Pukul 10 malam, singto baru menginjakan kaki di rumahnya, karna setelah makan siang tadi singto kembali menggoda krist dengan menggoyangkan pantatnya dan ronde kedua terjadi di dapur hingga membuatnya tak bisa berjalan setelahnya.
"Dari mana saja kamu?" Tanya papa singto, saat melihat kedatangan singto .
Singto berjalan tertatih menaiki tangga dan mengabaikan papanya yang tengah menatap dirinya tajam, lubangnya benar-benar terasa sakit sekarang.
Tuan edward yang merasa di abaikan langsung menghampiri singto di tangga kemudian memegang tangan singto agar ia menghentikan langkahnya.
"Aku lelah pa!" Ucap singto.
"Kenapa kamu tak ke kantor tadi dan tidur dimana kamu semalam!"
"Aku malas berkerja dan aku menghabiskan hari ku bersama dengan kekasih ku tadi!"
"Pria atau wanita, sing!"
"....."
Tuan edward menatap banyak bekas kemerahan di leher singto.
*Bughhh... Satu pukulan mendarat di pipi singto sehingga membuat singto meringis kesakitan karnanya.
"Apa kekasih mu pria"
"Hmm" jawab singto singkat sembari memegang pipinya yang terasa perih.
Singto kembali melanjutkan langkah kakinya menaiki tangga dengan perlahan sedangkan tuan edward hanya menatap singto, dia mengerti sekarang dengan apa yang di lakukan singto di luar sana.
Saat singto hendak membuka pintu kamarnya, tuan edward memegang lengannya.
"putuskan kekasih mu! Jangan mencoreng nama baik papa! Hidup normal bersama wanita sing!"
"Papa percaya dengan wanita? Apa mama masih belum cukup untuk menjadi bukti jika semua wanita munafik? Dimana wanita tua itu sekarang? Pasti di club malam kan?" Ucap singto sinis.
Itu salah satu alasan dari singto untuk tidak terlalu mau serius dengan wanita, mamanya hampir setiap hari selingkuh bahkan tak jarang jika dia sering melihat mamanya membawa seorang pria tua pulang ke rumah mereka, hidup singto tak semulus yang terlihat oleh public, keluarganya memang tak pernah harmonis seperti keluarga lain pada umumnya dan tentunya singto kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya hingga membuat dirinya kacau.
Bukan hanya mamanya, papanya juga suka bermain di luar sana, hidup singto tak jauh berbeda dari apple yang harus mengambil alih perusahaan di saat usia mereka bisa di bilang masih terlalu remaja, hingga sekarang usia singto sudah 26 tahun.
Jadi wajar saja jika dia ingin bermain-main dengan mencoba banyak hal, karna masa remajanya hanya di habiskan dengan berkutat dengan pekerjaan kantor.
"Jangan ikut campur urusan ku, papa bebas bermain dengan para jalang di luar sana dan jangan pedulikan aku, urus hidup masing-masing!"
*Brukk... Singto menutup pintu kamarnya dengan kencang kemudian ia berjalan menuju kasur dan merebahkan tubuhnya di sana. Singto mencoba mencari posisi yang nyaman agar tak terlalu membuat pantatnya sakit, beberapa menit kemudian singto langsung terlelap, dia benar-benar lelah karna di gempur sejak semalam hingga tadi siang oleh krist.
Pagi hari menyapa, singto terbangun dari tidurnya dan merasakan jika pipinya membengkak sekarang, singto mengambil cermin kecil di atas nakas kemudian melihat wajahnya, benar saja pipinya membengkak dan juga membiru akibat di pukul papanya tadi malam.
Singto mengabaikan itu kemudian beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Singto menatap tubuh polosnya dari cermin besar yang ada di kamar mandi, banyak tanda kemerahan di sekujur tubuhnya dari paha, perut, dada hingga lehernya dan itu semua hasil karya krist kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed With you ✓
General FictionSemua berawal dari pertemuan yang tak disengahja antara krist dan singto, keduanya bertemu di sebuah pesta pernikahan teman mereka, singto yang baru pertama kali melihat krist merasa langsung jatuh cinta padanya dan ingin menjadikan krist hanya mili...