Suara musik di wireless earphone Zeus sangat keras, sampai terdengar oleh orang lain suara musik nya. Zeus tengah menunggu sang papa datang menjemput nya di kantor polisi. Untung sang polisi tidak menemukan mereka saat lagi balapan, jadi mereka tidak di kurung di dalam jeruji besi dan hanya dipanggil orang tua.
Sial nya Morning Star hampir semuanya lolos, termasuk Fairel. Namun tidak dengan Olimpus, mereka semua tertangkap dan ditempatkan di tempat yang berpisah-pisah supaya tidak kembali berkelahi.
Zeus sudah menyiapkan mental, jelas ia tahu apa yang akan papa nya itu lakukan padanya. Siap-siap saja harga dirinya turun untuk kesekian kalinya dan di permalukan di depan umum. Musik yang ia dengarkan hanya pengalihan saja supaya ia tidak gelisah.
Waktu yang di tunggu Zeus akhirnya datang juga, sang papa sudah berdiri tegap di hadapan nya. Meski Zeus sedang duduk dan posisi kepala yang menunduk, ia bisa dengan jelas merasakan kehadiran papa nya itu.
"Bangun!" perintah Abimanyu dengan nada dingin. Zeus pun menurut.
"Selamat malam Pak, apa Bapak perwakilan dari anak ini Pak?" tanya salah satu petugas kepolisian ketika melihat Abimanyu yang baru masuk ke kantor polisi.
"Malam, iya saya Papa nya... dia ngapain lagi ya Pak?"
"Anak Bapak terlihat sedang tawuran dengan anak-anak yang di sebelah sana Pak." Abimanyu yang mendengar itu mendengus dan menatap Zeus dengan tajam.
"Bukan tawuran Pak, saya udah bilang daritadi-" bantahan Zeus terpotong.
"Diem kamu Valzeus!" tegas Abimanyu pada sang anak.
"Sekarang karena Bapak sudah datang, silakan tanda tangani berkas di meja saya ya Pak, setelah itu Bapak bisa bawa anak Bapak pulang," lanjut sang petugas.
"Baik Pak, nanti saya ke sana... terima kasih ya." sang petugas langsung meninggalkan Abimanyu dan Zeus berdua. Emosi Abimanyu sudah tidak bisa di kendalikan. Rahang nya mengeras.
"Mau jadi apa kamu kalo kerjaan nya kayak pereman berantem gini?!" tanya Abimanyu pada Zeus.
"Enggak usah basa basi, nih tampar aja buruan... mau kiri apa kanan?" Zeus menantang sang papa dengan memajukan kedua pipi nya ke arah Abimanyu.
"Valzeus!"
"Apa?!!!"
"Berhenti jadi anak kurang ajar kamu ya!"
"Buah jatuh enggak jauh dari pohon nya... walaupun sebenernya saya enggak mau jadi buah nya kalo anda pohon nya."
PLAK!
Abimanyu menampar pipi kiri Zeus. Bisa dirasakan perih yang menjalar di sekitar bibir dan pipi Zeus. Di elus bagian bibir Zeus yang bontok akibat berantem tadi yang berdarah kembali akibat tamparan sang papa. Padahal luka nya sudah kering tadi.
"Nah gitu dong langsung tampar, satu lagi nih biar adil... yang kanan belom." Zeus menepuk pelan pipi bagian kanan nya guna menyuruh Abimanyu menampar nya lagi.
Semua orang di dalam kantor polisi jelas memperhatikan pertikaian sang anak dan papa yang menarik perhatian. Jujur saja yang Zeus rasakan saat ini adalah malu. Ia malu ditampar dan di marahin di depan umum seperti ini. Kalau bisa ia balas, pasti akan di balas. Namun ia selalu ingat pesan mama nya 'Jagain Papa'. Zeus benci rasa cinta mama nya pada sang papa.
"KOK DIEM?! TAMPAR LAGI HEY ABIMANYU!"
PLAK!
Reflek tangan kiri Abimanyu menampar pipi kanan Zeus karena ia sudah tenggelam dalam emosi. Dada nya naik turun, ia terkejut melihat Zeus yang berteriak seperti itu di depan nya. Apakah Zeus sebenci itu pada dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Agapanthus
Teen FictionTanpa diduga kisah mereka bagaikan takdir yang telah diciptakan tuhan, pertemuan yang tak di inginkan - perpisahan yang juga tak sanggup di jalankan, semua berasal dari sebuah ketulusan cinta dan kebaikan hati yang suci -seperti bunga Agapanthus. ...