12

268 40 5
                                    

Jemari dahyun melayang di udara, tatapannya kosong prasangka buruk yang sempat singgah di benaknya lenyap seketika. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun kembali duduk ke tempat semula, menatap layar komputer dengan pikiran yang berantakan.

"Why? apa anda kesurupan? saya jadi takut," ucap Felix, menyadarkan lamunan dahyun.

Siempunya hanya diam, kembali melanjutkan kegiatannya tanpa memperdulikan felix yang masih setia duduk dihadapannya.

"Menurut anda apa nona cantik?" tanya Felix penasaran.

"Lumayan,"

"Saya beb?"

"B*nci,"

"Terimakasih sir, i'm so beautiful."

Dahyun hanya menghela napas panjang, melihat tingkah pria yang satu ini. Padahal dari sisi manapun tidak sedikit pun terlihat cantik, malah aneh. Lagian Tuhan menciptakan pria menjadi tampan, bukan cantik. Tapi yasudah lah, lebih baik dibiarkan asal tidak menggangu ketenangannya.

Sekejap hening, yang terdengar hanya bunyi keyboard bersahutan dan suara pulpen felix yang bergerak di atas kertas putih. Detik, menit berlalu mereka berdua sibuk dengan urusan masing-masing.

Hingga terdengar ketukan, bersahutan knop pintu berputar menampakkan sana dengan senyuman lebar dibibirnya.

Cantik satu kata yang terlintas dalam benak dahyun. Gadisnya terlihat cantik hari ini, tubuh rampingnya dibalut dress selutut berwarna merah maroon, rambut panjang tergerai dan kaki hanya di alasi sandal jepit. Tidak ada nyambungnya sama sekali.

"Hai, om."

Hening, tidak ada sahutan. Dua manusia yang ada di ruangan itu hanya diam dan fokus kearahnya, dengan tatapan yang berbeda.

Padahal sana tidak melakukan apa-apa, hanya berdiri di depan pintu dengan senyuman lebar, yang sayangnya menarik perhatian dua manusia itu.

"Om,"

Spontan dahyun tersadar dari lamunannya, menaikkan alisnya menatap sana dengan tatapan yang sulit diartikan.

"sana boleh masuk?"

"Hm,"

Senyuman di bibir pink itu semakin mengembang, melangkah masuk kedalam membawa kantong plastik besar. Dengan langkah lebar mendekat kearahnya, duduk diatas pangkuannya tanpa memperdulikan felix.

"Om, udah makan siang?"

Hening tidak ada sahutan. Dua pria itu kembali bungkam dengan seribu bahasa.

Felix masih setia menganggumi gadis cantik itu, yang s*alnya istri muda sahabatnya dan dahyun terkejut dengan perlakuan gadisnya.

"Sebenarnya yang aneh apa sih? tempat ini apa orangnya? Mulai dari tadi diam mulu, bikin kesal. OM DAHYUN!" teriak sana.

Sontak dahyun tersadar dari lamunannya, di ikuti felix bangkit dari tempatnya terkejut mendengar teriakkan itu.

"KALIAN KENAPA SIH? SANA BUKAN NYAMUK OM, ASTAGA BENAR-BENAR KELAKUAN ORANGTUA YANG SATU INI!"

"Jangan teriak-teriak!"

"Om yang duluan,"

"Yah, kenapa jadi saya?"

"sana datang, bukannya di sambut ini malah melamun."

Felix mengulum senyum, menatap wajah dahyun menahan kesal setengah mati.

"Sir,"

Spontan pasangan suami-istri itu beralih kearahnya, menatapnya tajam seakan siap menerkam nya.

Minatozaki Sana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang