Hari ini Vani, Aime, dan beberapa anggota seksi bidang keamanan akan menuliskan nama-nama relawan acara pensi. Ada delapan belas kelas yang akan didatangi mereka. Kemudian menurut hasil rapat Vani dan Aime mendapat tugas untuk mencatat kelas sepuluh. Pagi-pagi sekali mereka sudah standby di sekolah. Begitupun dengan Alex, dia sudah berada di sekolah sebab mempunyai rencana bersama Niko, Manda, dan Mia.
"Tumben datangnya pagi banget?" Pagi-pagi Mia sudah berceloteh pada sahabatnya.
"Kalau gue kena hukuman bersihin toilet lagi, gue bersumpah bakalan ngajakin lo!" Seperti biasa ucapan gadis bernama Manda itu sangat sarkas.
"Pagi sayang!" Alex menghampiri mereka di kantin. Alex mencubit pipi Manda karena gemas, kemudian memberi minuman rasa strawberry, rasa kesukaan Manda.
"Dari kemarin nggak kelihatan, gue yakin kamu lagi ngedeketin cewek osis itu!" Niko juga datang kesana. Dia berjalan ke arah Alex dan seperti biasanya penampilan Niko sangat 'berantakan', beberapa aksesoris dipasang di telinga, tangan, jari dan rambutnya dikuncir kecil ke arah belakang. Penampilan yang nyentrik dan memalukan dalam pandangan Manda, namun sangat keren di kalangan beberapa perempuan.
"Jadi apa sih yang mau lo lakuin?" tanya Manda kepada Alex.
"Bukan lo ya sayang, Inget itu!" Alex mengingatkan Manda agar lebih menjaga bicaranya terhadap dia. "Kita akan buat pensi lebih heboh dengan bom air." Alex mulai menjelaskan kemudian menambahkan kalimatnya, "kita akan merancang bom air untuk diletakkan di tiap kelas. Kemudian saat masing-masing kelas sedang melakukan pertunjukan, kita akan meledakkannya." Alex tersenyum miring membayangkan aksinya.
"Emang apa tujuan lo bikin yang kayak gitu? bahaya nggak sih?" timpal Niko sambil membenahi kunciran rambutnya.
"Nggak bahaya, paling efeknya cuma kena cipratan air. Terus tujuan gue ngelakuin ini, tentu aja buat bikin seksi keamanan kewalahan dengan kehebohan ini. Gue yakin kalau rencana ini berhasil, pensi bakal berantakan."
"Tapi menurut gue itu keterlaluan sih, kalau targetnya cuma seksi keamanan. Soalnya dengan cara lain kan juga bisa, tanpa ngelibatin siswa lain." Mia ikut nimbrung pada pembicaraan. Dan di detik berikutnya dia menarik kembali kata-katanya itu, karena merasa ngeri dengan tatapan Alex.
Sedangkan Niko hanya mengikuti alur pembicaraan Alex. Sebetulnya ada hal lain yang tidak Alex ungkapkan pada teman-temannya. Dan itu sebuah rahasia yang harus ditutup rapat.
"Sayang, aku itu nggak peduli dengan ngerusak acara pensi. Tapi kalau itu bikin si Vani kesulitan aku ngerasa seneng banget." Manda memegang lengan Alex, manja.
"Kapan kita akan membuat bom air itu? terus lo bisa kan ngerakitnya? gue nggak mau tanggung jawab kalau alatnya gagal," sergah Niko kembali ke topik pembahasan.
"Kita akan mulai merakitnya besok sore di ruang sains. Soal sains serahkan semuanya ke gue," jawab Alex penuh percaya diri.
"Kenapa di ruang sains?" Manda angkat bicara karena menganggap itu agak aneh. Alasannya bisa saja mereka ketahuan dan tertangkap
"Justru itu hal yang bagus, setidaknya orang akan berpikir kita sedang latihan sains. Dan mereka akan dengan mudah memberikan kunci laboratorium kepada tuan putri." Niko memandangi Manda dengan tatapan santainya.
"Iya, soal itu serahin aja ke gue," balas manda, bersedia meminjam kunci laboratorium.
"Terus buat lo, buatin pengajuan supaya kita diizinin ngegunain ruangan itu." Alex memerintah Mia yang sejak tadi terdiam.
"Kenapa harus gue? kalau soal begituan Manda juga bisa," kilah Mia yang keberatan dengan tugas yang Alex berikan.
"Soalnya cuma lo yang nggak pernah punya kasus di sekolah ini." Niko membeberkan alasannya dan dia sudah tahu intisari dari pertemuan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Me Ok
Ficção Adolescente"Aku adalah seorang pendusta, jika aku mengatakan iya artinya adalah tidak dan jika aku mengatakan tidak artinya adalah iya. Aku adalah seseorang yang terlahir dengan tindakan pengecut, rasanya aku tidak berani melakukan apapun. Aku takut saat berad...