Flashback

155 24 3
                                    

Kini Akhtar berada di kamarnya bersiap untuk tidur namun seketika Ia teringat dengan percakapannya bersama sang kakak juga sang abi mengingat bagaimana ekspresi terkejut sang kakak mendengar bahwa Ia menyukai seorang perempuan membuatnya tersenyum...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini Akhtar berada di kamarnya bersiap untuk tidur namun seketika Ia teringat dengan percakapannya bersama sang kakak juga sang abi mengingat bagaimana ekspresi terkejut sang kakak mendengar bahwa Ia menyukai seorang perempuan membuatnya tersenyum tipis.

Flashback On

"APAAA jadi lo suka sama santriwati di sini ? Wah siapa tuh cewe sampe bisa buat lo suka secara kan  lo es kutub utara." Ucap Zein yang memotong pembicaraan.

"Zein pelankan suaramu nak dan bisakah kamu terlebih dahulu mengetuk pintu dan mengucapkan salam? Satu hal lagi tidak baik memotong pembicaraan seseorang dan tolong bahasa kamu ini area pesantren tidak enak jika ada yang mendengar kamu berbicara lo-gue ." Nasihat Abi kepada sang putra Zein dan di balas dengan cengiran

"Iya kebiasaan lo bang gak sopan tau." Ucap Akhtar sewot

Melihat Zein yang akan membalas ucapan Akhtar dengan segera Abi menghentikan ke dua nya

"Zein Ar-Rasyid, Akhtar Ar-Rasyid." Ucap Abi dengan penuh tekanan dan berhasil membuat ke dua saudara itu diam

"Jadi Akhtar apa yang membuat kamu menyukai gadis itu?" Tanya sang Abi

"Em dia berbeda Bi dia bisa menjaga pandangan dia sangat polos ya walaupun agak bar-bar seperti yang Akhtar bilang waktu itu aja Akhtar mergokkin dia lagi kabur dari acara beres-beres." Akhtar menjelaskan

"Wuihh bar-bar juga tuh cewek yang mana sih orang nya penasaran aku." Ucap Zein penasaran

"Tumben pake aku?" Tanya Akhtar heran

"Yeuuu bocah pake aku salah pake gue salah terus harus pake apa hah?" Sewot Zein

"Hei udah-udah kenapa jadi ribut gini sih kalian ini kalau di satuin berantem mulu pusing Abi." Protes Abi kepada anak-anak nya

"Abi namanya juga ade kaka pasti berantem gak berantem gak afdol ya gak Tar." Ucap nya pada Akhtar sembari menaik turunan alisnya

"Serah bomat. Abi ngobrolnya bisa nanti aja gak abis ni anak pergi soalnya gak akan beres-beres ngobrolnya." Saran nya pada Abi dan di balas dengan anggukan kepala tanda setuju namun di balas pelototan oleh sang abang

"HEH sopan dikit ke ama abang sendiri, abi juga kenapa setuju Zein kan mau tau siapa cewek nya." Sewot Zein dan di akhiri dengan wajah yang cemberut

"Up to you abi aja setuju serah anda mau setuju atau kaga juga gak peduli, oh iya bi Akhtar pamit yaau istirahat, assalamualaikum." Ucap Akhtar pamit sembari mencium tangan sang abi

"Apa mau teriak lagi kaya tadi?" Ucap Abi

"Hehe engga ko abi Zein mau pamit juga ya assalamualaikum abi Zein yang tuampan membahana." Pamit Zein

Melihat tingkah ke dua putra nya membuat Kyai tersenyum tipis apalagi melihat tingkah Zein yang ceria mengingatkan nya pada almarhumah sang istri

Flashback Of

"Huft ada-ada aja sih abang gue cuma perihal gua suka sama cewe dia heboh banget, tapi lucu juga sih. Ngantuk banget gua padahal baru jam delapan dahlah besok aja mikirinnya met bobo Akhtar ganteng." Ucap Akhtar sambil menertawai dirinya sendiri karena kekonyolannya.

Akhtar pun terlelap setelah membaca do'a dan surat-surat Al-Qur'an seperti kebiasaan nya

                                   ***
Lain pula dengan kediaman Bunda Aina beliau nampak sedang melamun di ruang keluarga sambil menunggu suaminya pulang kerja karena harus lembur ketukan di pintu utama membuat Aina terlonjak kaget dan tersadar dalam lamunannya

Tok..tok..tok..

"Assalamualaikum.Sayang mas pulang nih."Ucap Habib.

"Waalaikumsalam." Jawab Aina dari dalam rumah dan pintu pun di buka menampilkan suami nya yang nampak lelah

"Eh mas sudah pulang." Ucap Aina sembari mencium telapak tangan Habib.

Habib pun menganggukan kepalanya dan tersenyum yang di balas juga dengan senyuman indah dari Aina.

"Yasudah yuk mas kita masuk." Ajak Aina

Habib pun pergi ke kamarnya dan mandi sedangkan Aina menyiapkan makan malam.

Selesai Mando Habib turun dengan keadaan tubuh yang lebih segar

"Eh mas sudah mandinya.Ayo kesini kita makan malam dulu." Ucap Aina yang melihat Habib turun dari tangga.

Habib pun menganggukan kepalanya dan menyusul Istrinya yang sudah duduk di kursi meja makan

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Habib.

"Eh..ga papa ko mas." Jawab Aina sambil tersenyum.

"Kalo ada apa-apa cerita sama mas ya."Ucap Habib.

"Iya mas..Aina cuma kangen sama Liza". Ucap Aina dengan menundukan kepalanya.
Helaan napas keluar dari Habib

"Yasudah gimana kalo besok kita kunjungi Liza ke pesantren Bun."ajak Habib.

Mendengar ajakan dari Habib Aina pun mengangkat kepalanya dan tersenyum.

"Bener kan mas?" Tanya Aina memastikan.

"Iya sayang." Ucap Habib dengan senyuman.

Karena merasa bahagia tanpa aba-aba Aina memeluk Suaminya itu dengan erat dan di balas dengan pelukan yang begitu hangat.

"Makasih ya mas."Ucap Aina yang masih memeluk Habib.

Mereka pun mengurai pelukannya itu.

"Yasudah sekarang kita tidur biar besok ga kesiangan bangunnya." Ucap Habib.

Aina pun menganggukan kepalanya dan mereka beranjak ke kamarnya untuk tidur




#Vanilalatte

GARIS TAKDIR UNTUK LIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang