Sa pu story Papua

13 1 0
                                        

Bikin emosi tapi tra bisa benci!

Ikatan batin seorang ibu dan anak itu kuat, tra peduli seberapa mereka, saling marah. Saling bertengkar. Tapi sejujurnya mereka saling peduli. Mungkin yang anak tidak mau terlalu diatur dan dikekang karna dia, merasa dia sudah dewasa. Dan dia ingin dipercaya bahwa dia bisa dan mampu. Tak perlu selalu dicurigai dalam hal pertemanan atau percintaan, namun seorang ibu itu mau sedewasa apa pun anaknya. Mereka akan cemas, khawatir. Bahkan melebihikan segalanya. Sesuatu yang baik-baik saja. Mereka akan mempersulit, akan memperkeruh. Jadi makin runyam. Mereka tidak ingin dibantah, ditentang. Dan berontak. Segala otoritas ada pada mereka, apalagi anak yang udah kuliah tapi masih masih bergantung sama mereka. Tetap segala keputusan harus dari mereka. Karna masih jadi tanggung jawab mereka!

Garis besarnya disini intinya seorang ibu itu mau yang terbaik untuk anaknya, ya mungkin tindakan dan ucapannya itu buat sang anak bisa kesal sama dia dan marah, perihal aturan dan rasa khawatirnya, takut dan cemas. Karna akan terjerumus dihal yang tidak sehat. Itu semua karena rasa sayang mereka yang terlalu besar dan tak dapat diukur! Itulah seorang ibu. Sa benci bilang ini, tapi ya ini. Fakta. "Sejauh apapun ko pergi rumah terbaik adalah ko pu ibu!"

Tapi, jauh juga didasar hati anaknya. Anaknya itu sayang sama ibunya. Meskipun bilang saya sayang ibu. Saja, kadang susah. Kadang ngomong kasar, bantah dan mau menang sendiri. Sama ibunya. Mereka juga sadar, bahwa mereka berdosa sama orang tuanya. Khususnya seorang ibu. Tra peduli cowok atau cewek mereka akan nangis kalau, ingat salahnya. Dan ujung-ujungnya minta maaf karena nyesel. Ibu emang bukan Tuhan, tapi sebagaian besar ucapannya benar, ya meskipun bukan semua sih😳

😌
Udahlah daripada dipendam ya tuangkan saja disini biar legah.

S. P. S. PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang