Bab 4 Dusta

3 1 0
                                    

Saat ini Manda dan Mia sedang berada di kantin, mereka sedang beristirahat.

"Manda, kamu ngizinin Alex buat deketin cewek lain? kayak drama banget deh. Terus kalau misalnya Alex jatuh cinta beneran sama tu cewek sombong gimana?"

"Nggak lah, mana mungkin pacar gue bisa nyeleweng ke orang lain? dia itu udah jatuh cinta banget sama gue," kilah Manda, merasa percaya diri dengan ucapannya. Dia sangat yakin.

"Tapi bisa aja lho, yang namanya Vani itu kan ceweknya cantik, punya prestasi bagus dan reputasi baik. Kayaknya emang se-karismatik itu deh." Mia berkata jujur dan sedikit khawatir dengan tindakan sahabatnya.

"Kamu ngapain sih dari tadi bahas si Vani mulu? gue jadi eneg, mau muntah denger namanya." Kembali Manda menunjukan wajah kesalnya. Tapi Mia terus berceloteh, pasalnya dia amat penasaran sama perseteruan mereka. Sudah seminggu Manda dan Alex meneror Vani. Tapi perempuan itu terlihat baik-baik saja. Dan malah Manda yang ternyata masih kena hukuman. Dia sering terlambat ke sekolah. Hanya saja hukumannya ringan. Paling hanya dipanggil, diceramahi, terus semuanya beres. Dan yang terakhir kali dia bener-bener kena hukuman, saat anggota osis bernama Vani yang menanganinya lagi.

"Nggak bisa baik-baik aja gitu diberesin? Kekanak-kanakkan deh cara lo, kayak kelakuan anak smp." Mia makin berceloteh ria sambil memakan kentang goreng yang sudah tersaji di atas piring sejak tadi.

"Nggak bisalah Mi..., kalau dia udah urusan sama gue, maka urusan itu harus bener-bener selesai. Harus tuntas semuanya. Masa ada orang yang berani hukum gue dibiarin begitu aja?"

"Emang rencana lo selanjutnya beneran yang itu? nyuruh pacar lo buat pura-pura jatuh cinta ke si Vani terus kalau tu cewek udah cinta harus ditinggalin?" desak Mia, masih penasaran dengan rencana sahabatnya.

"Itu bukan rencana gue Mii, gue nggak pernah tuh nyuruh Alex deketin si Vani. Gue cuma bilang si Vani mesti ngerasain apa yang gue rasain. Udah terlanjur benci banget gue sama tuh cewek," sungut Manda.

"Terus Alex bilang apaan sama lo sampe dia mau ngedeketin Vani cuma buat bikin dia sakit hati?" Mia memasang wajah serius, hal ini mulai menarik baginya.

"Alasan ini sebenarnya yang bikin gue ragu. Lo tahu sendiri kalau Alex tipikal cowok yang selalu ngerasa tertantang. Saat dia tahu teror kertas nggak ngehasilin apa-apa, dia mulai merasa tertarik deketin cewek itu. Mungkin naluri playboy kali ya, waktu dia pacaran sama gue aja, pernah dua kali selingkuh dibelakang. Tapi kali ini gue yakin dia udah berubah." Manda menghembuskan nafas kasar. Kemudian menyendokkan es serut ke mulutnya.

"Dia nggak kelihatan juga hari ini. O iya, Manda lo tahu acara pensi yang sebentar lagi mau diadakan? katanya sih kali ini acaranya nggak terfokus di stage," lanjut Mia. Gadis berambut ikal itu mengganti topik pembicaraan. Dia mengingat sesuatu yang dia baca di papan pengumuman tadi pagi.

"Iya gue juga udah baca, kali ini acara pensi dilakukan oleh siswa kelas masing-masing," tambah Manda.

Manda adalah gadis cantik, putri pengusaha, dan juga cerdas. Hanya saja dia sedikit pendendam dan selalu ingin kemauannya tercapai. Tapi pada dasarnya dia gadis yang cukup baik.

Acara pensi yang biasanya terpusat di satu tempat (di panggung), kali ini acara dilakukan di seluruh area sekolah dengan memanfaatkan organisasi kelas masing-masing.

Usulan dari Vani dan anggotanya tidak diterima oleh ketua osis. Karena hal itu dianggap akan membatasi siswa menikmati acara pensi. Maka dari itu ketua osis yang menjabat tahun ini mempunyai ide untuk melakukan acara pensi di kelas masing-masing. Dengan begitu setiap kelas akan membuat pentas, kemudian siswa dari kelas lain akan mengunjungi satu-persatu acara. Memang terdengar rumit bila dijelaskan, tapi acara ini dijamin akan lebih meriah. Begitu kata ketua osis.

Hate Me OkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang