28

670 72 3
                                    

*Disarankan sambil denger Without you-nya milik Jurrivh ya

HAPPY READING
AND HAPPY WEEKEND!!!

-

Selama berhari-hari lamanya Seung Ho terus saja berada di dekat Seokjin adiknya. Atas segala permohonannya pada pihak rumah sakit dan sahabat-sahabatnya, Seung Ho berhasil menjauhkan adiknya dari jangkauan semua orang. Tanpa terkecuali.

Selagi Seung Ho menunggui Seokjin di dalam ruangan, semua yang berniat menjenguk Seokjin berada di luar ruang rawat remaja itu. Mereka semua bisa duduk sampai seharian tanpa melakukan apapun demi dekat dengan Seokjin. Dan tentu saja diantara semua orang itu, ada Bae Yuna juga disana.

Ibu satu anak itu menyesal sejadinya saat mendapatkan amukan dari si sulung Seung Ho, apalagi saat anak itu kemudian mengusirnya di hari saat Seokjin dalam keadaan kritis. Sungguh, hati Yuna terluka karenanya.

"Anak mama.." Tangis Yuna sembari berdiri mematung di depan kamar Seokjin.

Gaon dan Taehyung yang berada di luar ruangan hanya menatap tak berekspresi pada Yuna. Mereka sudah agak terbiasa dengan kehadiran wanita itu beberapa hari belakangan. Apalagi, akhir-akhir ini dia selalu saja berada disini hingga suaminya menjemputnya dengan amarah.

"Kalau saja mama tidak pernah meninggalkanmu, dan kalau saja mama mendengarkan lukamu, kamu pasti tak akan seperti ini. Kamu pasti akan tumbuh sebagai anak yang tampan dan juga menawan. Tapi mama.."

"Mama hanya memikirkan luka mama saja nak.."

"Mama egois.."

"Maafkan mama nak.. Maaf.."

Tangis wanita itu kembali meledak seperti hari-hari sebelumnya. Suara isakannya jujur saja membuat Gaon dan Taehyung iba, bahkan ikut merasakan luka dan penyesalan yang sama.

Taehyung jujur saja selalu di hantui rasa bersalah yang amat sangat dalam. Dan karena tangis serta kata-kata Yuna barusan, Taehyung merasa terganggu.

Tanpa memperdulikan ayahnya, remaja itu bangkit dan berjalan menjauh dari sana. Ia harus pergi untuk merasa tenang, dan mungkin kali ini ia akan mengadu pada seseorang.

.

.

.

.

"Mah.. Aku datang.." ucap Taehyung lembut.

Remaja itu menatap foto sang ibu yang terpajang apik di rumah abu. Manik matanya berkaca-kaca saat melihat fotonya, Ibunya, Seokjin dan Seung Ho disana.

"K-kakak sakit mah.."

"Tolong bantu aku.." Ucap Taehyung dengan tangis yang telah pecah.

Baruntung rumah abu hari ini tengah sepi, jadi Taehyung bisa menangis sejadinya tanpa harus takut orang lain terganggu.

Tubuh remaja yang lebih muda dari Seokjin itu merosot jatuh dengan posisi bertekuk lutut. Wajahnya menunduk malu. Ia tak punya muka untuk bertemu ibunya setelah semua yang terjadi pada Seokjin yang mamanya telah titipkan padanya.

Sebetulnya tanpa di ketahui siapapun, Taehyung sempat berbicara empat mata dengan ibunya beberapa jam sebelum kematian sang ibu. Di dalam pembicaraan itu, ibunya yang tadinya tengah bercanda dengan dirinya tiba-tiba saja terhenti dan menatapnya dengan serius. Wanita cantik itu tiba-tiba saja memeluk Taehyung kecil dan membisikkan sesuatu tepat di telinga Taehyung.

"Jaga Seokjin untuk mama sayang. Walaupun dia ceria, tapi dia tak memiliki siapapun. Jika mama nanti tidak ada, tolong jaga dia dan anggap dia sebagai keluarga kandungmu sendiri. Jangan biarkan dia sendirian. Dia akan takut nantinya."

Lavender [라벤더] SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang