2

323 60 8
                                    

Pernikahan, tidak pernah terlintas dalam benak dahyun. Hanya kehidupan tenang tanpa beban, itu yang selalu dahyun impikan. Tapi sayangnya dunia tidak berpihak, hari ini dahyun resmi menjadi seorang suami dari anak SMA sekaligus tetangga nya.

Hanya karena kesalahpahaman, mereka berakhir kepelaminan. Pernikahan terpaksa hanya menuruti ucapan kedua orangtuanya, sekaligus bertanggung jawab atas kesalahannya yang sebenarnya tidak terjadi apa-apa malam itu. Kalo boleh jujur dahyun ingin lari dari kenyataan, entah apa yang akan orang-orang katakan pria berumur 28 tahun menikah dengan anak SMA.

"Om,"

Sontak dahyun tersadar dari lamunannya, menoleh kearah sana yang entah sejak kapan duduk disampingnya.

"Masih lama om? Sana ngantuk," bisik sana, dengan tatapan lurus kedepan menatap keluarga besar mereka sibuk dengan pembicaraan yang tidak ada ujungnya.

Pernikahan mereka sederhana sesuai keinginan dahyun, malu satu dunia tau seorang kim dahyun menikah dengan anak SMA.

"Om,"

"Om, gak tau,"

"Yah gimana sih om, sana ngantuk."

Sontak dahyun bangkit dari tempatnya, melangkah mendekat kearah keluarga besarnya. Kasian juga bocah kecil ini, karena anak dibawah umur sudah sepantasnya tidur jam segini.

"Yah, bund dahyun pamit," ujar dahyun.

Spontan semua mata tertuju kearahnya, dengan tatapan menggoda yang dahyun tau apa maksud dan tujuannya.

"Pengantin baru kayaknya udah gak sabar tidur berduaan," celetuk lisa sepupu jauh dahyun.

Dahyun memilih diam, maniknya hanya fokus kearah kedua orangtuanya tanpa berniat membalas ucapannya. Lagian mereka berdua bukan suami-istri pada umumnya, lebih tepatnya ponakan yang di titipkan ke pamannya.

"Emang harus tinggal berdua hyun?" tanya tifanny bunda dahyun dengan nada kecewa.

Spontan dahyun duduk disamping ibundanya, memeluk tubuh wanita paruh baya itu dengan erat. Sebenarnya dahyun tidak tega, apalagi hanya dia anak satu-satunya keluarga kim. Tapi masalahnya dahyun takut orangtunya tau kehidupan pernikahannya, apalagi mereka berdua belum terbiasa satu sama lain.

"Maaf yah bund," lirih dahyun.

"Gak papa, asal jangan lupa pulang ke rumah. Jaga istri kamu, sana anak baik-baik loh hyun jangan kamu sakiti," nasehat tifanny

Dahyun hanya mengangguk kan kepala, melepaskan pelukannya beralih menyalim ibu dan ayahnya secara bergantian.

"dahyun pamit, ayah sama bunda jaga kesehatan. Dahyun usahain mampir ke sini kalo ada waktu,"

Kedua orangtua dahyun hanya mengangguk kan kepala, beralih menatap sana yang tersenyum lebar kearah mereka berdua. Anak tetangga sekaligus anak sahabat mereka, sekarang menjadi menantu. Rasanya aneh apalagi sana masih SMA.

Tapi mereka rasa sana cocok dengan Dahyun, pria perjaka tua entah mengapa tidak tertarik menjalin hubungan dengan wanita selama ini. Untung tragedi beberapa hari yang lalu terjadi, kalo tidak mereka tidak tau kapan putranya akan menikah. Padahal umur mereka sudah terbilang tua, sudah sepantasnya memiliki cucu.

"sana nurut kata suami, bunda percaya sama kamu. Kalo suami kamu nakal, cubit aja," bisik tifanny.

Sana hanya tertawa kecil, menyalim keluarga besar mereka satu persatu dan berlalu keluar dari rumah mertuanya mengikuti dahyun masuk kedalam mobil.

"Kita mau kemana om?"

Hening tidak ada sahutan, dahyun fokus menyetir tanpa berniat membalas ucapannya.

Minatozaki Sana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang