Setelah menikah, apple membeli satu rumah mewah untuk krist dan singto tinggal bersama, dia benar-benar sudah merelakan singto sekarang dan krist juga berkerja di kantor miliknya menjadi sekertaris apple, sedangkan singto masih berkerja di perusahannya.
Sudah satu minggu keduanya tinggal bersama namun masih tak ada percakapan di antara keduanya, krist benar-benar tak tahu harus mengatakan apa begitu juga dengan singto.
Saat ini krist baru menyelesaikan pekerjaannya, ia langsung beranjak dari tempatnya dan keluar dari ruangannya.
Krist melajukan mobilnya pergi ke perusahaan singto untuk menemui suaminya itu dan mengajaknya berbicara.
Pintu di ketuk dan singto menyuruh orang tersebut untuk masuk.
"Kenapa, krist?" Tanya singto.
"Aku hanya ingin berbicara dengan mu" ucap krist sembari duduk di kursi depan meja kerja singto.
Singto membereskan perkerjaannya kemudian menatap ke arah krist.
"Aku minta maaf untuk semuanya, maaf jika menghilang begitu saja saat itu dan maaf jika kemarin aku masih belum mengajak mu berbicara, aku hanya bingung ingin memulai semuanya dari mana"
"Ini...." Ucap krist sembari memberikan sesuatu kepada singto.
"Tiket pesawat?" Ucap singto.
"Apa kamu mau pergi honey moon dengan ku? Kita bisa memperbaiki hubungan kita di sana dan memulai semuanya dari awal"
"Kamu menerima pernikahan kita?" Tanya singto.
"Tentu saja"
"Ku pikir kamu terpaksa menikahi ku"
"Tidak, aku hanya bingung harus berbicara apa dan juga malu karna perlakuan ku yang menghilang tiba-tiba saat itu"
"Aku mau" ucap singto.
Krist beranjak dari tempatnya kemudian menghampiri singto dan memeluknya, sekarang dia lega akhirnya mereka sudah berbicara dan tak lagi seperti orang asing.
Keesokan harinya, krist dan singto sudah bersiap dengan dua koper yang berisi pakaian mereka.
Perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu beberapa jam itu, akhirnya mereka mendarat dengan sempurna di paris.
Krist sengaja mengajak singto ke paris karna mendengar orang-orang menjuluki kota tersebut kota cinta, ia berharap cintanya dan singto juga akan kekal di sana.
Krist membawa singto ke hotel yang sudah dirinya pesan dan beristirahat untuk hari ini, karna mulai besok baru mereka akan menjelajahi kota tersebut.
Singto memeluk tubuh krist dengan posesif dan menenggelamkan wajahnya di dada krist sedangkan krist mengusap lembut rambut singto hingga keduanya sama-sama terlelap.
Saat pagi harinya krist bangun lebih dulu karna ponselnya sedari tadi berdering, ia melihat banyak panggilan tak di jawab dari namtarn sejak semalam dan pagi ini.
"Iya, kenapa?" Ucap krist, saat ia mengangkat panggilan itu.
"Kamu dimana? Aku ingin bertemu"
"Bukankah kita sudah selesai? Jangan mencari ku lagi, namtarn"
"Apa dua tahun ini semudah itu untuk di lupakan? Apa lagi hubungan kita berakhir sangat mendadak seperti ini, aku masih belum bisa merelakan itu"
"......"
"Seharusnya kita sudah menikah sekarang, hikss... K-kenapa kamu tega melakukan ini, krist" ucap namtarn di sebrang sana dengan menangis.
Namtarn mengubah panggilan mereka menjadi panggilan video, krist terkejut melihat namtarn yang menangis dengan menggunakan gaun pengantin yang harusnya di pakai saat pernikahan mereka.
"Ke sini sekarang! Nikahi aku" ucap namtarn, dengan mata yang membengkak tentunya.
Tangan krist bergetar melihatnya, jujur saja dia sangat merasa bersalah, tanpa sengaja kamera krist terarah ke arah singto yang masih terlelap dengan memeluk tubuhnya dan namtarn tentunya melihat itu.
"Kamu bersamanya? Harusnya aku yang berada di posisi singto sekarang! Harusnya aku yang memeluk mu, ke sini, krist. Temui aku, nikahi aku sekarang!" Ucap namtarn sembari berteriak.
"Kenapa kamu tega melakukan itu pada ku... Hiks..."
"Sejak kapan kamu selingkuh dengannya! Apa sejak di pernikahan off dan gun kalian sudah selingkuh!!"
Krist hanya diam tak tahu harus menjawab apa, hatinya sedikit perih melihat namtarn menangis sekarang. Benar saja, dua tahun bukan waktu yang singkat dan tak bisa semudah itu di lupakan, semua salahnya jika ia tak selingkuh dengan singto mungkin sekarang dia sudah bahagia bersama namtarn.
Krist tengah bimbang sekarang, jika kemarin dia sudah memantapkan hatinya untuk hanya mencintai singto tapi sekarang saat melihat namtarn kacau seperti itu membuatnya ingin kembali ke negara thailand dan menemui namtarn, memeluknya agar wanita itu tenang.
Namtarn terus menangis sembari berbicara, membicarakan rasa sakit yang di rasanya dan memohon agar krist menghampirinya dan menikahinya.
"Aku siap jika harus menjadi yang kedua, kamu masih mencintai ku kan? Kamu menikahinya hanya karna dia sedang hamil anak mu sekarang?"
"Jika dia sudah melahirkan ceraikan saja, aku siap membesarkan anak itu bersama mu"
"Krist! Kenapa hanya diam! Ke sini sekarang!!" Teriak namtarn.
Krist lebih memilih mematikan panggilan itu kemudian mematikan ponselnya, dia benar-benar tak kuat jika harus melihat namtarn seperti itu.
Sedangkan singto, ia semakin mengeratkan pelukannya di tubuh krist, dia mendengar pembicaraan mereka tadi hanya saja dia sengaja tak ingin membuka matanya. Singto menginginkan krist menjadi miliknya sendiri. Singto akan menyingkirkan namtarn nanti.
*Cup... Satu kecupan lembut mendarat di kening singto, membuat singto membuka matanya.
"Ayo bangun" ucap krist.
"Kita kemana?" Tanya singto.
Singto hanya berharap jika krist akan mengajak dirinya jalan-jalan, bukan membangunkannya untuk pulang.
"Tentu saja melihat-lihat kota ini"
Ucapan krist tadi sukses membuat singto tersenyum senang mendengarnya.
"Sebentar, kepala ku pusing" ucap singto.
Tidak, kepalanya tak benar-benar pusing, dia hanya sengaja melakukan itu untuk mencari perhatian krist. Ingatkan janji singto kepada dirinya sendiri saat itu, dia akan membuat krist jatuh cinta hingga bertekuk lutut dengannya bahkan krist sendiri yang mengemis cintanya nanti.
Krist memijat tengkuk leher singto agar rasa pusingnya mereda.
"Apa kamu masih mengalami morning sickness?"
"Terkadang"
Krist mengecup perut singto kemudian mengajak anaknya berbicara.
"Jangan terlalu nakal di dalam sana, kasian papa" ucap krist.
Beberapa menit kemudian singto beranjak dari tempatnya dan berjalan ke kamar mandi sedangkan krist membuka koper mereka mencari pakaian untuk mereka kenakan hari ini.
"Apa kamu masih merokok, sing?" Tanya krist, saat melihat beberapa bungkus rokok di dalam koper singto.
"I-iya"
"Jangan merokok lagi, bukankah kamu tahu sendiri jika kandungan mu lemah sekarang? Kamu mau membuatnya pergi?"
"Tidak, maafkan aku"
"Iya, jangan di ulangi lagi" ucap krist sembari mengambil rokok itu dan membuangnya di tempat sampah.
"Jika kamu ingin merokok, sebaiknya alihkan dengan memakan permen saja" ucap krist, ia mengeluarkan sebungkus permen yang di bawanya kemudian membukanya dan memberikannya kepada singto.
Setelah membereskan pakaian mereka, kini giliran krist masuk ke dalam kamar mandi.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed With you ✓
General FictionSemua berawal dari pertemuan yang tak disengahja antara krist dan singto, keduanya bertemu di sebuah pesta pernikahan teman mereka, singto yang baru pertama kali melihat krist merasa langsung jatuh cinta padanya dan ingin menjadikan krist hanya mili...