30.IMAM PILIHAN APPA

4.2K 214 10
                                    

Seringkali kita berdo'a namun tak kunjung terkabulkan, itu tandanya apa yang kita doa kan bukan yang tepat kita dapatkan. Allah subahanawaataala akan membayar do'a kita dan memberikan kita yang terbaik, yang akan membuat kita menangis bahagia dengan apa yang telah Allah berikan

Akhtar Fawaz Alfatih

.
.
.

Assalamu'alaikum, jangan lupa prioritas kan Al-Quran. Jangan lupa shalawat dan Al-Kahfi nya juga♡♡♡.

.
.
.

Bismillahirrahmanirrahim

Happy reading
.
.
.

30.IMAM PILIHAN APPA

"Haidar!"

Haidar menoleh "Ya? Kenapa?" Tanya nya

Aina menunjuk hidung Haidar ragu dan kaget "I-itu" Ucap nya terbata

Haidar bingung dengan gelagat adik nya, ia pun berjalan kembali masuk ke kamar Dikta  lalu ia bercermin dan memandangi wajah nya dari pantulan cermin.

Sontak Haidar pun terkejut kala melihat dan meraba hidung nya.

"Aishh mengapa si sialan ini harus keluar di saat tidak tepat" Gumam nya kesal

Haidar pun kembali berjalan keluar melewati Aina yang masih mematung di tempat nya.

"Bukan apa apa, jangan di pikirkan" Ucap Haidar sebelum ia melewati Aina

Aina sedikit khawatir dengan keadaan Haidar, apakah dia baik baik saja. Namun pikiran buruk nya ia tepis, lalu Aina pun berjalan keluar untuk berangkat ke sekolah nya.

Aina terus saja memikirkan kejadian yang baru saja ia lihat, Aina melamun sepanjang jalan menuju ruang tamu nya sampai sampai dia hampir terjatuh di tangga pertama tadi.

Dia duduk di sofa ruang tamu, yang dimana di sana ada Azhar dan Dikta yang tengah menyemil snack.

Azhar menoleh ke arah Aina "Buna, sini makan bareng Azhal" Ajak nya

Aina menoleh ke arah Azhar "Yak, Azhar makan aja, buna masih kenyang" Balas Aina

Azhar hanya menganggukkan kepala nya.

Dikta sedari tadi hanya fokus menonton TV, kini dia menoleh ke arah Aina "Kenapa lo? Ada sesuatu yang ganggu lo?" Tanya Dikta

Aina menggeleng cepat "Nggak ada. Dik sekarang lo siap siap, jangan sampe gue telat dateng ke sekolah" Balas Aina, lalu ia kembali bangkit untuk mengambil tas nya

Dikta menatap Azhar "Cil, om mau siap siap dulu buat anterin buna kamu dulu, nanti bocil ke sekolah buna bareng Opa, oke?" Ucap Dikta

"Oke" Balas nya

Dikta mengangguk "Bagus"

"AZHAR AYO MANDI NAK, OMA UDAH SIAPIN AIR HANGAT BUAT KAMU" Teriak Umma Hani dari dapur

Imam Pilihan Appa [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang