Semakin sa menghindari justru sa dihadang terus. Semakin sa menjauh justru sa dikejar terus. Jatuh dalam imajinasi diri sendiri. Namun keras kepala mengelak karena fakta dan realita seperti demikian. Tetapi ilusinya seakan nyata. Mau menyakal kendati, terbungkam karena tindakan diri sendiri.
Sa berusaha terima walau tra enak sebab kita bisa bukan hanya sekadar terbiasa tapi terpaksa! Sa sudah jauh melangkah sa tidak mau siap gerak balik kanan bubar jalan! Malas ee, terimakasih. Janet tra akan putar balik hanya karena gagal sa su dipertengahan jalan. Mungkin beberapa meter lagi dapat garis finis! Dan ko bilang sa tra bisa? Ko bilang sa gagal? Ko bilang sa kalah? Oh iya mungkin bisa saja. Tapi maaf seribu maaf ya, atau berjuta-juta maaf sa tetap terobos lajuh saja. Walau pada akhirnya di fiksi sa yang kalah. Tapi dalam realita sa tra akan kalah dan sa jamin itu. Walau pun itu diluar dari sa pu kendali. Namun setidaknya sa bisa menetapkan batas-batas. Untuk jaga jarak seratus meter. Saking tra sukanya sama ko. Sa belajar menikmati manis pahit hidup dengan cara bersyukur, dan lihat kemana arus hidup ini bawah sa.

KAMU SEDANG MEMBACA
S. P. S. P
Randomsekedar kata-kata dan ungkapan hati dalam logat Papua tapi jangan kam(kalian) khawatir tra(tidak) mengerti karna sa(saya) akan pake terjemahnya selamat membaca :) kalau suka jangan lupa follow :) start : 22 /ferbuari /2021 End :