Entah apa yang terjadi, Dahyun diam berlalu masuk kedalam kamarnya bahkan terdengar pintu dibanting cukup kencang. Padahal sana tidak melakukan apa-apa, dasar pria itu saja yang selalu aneh.
Tapi sayangnya bukan dahyun yang aneh, tingkahnya saja yang diluar pikiran. Dahyun tidak habis pikir dengan tingkah nya, semakin hari tingkah nya semakin aneh, entah bagaimana caranya mengubah manusia menjadi manusia sebenarnya.
Karena sana bukan manusia, bahkan mengaku anak setan.
"Astaga, dunia pernikahan memang begini? lebih baik pisah kalo begini ceritanya."
Dahyun melempar asal kemeja putihnya, berlalu masuk kedalam kamar mandi berdiri tepat di bawah air shower.
Tubuhnya panas dalam sekejap, hanya melihat pemandangan itu. Ditambah kepala pusing melihat keramaian.
Hidup monoton itu kembali lagi seperti semula, malah semakin rumit. Andai waktu bisa di putar kembali, Dahyun memilih mati bersama gadis pujaan hatinya, daripada bertahan hidup seperti saat ini. Entah apa rencana sang pencipta kedepannya, tapi dahyun harap bukan cobaan hidup seperti beberapa tahun yang lalu.
Percikan air bersahutan napas memburu terdengar di dalam kamar mandi, detik menit berlalu dahyun masih setia berdiri di bawah air shower. Hingga rasa ngantuk menyerang, baru dahyun menyudahi aksinya.
Meraih handuk yang mengantung di balik pintu kamar mandi, lalu dililitkan di pinggangnya dan memutar knop pintu.
"Om, ngapain di dalam? lama banget, om bisa sakit tau." omel sana tepat pintu terbuka, seraya bercakak pinggang di depan pintu kamar mandi.
Tanpa berniat membalas ucapannya, Dahyun melongos begitu saja masuk kedalam walk closet. Memakai pakaiannya secepat kilat.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya dahyun dingin, duduk di sofa menghadap kearah layar televisi tepat di samping gadisnya.
"Takutnya om b*nuh diri saking stres nya ngeliat kecantikan sana,"
"Kepedean kamu,"
Terdengar kekehan geli, dengan gerakan kilat sana naik keatas punggungnya memeluk erat lehernya, dengan kedua kaki melilit dipinggangnya.
"Ngantuk, om."
"Yaudah sana tidur, itu pintu keluar kalo kamu lupa." tunjuk dahyun kearah pintu.
"Om, ngantuk."
"Yah tidur."
"Om,"
"Apaan?"
"sana ngantuk,"
Terpaksa dahyun bangkit dari tempatnya, hendak melangkah keluar dari kamar sebelum tubuh ramping itu menahan pergerakannya.
"sana pengen tidur di situ, bukan di sana. Gak enak om tidur sendiri,"
Iya juga, sih. batin dahyun.
Tubuh ramping itu semakin erat memeluk punggungnya, dengan berat hati dahyun memutar tubuhnya melangkah kearah ranjang king size nya.
"Turun!"
"Gak mau, om tidur di sini juga. Gak enak om tidur sendiri,"
"Banyak alasan kamu,"
Sana tetap kekeh, tubuhnya setia bergelanyut dipunggung kekar itu tanpa berniat turun sesuai perintah siempunya.
"Jangan bandel,"
"Om, tidur sama sana di sini. Jangan di sofa,"
Emang siapa juga yang mau tidur di sofa, batin dahyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Minatozaki Sana
Romance"Belajar yang benar dulu. Masih di bawah umur, udah bahas yang begituan," "Oh, santai om dahyun. Sana udah legal, bikin cucu buat mama papa juga udah bisa," "Jangan ngomong yang aneh-aneh!" "Sana ngomongin masa depan nih om, lagian om udah tua udah...