

"Ehhhh....serius? wah gila nih,tiap hari cuci mata terus"

"DIEM WOYY....BU AMBA DATENG" itu suara baritone milik sang ketua kelas. Sesaat suasana kelas menjadi senyap begitu pula suara derap langkah yang datang dari luar.

Liya melepas earphone nya sesaat sang guru kesiswaan tersebut masuk kedalam kelas dengan diikuti lima orang laki laki di belakangnya. Di susul dengan suara teriak kegirangan para siswi perempuan.

"Anak-anak hari ini kalian kedatangan teman baru" ucap Bu Amba lantang.

Liya menopang dagunya tanpa menatap kedepan,merasa tidak tertarik dengan pemandangan di depan sana.

"Baiklah kalau begitu silahkan perkenalkan diri kalian masing masing"

Astaga....tidak bisakah di percepat? perkenalan ini membosankan.

"Halo...kenalin nama gue Jaegar Erlangga Valentino,biasa di panggil Elang"

Sesaat nama dan suara itu membuatnya tersentak hingga secara reflek pandangannya menatap ke depan. Tubuhnya menegang seketika melihat sosok di depan sana yang sedang menatapnya dengan wajah menyeringai.

"Jaegar"

Pandangan itu,Liya kenal betul sorot mata itu yang tidak berubah namun malah semakin menekannya dengan manik tajam itu. Bahkan perkenalan selanjutnya Liya seperti tidak menghiraukannya.

Kenapa harus anak ini? Liya bahkan sudah lama telah melupakannya, jauh saat lelaki itu pergi meninggalkannya tanpa pamit.

"Langsung saja silahkan duduk di kursi kosong,terserah mau dimana aja...nah anak anak buka bukit paket kalian halaman enam puluh tujuh"

Sial!kenapa tubuhnya jadi bergetar begini terlebih lagi pria itu malah mengambil duduk di sampingnya.

Masih dengan senyum yang tak lepas pria itu berkata "kaget?"

TTM | JAEGARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang