Part 2

1.1K 97 58
                                    

"Aku merindukan kekasih hati ku, jadi aku ingin menemuinya" ucap singto sembari beranjak dari tempatnya.

"Tapi tuan, sebentar lagi kita ada meeting" ucap patt, sekertaris singto.

"Besok saja, hari ini aku ingin menemui kekasih ku"

Singto keluar dari ruangannya dan mengabaikan patt yang menatap dirinya aneh, karna setahu patt, kekasih singto masih berada di kanada.

Singto mengemudikan mobilnya menuju suatu tempat, hingga beberapa menit berlalu akhirnya ia tiba di depan sebuah kafe tempat sang pujaan hati berkerja.

Singto Merapikan pakaiannya kemudian masuk ke dalam, dia duduk di salah satu kursi yang ada di sana kemudian mengeluarkan sebungkus rokok miliknya dan menghidupkannya sembari menunggu seorang pelayan menghampiri dirinya.

Benar saja beberapa menit setelahnya datang krist menghampirinya.

"Maaf tuan, tidak boleh merokok di sini, jika anda ingin merokok saya bisa membawa anda ke taman belakang agar tak mengganggu pelanggan lain" ucap krist sopan.

"Apa kamu melupakan ku?" Tanya singto sembari menghisap rokoknya kemudian menghembuskan asapnya ke hadapan krist.

Krist jelas masih mengingat singto hanya saja dia tak mau mengenal pria di hadapannya lagi sekarang, apa lagi setelah mereka melakukan itu, krist tahu jika singto sangat licik jadi dia lebih memilih mencari aman dengan tak mau menganggap jika dia sudah berkenalan dengan singto saat di pesta pernikahan gun minggu lalu, lagi pula dirinya seorang pria yang normal, dia tak menyukai pria dan kejadian di pesta pernikahan gun itu adalah sebuah kesalahan.

"Ayo saya antar ke taman belakang agar anda bisa bebas merokok di sana" ucap krist.

Singto hanya menurut dan berjalan mengikuti kemana krist akan membawanya.

"Anda bisa merokok di sini" ucap krist, kemudian ia memberikan buku menu kepada singto.

"Jangan bicara formal dengan ku, bukankah kita sudah berkenalan waktu itu? Atau kita perlu berkenalan sekali lagi? Baiklah perkenalkan aku singto prachaya CEO lion's Corp dan sahabat Off jumpol, suami gun mantan tetangga mu itu" ucap singto.

Krist hanya menganggukkan kepalanya, dia benar-benar malas meladeni singto bicara.

"Duduk dulu" ucap singto.

"Tidak, aku hanya sebentar di sini"

Singto membuka buku menu dan menyebutkan beberapa cemilan dan minuman untuk dirinya pesan sedangkan tugas krist menulis itu semua.

"Temani aku memakan semuanya" ucap singto.

"Maaf, aku di sini berkerja bukan untuk menemani pelanggan" ucap krist.

"Baiklah, apa nanti malam ada waktu?" Ucap singto sembari beranjak dari duduknya dan berdiri di hadapan krist.

"Tidak"

"Sayang sekali, krist. Aku benar-benar merindukan penis besar mu" bisik singto di depan bibir krist.

Singto menghisap rokoknya lagi kemudian menghembuskan asapnya ke wajah krist, membuat krist merasa sesak karnanya kemudian menjauhkan wajahnya.

"Tolong bersikap sopan, tuan. Tak semua orang suka dengan asap rokok!" Ucap krist marah.

"Sayang sekali pria tampan seperti mu tidak merokok" ucap singto.

"Apa sudah?"

"Hmm?"

"Baiklah aku permisi" ucap krist kemudian ia langsung beranjak pergi dari sana.

Obsessed With you ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang